Virus PANDEMI corona menggucang berbagai sendi kehidupan. Beragam himbauan dari banyak pihak datang silih berganti. Isinya dibuka senada, baik di media cetak, elektronik, dan online. Salah satunya adalah hidup bersih.
Menjaga kebersihan adalah ajaran yang sudah didengungkan oleh Islam. Sebagai penganutnya sudah menjadi kelaziman untuk kita amalkan. Setelah empat belas lalu Nabi Muhammad ﷺ tampil dengan membawa contoh budaya hidup bersih. Kebersihan menjadi perintah dan setengah dari ajaran agama kita.
وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ
” Dan sungguh Allah menyukai orang-orang yang bersih .” (QS: Di Taubah: 108)
Dari Abu Hurairah Rasul ﷺ bersabda:
تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ َ َ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ
Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu yang bisa kamu lakukan. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih. ” (HR Ath-Thabrani).
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ “. أخرجه مسلم (211
“Kebersihan separuh dari keimanan. Dikeluarkan (HR Muslim).
Nabi juga mengingatkan dalam sabdanya yang lain, ” Dilakukanlah olehmu kebersihan semampu yang bisa kalian lakukan, sebab Islam teguh atas dasar kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.”
Berikan tanggapan yang tersurat dalam lembaran buku yang menjadi bukti. Dalam buku Muhammad: al-Insaan al-Kaami l yang ditulis oleh Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki, menyetujui cara Nabi dalam mendukung perhatian terhadap kebersihan.
Jadi, seyogyanya kita pindah sementara wabah telah berlalu, pada akhirnya.
Pertama , kebersihan badan. Apa yang Nabi lakukan untuk menjaga kebersihan badan? Mandi setiap hari, rajin mencuci tangan khusus sebelum dan sesudah makan serta membersihkan segala kotoran yang melekat pada badan lipatan. Untuk membersihkan kebersihan pula dia sering mencukur kumis, memotong kuku-kuku jemari, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu di sekitar daerah yang terkena.
Dalam hadis yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha :
عشر من الفطرة قص الشارب وإعفاء اللحية والسواك واستنشاق الماء وقص الأظفار وغسل البراجم ونتف الإبط وحلق العانة وانتقاص الماء قال زكرياء قال مصعب ونسيت العاشرة إلا أن تكون المضمضة
“Ada sepuluh hal termasuk bagian dari fitrah atau kesucian, yaitu memotong kumis, mengalahkan jenggot, bersiwak, menghirup udara dengan hidung (istinsyaq), memotong kuku, membasuh sendi-sendi tulang jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu, dan istinja” dengan udara ” . ” Zakaria berkata bahwa Mu’shob berkata, “Aku lupa yang kesepuluh, aku yang suka kesepuluh berkumur-kumur. “(HR. Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi, An-Nasai Ibnu Majah)
Kedua , menjaga kebersihan rambut. Bagaimana caranya? Mudah sekali dan mungkin tanpa kita sadari kita telah melakukan namun tanpa berniat mengikuti dia. Yaitu, menyisir rambut dan menuangkan minyak di atas. Sahabat Anas, pelayan Nabi ﷺ, berkata: “Rasulullah senantiasa berminyak rambut dan selalu menyisir jenggotnya.”
Ketiga , beliau. Yang dia lakukan untuk hal ini adalah memakai celak mata. Sahabat Abdullah bin Abbas menyajikan sebuah berita tentang Nabi ﷺ setiap malam memakai celak, tiga kali di mata kanan dan tiga kali di mata kiri.
Disebutkan sebagai Nabi ﷺ yang sering dilakukan, sebagian besar setiap kali dihabiskan untuk tidur. Dalam hadis publikasi Imam Ahmad, dari Abdullah bin Abbas, dia berkata;
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكتحل بالإثمد كل ليلة قبل أن ينام وكان يكتحل في كل عين ثلاثة أميال
Sesungguhnya Nabi ﷺ bercelak dengan istmid (batu hitam yang biasa digunakan untuk bercelak), setiap malam tetkala meminta tidur, dan dia bercelak tiga kali pada setiap kacamata.
Keempat, kebersihan mulut. Contoh Nabi dalam membersihkan mulut dengan memakai tusuk gigi setelah makan. Dia juga mengucapkan takhliil (menyela-sela) gigi dengan cara berkumur, mensela tangan, dan dengan memasukkan udara ke dalam hidung.
