MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Suasana khidmat terasa di Institut Agama Islam STIBA Makassar, Jumat (10/10/2025). Prodi Pendidikan Bahasa Arab sedang menjalani momen penting: asesmen lapangan dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik) yang direncanakan berlangsung hingga Sabtu besok.
Hadir dalam kegiatan ini dua asesor senior yang akan mengonfirmasi data dan penilaian prodi, yakni Prof. Dr. H. Wahidul Anam, M.Ag. (Rektor UIN Syekh Wasil Kediri) dan Dr. Nana Jumhana, M.Ag. (Wakil Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
Rektor IAI STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D. dengan haru menyampaikan rasa syukurnya.
“Ini adalah sejarah penting bagi kami. Setelah prodi tertua kami, Perbandingan Mazhab yang selama ini menjadi ikon STIBA, kini giliran Prodi Pendidikan Bahasa Arab,” ujarnya.
Ustaz Akhmad Hanafi menjelaskan, nama STIBA sendiri adalah singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab.
“Selalu ditanya sejak dulu, kapan ada Bahasa Arabnya? Padahal itu sudah menjadi nilai kami,” katanya sambil tersenyum.
Ia berharap proses asesmen ini membawa berkah dan menjadi langkah strategis pengembangan prodi yang telah berjalan selama tiga tahun.
“Kami siap menerima masukan, kritikan, bahkan peringatan dari para asesor. Kadang kita merasa sudah baik secara internal, tapi perlu pandangan dari luar,” tambahnya.
“Dibandingkan prodi lain, ini termasuk yang trennya cukup lumayan. Bahkan kami sampai menolak beberapa calon mahasiswa karena menjaga kapasitas dan rasio,” ungkap Ustaz Akhmad Hanafi.
Prof. Wahidul Anam membawa suasana lebih cair dengan gaya komunikasinya yang hangat. Ia berbagi pengalaman bahwa kemarin juga baru menjalani asesmen di kampusnya sendiri. “Jangan dikira saya cuma menilai. Saya juga dinilai, walaupun saya rektor,” katanya sambil tertawa.
Menurutnya, asesmen lapangan pada dasarnya adalah konfirmasi data yang sudah ditulis. “Biasanya di perguruan tinggi, kita punya banyak hal bagus tapi sering terlupakan saat menulis. Makanya nanti kalau ada data tambahan, tolong disampaikan agar bisa memberikan nilai tambah,” jelasnya.
Yang menarik, Prof. Wahidul memberikan perbandingan unik tentang mengelola perguruan tinggi negeri dan swasta.
“Kalau negeri itu seperti kereta api, jadwalnya jelas, berhentinya jelas, tidak bisa menurunkan penumpang di tengah jalan. Tapi kalau swasta itu seperti angkot, berangkat sewaktu-waktu, bahkan belok tanpa aba-aba juga tidak masalah,” ujarnya yang disambut tawa hadirin.
Ia bahkan memberikan saran provokatif kepada Rektor.
“Swasta itu harus punya utang. Kalau tidak punya utang, kurang nikmat. Utangnya harus banyak, minimal miliaran rupiah!” katanya setengah bercanda.
“Tapi kalau negeri tidak boleh berutang. Ini keunggulan swasta, lebih mudah berinovasi dan berkembang.”
Prof. Wahidul menjelaskan pembagian tugas selama asesmen. Ia akan fokus pada borang, sementara Dr. Nana Jumhana akan menangani wawancara dan micro teaching dengan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, mitra, serta calon pengguna lulusan.
“Insyaallah kita selesaikan hari ini. Besok tinggal visit ke sarana prasarana. Semoga sebelum Zuhur sudah bisa tutup dengan berita acara,” harapnya.
Dengan semangat yang sama, seluruh civitas akademika Prodi PBA IAI STIBA Makassar siap menjalani rangkaian asesmen demi meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kontribusi maksimal untuk agama, bangsa, dan umat.
Laporan: Humas STIBA Makassar