Bismillah, alhamdulillah washsholatu wassalaamu’ala Rasulillah
Tidak ada satu manusia di muka bumi ini melainkan ia pasti terjatuh dalam kesalahan. Tabiat manusia yang merupakan sunnatullah. Hikmahnya, karena Allah ingin memperlihatkan pada hamba-hambaNya bahwa Dia adalah Rabb yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang.
Banyak sebab manusia melakukan kesalahan. Ada yang karena ketidaktahuannya, karena menghindari kesalahan yang lebih besar, karena ingin memperbaiki hubungan manusia yang sedang bermusuhan, dalam benaknya ia melihat ada maslahat besar lain yang ingin ia capai dengan melakukan dosa yang kecil, dan begitu banyak sebab lainnya.
Oleh karena itulah, para salaf mewasiatkan agar kita harus selalu berbaik sangka pada saudara kita, dan berupaya mencarikan untuknya uzur, tidak berburuk sangka lalu menganggap sangkaan itu sebagai kebenaran yang layak disebar luaskan. Akhirnya, kedustaan yang disebar.
Ini satu hikmah dari sabda Nabi Shallalllahu ‘alaihi wasallam:
إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث
Jauhilah buruk sangka, karena sesungguhnya ia adalah perkataan yang paling dusta. (Muttafaq ‘alaihi)
Diriwayatkan oleh imam al-Baihaqi bahwa Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata:
إذا بلغك عن أخيك الشيء تنكره، فالتمس له عذرًا واحدًا إلى سبعين عذرًا، فإن أصبته، وإلا، قل: لعل له عذرًا لا أعرفه.
“Jika sampai padamu berita mengenai saudaramu tentang sesuatu yang engkau ingkari, maka carikan baginya satu uzur hingga tujuh puluh uzur, semoga ada yang sesuai dengannya dari uzur itu, jika tidak, maka katakan “Mungkin saja ada uzur baginya yang tidak aku ketahui”.
Senada dengan kaliamat di atas, diriwayatkan pula oleh imam Ibnu Asakir juga, dari Ibnu Sirin rahimahullah dia berkata:
إذا بلغك عن أخيك شيء فالتمس له عذرًا، فإن لم تجد له عذرًا فقل: لعل له عذرًا.
Jika sampai padamu berita mengenai saudaramu tentang sesuatu yang engkau ingkari, maka carikan baginya uzur. Jika engkau tidak mendapatkan baginya uzur itu, maka katakan “Mungkin saja ada uzur baginya yang tidak aku ketahui”.
Demikianlah sikap para salaf ketika menyikapi berita saudara mereka tatkala melakukan kesalahan. Mereka tidak langsung berburuk sangka lalu menyebar dusta agar orang menjauhinya.
Tidak, salaf mengajarkan kita tidak begitu.
Mereka selalu berbaik sangka pada saudaranya. Sebab mereka memahami bahwa ada keadan-keadaan dimana Allah membiarkan hamba-Nya untuk terjatuh dalam dosa. Hikmahnya, untuk memperlihatkan begitu luasnya ampunan Allah.
