MUJAHIDDAKWAH.COM, MAROS – Apa jadinya kalau belajar Islam digabung dengan healing bareng alam? Jawabannya: mindful banget!
Itulah yang dirasakan 45 peserta Tarbiyah Gabungan Muslimah Unhas yang diselenggarakan oleh UKM LDK MPM Unhas, dengan dukungan dari Aliansi LDF se-Unhas, di tengah tenangnya alam Taman Prasejarah Leang-Leang Maros. Sabtu, (14 Juni 2025)
Dengan tema “Mindfulness Life with Tarbiyah”, kegiatan ini hadir bukan sekadar untuk menambah ilmu, tapi juga untuk memulihkan hati, menguatkan ukhuwah, dan menjadikan tarbiyah sebagai gaya hidup mahasiswa muslimah yang berjiwa tangguh.
Kegiatan ini bukan sekadar kajian biasa. Dengan nuansa alam yang menyejukkan, peserta diajak meresapi nilai-nilai tarbiyah, menjadikan ukhuwah sebagai penguat semangat, dan membuka mata hati akan pentingnya hadirnya ilmu dalam setiap langkah kehidupan kampus.
“Sesama muslimah tarbiyah bisa terikat ukhuwahnya. Tantangan berbeda dari tiap fakultas bisa disatukan dalam semangat yang sama. Semoga dengan tema outdoor yang pertama kali diusung, berharap kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui alamnya. Bukan sekadar menikmati alam, namun mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Menguatkan iman kita yang membuat kita bisa senantiasa Istiqomah,” ungkap Hasna, panitia pelaksana dengan penuh semangat.
Angkat tarbiyah dari sisi yang lebih membumi dan menyenangkan, peserta diajak menyelami proses pembinaan diri bukan sebagai rutinitas berat, tapi sebagai jalan tumbuh dan berkembang.
“Tarbiyah itu proses untuk menuju yang ingin dicapai, dan kesabaran adalah yang membantu hal tersebut. Tarbiyah bukan sekedar seminar, namun proses pendidikan yang sifatnya sangat kompetensi,” demikian papar Ustazah Fauziyah Ramdani, S.Sos., M.Si., seorang dosen, penulis buku, dan murabbiyah.
Dalam pemaparan materinya, ia menyinggung pentingnya hati yang hidup dalam proses tarbiyah.
“Jika hati sudah membatu maka sebanyak apapun diberikan nutrisi maka tidak akan ada perubahan, namun sebaliknya hati yang senantiasa terpaut dengan iman maka dia senantiasa bisa mengoreksi diri kita,” ucap Ustadzah Fauziyah.
Kisah inspiratif tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq yang setia membersamai Rasulullah juga menjadi bukti nyata hasil tarbiyah yang sejati.
Bagi Fatimah dari Sastra Arab, kegiatan ini serasa “kembali ke kehidupan yang sebenarnya”. Sedangkan Selfi dari Sastra Indonesia turut mengungkapkan kekagumannya.
“Masya Allah, batu-batu tersusun acak gitu bisa seindah itu.”
Tak hanya menambah wawasan, peserta juga diajak merenungi QS. Al-Mulk ayat 2, bahwa hidup ini ujian dan tarbiyah adalah bagian dari proses itu. Maka, istiqomah dalam tarbiyah adalah kunci menuju pribadi tangguh yang mana dilakukan dengan cara:
- Niatkan karena Allah
- Perbaiki lingkungan pertemanan
- Jaga ibadah dan puasa
- Perbanyak tadabbur Qur’an
- Terus menuntut ilmu
- Rutin berdoa
Ketua Panitia menyampaikan harapan dalam sambutannya.
“Harapan kami, melalui kegiatan tarbiyah gabungan ini, peserta dapat menyerap ilmu dan nilai-nilai tarbiyah yang memperkokoh iman, menajamkan kesadaran diri, serta membimbing peserta untuk hidup penuh kesadaran (mindfulness) dalam setiap langkah di kehidupannya. Kami berharap peserta keluar dari kajian ini dengan hati yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan semangat untuk menjadi muslimah yang tangguh, cerdas, serta berkontribusi positif bagi umat dan Masyarakat,” kata Nurul Hidayatun Nikmah selaku Ketua Panitia.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa tarbiyah bisa dikemas seru, relevan, dan tetap mengakar dalam nilai-nilai keislaman. Di tengah tantangan kampus, ukhuwah serta ilmu tetaplah dua sayap utama agar para muslimah bisa terbang tinggi, bukan hanya cerdas, tapi juga sadar arah hidupnya.
Laporan: Tim FMDKI News
Editor: Admin MDcom