Dia ﷺ bersabda, “ Sungguh baik manusia yang sering makan gigi berwudhu juga setelah makan, di berwudhu berwajah saat sembari berkumur-kumur, dan menghidupi udara ke dalam hidung serta dilengkapi dengan lubang-lubang jari. Malaikat sangat benci ketika melihat seseorang yang sedang mengerjakan salat sementara sisa makanan masih melekat di celah-celah giginya . ”
Nabi juga bersiwak untuk lebih menjaga kebersihan mulut ,. Dia bersiwak di beberapa kondisi, seperti dalam wudhu, meminta salat, akan tidur dan setelah bangun tidur. Di masa sekarang siwak bisa kita lakukan dengan menggunakan sikat gigi dengan niat bersiwakujui yang Nabi kerjakan.
Nabi ﷺ bersabda: السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ ”
“Siwak itu membersihkan mulut dan mendapat ridho Tuhan .” (HR. Nasa’I di sunannya)
Kebersihan yang tidak boleh dari perhatian Nabi adalah pakaian yang bersih. Ia memanggil rapi, bersih dan menyesuaikan dengan situasai. Seperti pakaian kompilasi di rumah berbeda tergantung pakaian saat berada di tengah umat, atau pakaian yang dikenakan di tengah pertempuran. Dia juga memakai pakaian khusus pada momen-momen spesial seperti: hari raya Idul Fitri, Idul Adha, atau hari Jumat.
Dia memakai pakaian sesuai dengan kondisi. Dia mengijinkan agar kita membeli pakaian dan kain untuk pakaian panjang. Larangan ini lebih ke pakaian pakai dari tetap dan tetap terjaga kebersihannya.
Memakai pakaian yang baik dan bersih adalah wujud mensyukuri nikmat Allah. “Bila Allah memberi nikmat kepada hamba-Nya, Dia suka melihat bekas nikmat yang diminta .” (HR. Baihaqi). Dalam sabda yang berbaring; “Setengah dari kehormatan mukmin kepada Allah, untuk kebersihan pakaiannya.” (HR. Abu Nu`aim)
Dari Jabir bin Abdullah berkata:
أتانا – رسولُ الله – صلَّى الله عليه وسلم – فرأى رجُلاً شعِثاً قد تفرَّقَ شَعرُهُ ، فقال: “أما كانانا َ ”ورأى رجُلاً آخر عليه ثيابٌ وسِخَة فقال:“ أَما كان ها يجدُ ما يَغسِلُ به ثوبَهُ؟ “. والحديث صححه الشيخ الألباني في السلسلة الصحيحة (493
“Rasulullah ﷺ datangi kami dan dia melihat seseorang berdebu dan rambutnya terburai. Maka beliau bersabda, “Apakah dia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat merapikan rambutnya. Dan dia melihat orang lain memakai baju kotor, maka dia bersabda, “Apakah dia tidak mendapatkan apa yang bisa mencuci bajunya.”
Tentang kebersihan Tetap di rumah . Tinggal di rumah. Inilah kalimat anjuran yang menjadi langkah untuk meminimalisir penyebaran virus. Kalau kita tinggal di rumah maka kita harus lebih memperhatikan kebersihan di sana. Beliau bersabda, “Bersihkanlah halaman rumahmu.” Inilah yang dilakuan oleh Nabi selama berlalu.
Yang tidak kalah pentingnya adalah kebersihan masjid. Sebagai tempat ibadah umat Islam, rumah harus dijaga dan dipahami kebersihannya agar jamaah yang beribadah nyaman dan betah tinggal di dalamnya. Jika sekarang muncul himbauan untuk salat di rumah untuk sementara waktu, hal itu hanya-bebas kerumitan massa yang bercampur antara yang sakit dengan yang sehat. Bukan karena faktor masjid, tapi lebih ke kerumunan massa.
Nabi ﷺ membersihkan masjid dari kotoroan yang paling kecil sekalipun. Ia tidak memberi kesan adanya kotoran di masjid, termasuk meludah. Inilah contoh kebersihan keenam yang Nabi praktikkan.
Nabi bersabda:
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وسلم ببنيان المساجد في الدور ، وأمر أن تنظف وتطيب “. أخرجه أحمد في “المسند” (26386) ، وصححه الشيخ الألباني في السلسة الصحيحة (2724)
“Rasulullah ﷺperintahkan untuk membangun masjid di perkampungan. Dan minta untuk membeli dan memberi wewangian. Dikeluarkan Ahmad di Musnad, (26386).
Demikianlah gambaran potret keteladan yang dipanggungkan oleh Nabi sebagai contoh dan langkah nyata bagi kita. Anjuran hidup bersih dengan mandi, rajin membawa tangan, membersihkan gigi, merawat rumah, masjid, sudah lama disampaikan jauh sebelum keberadaan wabah seperti sekarang ini.
Jika hari ini kita melakukan langkah-langkah mengatasi itu, niatkanlah untuk meneladani Nabi Muhammad, niscaya kita akan dapat dua perkara: pahala dan kesehatan.
*************
Penulis: Ali Akbar bin Aqil
(Pengajar di Pesantren Darut Tauhid, Malang)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)