Ibnu Jarir ath-Thabari tidak asing di telinga kaum Muslim saat ini. Ulama yang satu ini dikenal sebagai seorang mufasir dan sejarawan yang mumpuni.
Karya monumentalnya dalam bidang tafsir adalah Tafsir ath-Thabari. Ini sering jadi rujukan para mufasir seperti al-Baghawi, as-Suyuti, dan Ibnu Katsir.
Sedangkan dalam bidang sejarah, karya agungnya adalah Tarikh ath-Thabari. Dalam kitab Qimatuz-Zaman Indal-Ulama’ disebutkan, salah satu muridnya, Abu Bakar Ahmad bin Kamil asy-Syajari, menyaksikan bahwa gurunya sangat disiplin dalam mengatur waktu.. Itulah sebabnya hidupnya begitu teratur sehingga bisa produktif menulis.
Menurut penuturan Abu Bakar, selesai makan pagi, Ibnu Jarir tidur sebentar dengan pakaian berlengan pendek. Setelah bangun, ia kemudian mengerjakan shalat Dhuhur.
Aktivitas selanjutnya adalah menulis hingga waktu Ashar tiba, kemudian melaksanakan shalat Ashar. Usai shalat Ashar, beliau di majelis bersama orang-orang untuk mengajar sampai datang waktu Maghrib.
Setelah itu beliau mengajar fikih serta pelajaran-pelajaran lain sampai masuk shalat Isya’. Baru setelah itu pulang ke rumahnya.
Dengan jadwal seperti itu, Ibnu Jarir selama 40 tahun mampu menulis sebanyak 14 halaman setiap harinya. Ini merupakan sebuah prestasi yang tidak mungkin diraih seorang manusia pun pada waktu itu kecuali berkat inayah Allah SWT semata.
Ibnu Jarir sudah sibuk menulis sejak usia baligh hingga wafat pada usia 86 tahun. Jika dijumlah, periode menulisnya sekitar 72 tahun, setiap hari 14 lembar, maka karyanya mencapai 300.058 lembar.
***********
Sumber: Qimatuz-Zaman Indal-Ulama’
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)