MUJAHIDDAKWAH.COM, BOGOR — Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA memaparkan hasil pertemuan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam dengan Presiden Prabowo Subianto di kediamannya.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam tersebut dihadiri 16 ormas Islam besar, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Wahdah Islamiyah.
Menurut Ustaz Zaitun, inisiatif pertemuan itu datang dari ormas Islam yang sejak lama menginginkan dialog dengan Presiden terkait isu Palestina dan kondisi bangsa.
“Ini berangkat dari rasa tanggung jawab ormas terhadap bangsa dan negara. Alhamdulillah, gayung bersambut dan Presiden langsung memberikan waktu,” ujar Ustaz Zaitun dalam dalam program “Apa Kabar Indonesia Pagi” TV One melalui telewicara daring, Senin (01/09/2024).
Dalam dialog, Presiden Prabowo memaparkan berbagai langkah yang telah ditempuh pemerintah, mulai dari penghematan anggaran hingga program pemerataan ekonomi.
“Bapak Presiden menjelaskan banyak hal yang mungkin belum sampai ke masyarakat, seperti upaya memangkas kesenjangan sosial dan pemberdayaan ekonomi rakyat,” jelasnya.
Selain mendengarkan penjelasan Presiden, para pemimpin ormas juga menyampaikan masukan terkait isu nasional dan internasional.
Salah satu penekanan ormas adalah pentingnya menjaga ketenangan masyarakat di tengah situasi politik yang dinilai cukup panas di beberapa daerah.
“Kami menghimbau semua anggota ormas, yang jumlahnya puluhan juta, untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi. Aspirasi masyarakat harus tetap disalurkan, tetapi dengan cara damai dan konstruktif,” tegas Ustaz Zaitun.

Ketika ditanya terkait opsi aksi damai, ia menegaskan bahwa ormas Islam tetap membuka kemungkinan tersebut selama dilakukan dengan tertib.
“Unjuk rasa atau doa bersama adalah hal baik, asalkan kita waspada terhadap pihak-pihak yang bisa memanfaatkan situasi demi kepentingan tertentu,” tambahnya.
Pertemuan ini dinilai menjadi momentum penting dalam mempererat komunikasi antara pemerintah dan ormas Islam, sekaligus memperkuat peran kebangsaan ormas dalam menjaga stabilitas nasional serta mendukung isu kemanusiaan global, khususnya Palestina.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menegaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung produktif, jujur, dan penuh makna.
Menurutnya, ormas Islam memiliki kekuatan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia, baik dalam masa perjuangan kemerdekaan maupun dalam mengisi pembangunan pascakemerdekaan.
“Kami memiliki pandangan yang sama bahwa persatuan, keutuhan, dan masa depan bangsa harus terus kita jaga bersama. Demokrasi adalah ruang aspirasi, namun harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan keadaban,” ungkap Prof Haedar setelah berjumpa dengan presiden Prabowo, Sabtu (30/8/2025).
Hal senada disampaikan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Ia menyebut dialog ini sebagai komunikasi “dari hati ke hati” yang bertujuan memahami kondisi bangsa terkini. Menurutnya, kebersamaan antara pemerintah dan ormas Islam menjadi kunci menjaga stabilitas sosial di tengah dinamika politik dan tantangan global.
Laporan: Media UZR
Editor: Admin MDcom