Benar apa yang dikatakan imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah:
أن الله -سبحانه- إذا أراد بعبده خيرا أنساه رأية طاعته ورفعها من قلبه ولسانه، فإذا ابتلي بالذنب جعله نصب عينيه ونسي طاعته وجعل همه كله بذنبه فلا يزال ذنبه أمامه إن قام أو قعد أو غدا أو راح فيكون هذا عين الرحمة في حقه كما قال بعض السلف : إن العبد ليعمل الذنب فيدخل به الجنة ويعمل الحسنة فيدخل بها النار. قالوا وكيف ذلك؟ قال : يعمل الخطيئة فلا تزال نصب عينيه كلما ذكرها بكى وندم وتاب واستغفر وتضرع وأناب إلى الله وذل له وانكسر وعمل عملا فتكون سبب الرحمة في حقه. ويعمل الحسنة فلا تزال نصب عينيه يمن بها ويراها ويتعدها على ربه وعلى الخلق ويتكبر بها ويتعجب من الناس كيف لا يعظمونه ولا يكرمونه ويجلونه عليها فلا تزال هذه الأمور به حتى تقوى عليه آثارها فتدخله النار فعلامات السعادة أن تكون حسنات العبد خلف ظهره وسيئاته نصب عينيه . وعلمات الشقاوة أن يجعل حسناته نصب عينيه وسيئاته خلف ظهره والله المستعان
Bahwasanya, jika Allah subhanahu wata’ala menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, Dia akan membuat hamba itu lupa pada pandangan ketaatan pada-Nya, lalu mengangkat itu dari hati dan lisannya. Hingga apabila hamba itu telah diuji dengan satu dosa, ia akan menjadikan dosa itu selalu berada di pelupuk matanya, ia melupakan semua ketaatannya (karena mengira dirinya akan binasa-pent), lalu ia menjadi sedih karena dosa yang ia lakukan itu. Akhirnya, ia terus memikirkan dosa itu, serasa dosa itu selalu berada di hadapannya, apabila ia berdiri, duduk, pulang ataupun pergi. Oleh karenanya, hal inilah yang menjadi sebab rahmat baginya.
Sebagaimana perkataan para salaf: “Sesungguhnya ada hamba yang melakukan dosa, namun dengannya ia bisa masuk surga, ada juga seseorang yang melakukan kebaikan, namun justru dengannya ia masuk ke dalam neraka.”
Orang-orang berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
Dia berkata (salaf-pent) : “Dia melakukan kesalahan hingga merasa bahwa kesalahan itu selalu berada di pelupuk matanya. Akhirnya, setiap kali ia mengingatnya, ia menangis, menyesal, bertaubat, ia beristighfar, merasa iba, kembali kepada Allah, ia merasa hina hingga ia merasa akan binasa. Iapun melakukan amalan-amalan yang menjadi sebab mendapat rahmat-Nya.
Sedang yang melakukan kebaikan itu, ia melihat kebaikan yang ia lakukan senantiasa berada di pelupuk matanya. Ia menyebut-nyebutnya, merasa riya hingga melampaui batas terhadap Rabbnya dan kepada makhluk. Ia pun sombong, dan merasa heran ketika orang-orang tidak mengagungkan dan tidak memuliakannya. Perkara buruk ini senantiasa menjadi bagian dari perangainya, hingga pengaruhnya menjadi lebih kuat padanya, lalu memasukkannya ke dalam neraka.
Maka tanda-tanda kebahagiaan adalah ketika seorang hamba menjadikan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya serasa berada di belakangnya sedang kesalahan-kesalahannya berada di pelupuk matanya. Adapun tanda-tanda kebinasaan adalah ketika seseorang menjadikan kebaikan-kebaikannya selalu berada di pelupuk matanya, sedang kesalahan-kesalahannya berada di belakanngnya (melupakannya). Hanya kepada Allah lah tempat kita memohon pertolongan. (Miftaah Daari as-Sa’adah: 402.)
Manusia yang berhati kotor, amat gemar membicarakan aib dan kesalahan saudaranya. Ia mengira dengannya akan selamat. Sementara, boleh jadi tangis penyesalan saudaranya telah mampu mencapai langit ke tujuh hingga membuka pintu-pintu Rahmat Rabbnya.
Begitulah para salaf mengajari kita, dan begitulah sifat guru-guru kami di Wahdah Islamiyah ketika mengajarkan akhlak kepada kami.
Semoga Allah senantiasa merahmati kita dan menunjukkan jalan terbaik menuju surgaNya. Aamiin.
***********
Penulis: Muhammad Ode Wahyu al-Munawy, SH.
(Pembina Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’am an-Nail, Alumni Jurusan Syariah Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum Islam STIBA Makassar dan Kontributor mujahiddakwah.com)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)