Kata hijrah (هِجْرَةٌ) berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang memiliki arti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan. Hijrah juga memiliki beberapa arti termasuk proses hijrah Rasulullah dari kota Mekkah ke Madina. Namun makna hijrah yang saat ini difahami oleh masyarakat adalah proses perubahan menuju kebaikan dari yang sebelumnya berada dalam kesesatan.
Setiap manusia haruslah terus berproses menjadi baik, karena hijrah tak berhenti hanya sampai ketika kita menggunakan hijab yang syar’i, merubah penampilan untuk menutupi aurat. Hijrah adalah proses merubah diri untuk baik dan terus menjadi lebih baik setiap harinya.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
Terjemahnya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS al-Baqarah:218).
Setia yang berhijrah haruslah menjadikan Allah satu-satunya alasan dari setiap perubahan tersebut. Jangan berhenti dan merasa puas, karena proses hijrah akan berakhir disaat kematian menghampiri.
Merubah penampilan adalah langkah pertama dari setiap hijrah yang kita lakukan, karena yang utama adalah bagaimana perubahan pada diri menjadi lebih baik dari adab dan akhlak.
Tak sedikit diantara kaum muslimin setelah hijrahnya lalu kembali kepada masa gelapnya, padahal ia telah berjibaku melawan segala rintangan demi proses tersebut.
Inilah kenapa hijrah tak sekedar penampilan karena setiap kita pun mudah melakoninya, yang tersulit adalah bagaimana agar tetap kokoh menjaga benteng agar tak diruntuhkan oleh syetan.
Seorang yang melakukan hijrah tentu harus menjaga diri dari lingkungan yang dahulu menjerumuskan dan senantiasa memperhatikan dimana ia kelak melanjutkan proses hijrah, tempat dimana ia akan terus membenahi diri.
Seorang muslim juga harus terus menjaga niatnya agar senantiasa kepada-Nya. Sebagaimana dalam hadis, dari Umar bin al-Khattab berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda;
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
Artinya: “Perbuatan-perbuatan itu hanyalah dengan niat dan bagi setiap orang hanyalah menurut apa yang diniatkan. Karena itu, siapa yang hijrahnya itu kepada kerelaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya ialah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh keduniaan atau wanita yang bakal dikawininya, maka hijrahnya itu ialah kepada apa yang telah dihijrahi” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Jangan menunda hijrahmu yang sedang kamu niatkan, karena setiap proses yang kita jalani akan senantiasa dicatat oleh Allah sebagai amal kebaikan atau keburukan, jika tidak dalam ketaatan maka kita akan ditarik dalam pusaran keburukan.
Insya Allah segala proses kedepannya ada kemudahan. Allah tak mungkin meninggalkan hambanya yang ingin merubah diri kearah yang lebih baik, karena jika bukan sekarang maka kapan lagi?
Tak ada yang tahu kapan Allah akan menghentikan jatah usia seseorang. Hanya menunggu waktu kapan tiba dan semuanya berakhir. Maka sebelum semua terlambat maka mari berhijrah kepada hal yang lebih baik.
Penulis: Mukhlishah_SnKs
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com(Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)