Suka Mengasihi dan Menjalin Persaudaraan
Wanita Muslimah yang cerdas senantiasa mengasihi orang lain dan menjalin persaudaraan dengan mereka. Mengasihi sesama wanita, mempergauli dan mencintai mereka karena kepribadian mereka yang lembut, menarik dan sikap yang baik dalam pergaulan mereka. Demikian itu merupakan tingkat sosial yang paling tinggi yang telah dicapai oleh wanita Muslimah. Sifat-sifat itulah yang menjadikannya layak berhubungan dengan masyarakat kaum wanita dan mendapatkan kepercayaan dan pengaruh di dalamnya.
Yang demikian itu karena masyarakat ini tidak mendengar kan kecuali kepada wanita yang mengasihi, memberikan kepercayaan dan merasa tenang bersamanya. Masyarakat seperti ini juga tidak merasa puas dengan suatu ucapan melainkan apa yang tururkan oleh wanita membawa kepercayaan, kecintaan, penghargaan dan pernghormatan kepadanya.
Beranjak dari hal tersebut, banyak nash-nash yang datang untuk mengangkat derajat kelompokyang penuh lemah lembut dan pilihan ini yang saling mengasihi, laki-laki maupun perempuan, dan merupakan kelompok yang paling dicintai Rasulullah dan paling dekat kedudukannya di sisinya pada hari Kiamat kelak, seperti yang dijelaskannya berikut ini,
“Maukah kalian aku beritahukan tentang orang di antara kalian yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya di sisiku pada hari Kiamat kelak? Halitu dikemukakannya tiga atau dua kali. Para sahabat menjawab, Tentu kami mau, va Rasulhullah. Beliau bersabda. Yaitu orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian’. “
Sebagian perawi menambahnya dengan kalimat di bawah ini, “Yaitu orang-orang yang lemah lembut perangainya, yang mengasihi lagi dikasihi”
Di antara sifat wanita Muslimah yang paling penting adalah dicintai, mengasihi dan dikasihi, di mana dia mencintai para wanita dan mereka pun mencintainya. Mereka senantiasa menyambutnya dengan baik setiap kali ada kesempatan untuk itu, supaya mereka dapat mendengarkan kata katanya yang lembut, bimbingannya yang menyenangkan dan ilmunya yang bermanfaat. Wanita Muslimah seperti ini yang mampu menunaikan risalah dan memberikan manfaat dan bisa diharapkan dapat melahirkan kebangkitan dan memberikan penyadaran. Dermikian itulah keadaan wanita Muslimah yang benar-benar sadar dan mendapat pancaran sinar petunjuk agamanya, mengasihi dan dikasihi. Orang yang tidak demikian, tidak memiliki kebaikan sama sekali, seperti yang diterangkan dalam hadits Nabawi berikut ini, “Orang Mukmin itu mengasihi dan dikasihi, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang dalarn dirinya tidak ada rasa menigasihi dan dikasihi, “
Rasulullah telah memberikan contoh yang baik bagi umatnya dalam bertingkahlaku yang baik terhadap orang lain dan kepandaiannya menarik hati mereka. Dan, mengajak umatnya untuk berlemah lembut baík dalam ucapan maupun perbuatan, selain beliaujuga telah menggambarkan kepada mereka jalan yang lurus dalam menarik hati orang serta mendapatikan kasih, kekaguman dan cinta mereka.
Rasulullah senantiasa berwajah ceria murah senyum, lemah lembut, dan tidak kasar. Apabila datang ke suatu kaum, beliau duduk di tempat yang belum terisi, dan beliau memerintahkan hal itu. Beliau memberikan tempat duduk bagi orang-orang yang duduk di sampingnya, yang tidak menyebabkan teman duduknya itu menganggap ada orang yang lebih mulia darinya. Apabila ada seorang yang meminta beliau untuk memenuhi kebutuhannya, beliau tidak pernah menolak, atau menolaknya dengan tutur kata yang lemah lembut.
Kesederhanaan dan akhlak mulianya itu menjangkau seluruh umat manusia, sehingga beliau menjadi bapak bagi mereka, dan mereka berada dalam kedudukan yang sama dalam hal mendapatkan hak. Semua orang di majelisnya sama, yang membedakan di antara mereka hanyalah ketakwaan, semua bertawadhu, menghormati orang yang lebih tua dan mengasihi orang yang lebih muda, mendahulukan orang yang memiliki kepentingan dan memelihara orang asing Rasulullah tidak pernah memutuskan harapan orang yang berharap kepadanya dan tidak menolaknya.
Beliau senantiasa meninggalkan tiga hal bagi dirínya sendiri, yaitu: Pamer, banyak bicara, dan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Dan, tiga hal juga bagi orang lain, yaitu:
“Tidak pernah mencela seseorang, tidak mencari aibnya dan tidak membeberkan keburukannya, serta tidak berbicara melainkan hal-hal yang memberikan pahala, Setiap kali berbicara, semua orang yang berada di sampingnya tersentuh, diam dan menunduk seakan-akan di atas kepala mereka terdapat burung. Sedang apabila beliau diam, mereka baru bicara dan tidak berbantah-bantahan di hadapannya. Beliau tertawa atas sesuatu yang mereka tertawakan, merasa kagum dari apa mereka terkagum kepadanya, dan sabar terhadap dangkal-nya logika orang asing yang belum dikenal dan keanehan permintaannya, bahkan terkadang para sahabatnya menolak logikanya. Mengenai halitu, beliau berkata, “Apabila kalian melihat orang yang mempunyai kepentingan, maka bantulah.”Beliau ini tidak mau menerima pujian kecuali dari orang yang mau membalas pujiannya, dan tidak memotong pembicaraan orang sehingga orang itu menyelesaikan pembicaraannya dengan cara berhenti dari pembicaraan atau berdiri.Sayyidah Aisyah telah menceritakan kepada kita bahwa Rasulullah takut kepada orang-orang jahat dan menghadapi mereka dengan tutur kata lembut dan perlakuan yang baik. Pernah ada seseorang yang meminta izin kepada beliau, beliau berkata, “Berikanlah izin kepadanya, maka seburuk-buruknya anak kabilah, atau seburuk-buruknya saudara kabilah.”
Pada saat orang itu masuk, Rasulullah melembutkan ucapan kepadanya.” Lalu aku (Aisyah) pun berkata,
“Wahai Rasulullah, tadi engkau telah berkata kasar, lalu engkau berkata-kata lembut kepadanya. Maka beliau menjawab, “Wahai Aisyah, sesungguhnya seburuk-bu- ruk kedudukan manusia di sisi Allah adalah orang yang dijauhi oleh orang lain karena takut akan kejahatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tidak diragukan lagi bahwa wanita Muslimah yang memiliki kepribadian matang dan membuka diri untuk menerima petunjuk Nabi akan mengikuti jejak Nabinya yang jujur, baik dalam bermu’amalah dengan orang lain, yang baik maupun yang jahat, sehingga dia dicintai, dikasihi, diterima di tengah-tengah mereka dan mendapat penghormatan di masyarakat kaum wanita, khususnya yang mengenal atau pernah mendengar
**********
Penulis : Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi
(Di Sadur Dari Buku Jati Diri Wanita Muslimah, h. 356-559)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)