Ulama Al-Azhar Mesir, Syeikh Mutawalli Sya’rawi, dalam syarahannya pernah menjelaskan syarat utama kembalinya Masjid Al-Aqsha kepada umat Islam sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an. Beliau menegaskan selain bahwa kemenangan umat Islam tidak akan datang kecuali bila mereka kembali kepada Allah sebagai hamba-hamba-Nya yang sejati.
Dalam sebuah ceramah, Syeikh Sya’rawi menafsirkan firman Allah dalam Surah Al-Israa ayat 104:
وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الْأَرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا
“Dan Kami katakan kepada Bani Israil, ‘Tinggallah kamu di bumi itu, kemudian apabila datangnya janji Allah yang terakhir, Kami datangkan kamu dengan bercampur-aduk.’” (QS. Al-Israa: 104)
Menurut beliau, ayat ini menggambarkan bahwa Allah telah menetapkan Bani Israil untuk menempati bumi itu dalam satu masa, dan ketika datang janji terakhir, Allah sendiri yang akan mengumpulkan mereka dari berbagai penjuru dunia.
“Ayat ini menegaskan bahawa segala urusan bumi adalah di bawah kekuasaan Allah. Dialah yang memberi, mengambil, meninggikan, dan merendahkan. Tidak ada kekuasaan kekal kecuali kekuasaan-Nya,” jelas Syeikh Sya’rawi.
Syarat Kemenangan Umat Islam
Beliau menjelaskan, Masjid Al-Aqsha tidak akan kembali kepada umat Islam hanya dengan kekuatan politik atau militer saja, tetapi dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah.
“Masalah Masjid Al-Aqsha bukan masalah bangsa Arab, bukan masalah sejarah, tetapi masalah iman dan Islam. Masjid itu hanya akan kembali bila umat Islam kembali menjadi ‘ibadullah’ (hamba-hamba Allah) yang sebenar-benarnya,” tegasnya.
Syeikh Sya’rawi mengingatkan bahwa ketika umat Islam jauh dari perintah Allah, mereka kehilangan kekuasaan dan kehormatan. Namun ketika mereka kembali kepada Allah, janji kemenangan akan berlaku.
Beliau menambahkan, “Jika kita menjadi hamba Allah, tidak ada yang dapat mengalahkan kita. Namun jika kita meninggalkan Allah, maka kita akan dikalahkan meskipun memiliki kekuatan duniawi.”
Umat Islam Akan Memasuki Masjid Al-Aqsha Kembali
Dalam ulannya menjelaskan tafsirnya, Syeikh Sya’rawi mengutip lanjutan ayat dalam Surah Al-Israa yang menggambarkan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman:
إِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولًا*
“Apabila datang janji yang terakhir, Kami datangkan kepada kalian hamba-hamba Kami yang kuat dan gagah perkasa; mereka akan memasuki kampung-kampung kalian, dan itu adalah janji yang pasti terlaksana.” (QS. Al-Israa: 7)
Dan juga firman-Nya: وَيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ
“Dan mereka akan masuk ke Masjid (Al-Aqsha) sebagaimana mereka memasukinya pertama kali.” (QS. Al-Israa: 7)
Menurut Syeikh Sya’rawi, ayat ini menunjukkan janji yang pasti bahwa umat Islam akan kembali memasuki Masjid Al-Aqsha dalam keadaan menang, sebagaimana pertama kali mereka memasukinya pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Beliau menegaskan, “Kita akan memasuki Masjid Al-Aqsha sebagaimana kita memasukinya pertama kali, bukan sebagai penakluk yang zalim, tetapi sebagai hamba Allah yang membawa keadilan dan kebenaran.”
Syeikh Sya’rawi juga menyinggung keadaan Bani Israil yang Allah beri kekayaan dan keturunan banyak, namun itu bukan tanda keridhaan, melainkan ujian.
Laporan: Ahmad





















































































