Pada 17 Agustus 2022, kita memperingati 77 tahun usia kemerdekaan Indonesia. Merdeka, di sini, maknanya adalah kita bebas dari penjajahan secara fisik. Kemerdekaan itu kita raih atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan diraih dengan perjuangan jiwa raga para pahlawan kita.
Sejak awal mula, penjajah datang ke negeri kita membawa misi perdagangan, politik, dan agama. Karena itulah, para ulama Islam tidak pernah berhenti berjuang untuk mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan. Karena itu, jangan sekali-kali melupakan para ulama yang sepanjang sejarah berjuang jiwa raga dan pikiran untuk meraih kemerdekaan.
Salah satu ulama besar yang sangat berjasa dalam perjuangan meraih kemerdekaan adalah Syekh Abd al-Shamad al-Falimbani (1704-1789). Beliau dikenal sebagai ulama paling terkemuka dari wilayah Palembang. Meskipun menetap di Mekkah, Syekh Abd al-Shamad memiliki kepedulian yang kuat terhadap kondisi Nusantara dan mendorong kaum Muslim untuk terus melaksanakan jihad melawan penjajah.
Sebuah kitab berbahasa Arab tentang keutamaan jihad fi-sabilillah ditulisnya dengan judul, Nashihah al-Muslim wa-Tadzkirah al-mu’minin fi-Fadhail al-Jihad fi-Sabilillah wa-Karamah al-Mujahidin fi-Sabilillah. Melalui kitabnya ini, Syekh al-Palimbani menjelaskan bahwa wajib hukumnya bagi kaum Muslim untuk melakukan jihad melawan kaum kafir.
Dalam The Achehnese, seperti dikutip Azyumardi Azra, Snouck Hurgronje menyebutkan bahwa karya Syekh al-Palimbani merupakan sumber rujukan utama berbagai karya mengenai jihad dalam Perang Aceh yang sangat panjang melawan Belanda, mulai 1873 sampai awal abad ke-20. Kitab ini menjadi model imbauan agar kaum Muslim berjuang melawan kaum kafir.
Syekh al-Falimbani juga mengirim surat kepada Raja Mataram, Sultan Mangkubumi (Hamengkubuwono I), dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Dalam suratnya yang lain kepada Pangeran Paku Alam, atau Mangkunegara, Syekh al-Palimbani juga antara lain menulis: ”… Selanjutnya, Yang Mulia hendaknya selalu ingat akan ayat al-Quran, bahwa sebuah kelompok kecil akan mampu mencapai kemenangan melawan kekuatan besar. …Alasan panji-panji ini dikirimkan kepada Anda adalah bahwa kami di Makkah telah mendengar bahwa Yang Mulia, sebagai seorang pemimpin raja yang sejati, sangat ditakuti di medan perang. Hargailah dan manfaatkanlah, insya Allah, untuk menumpas musuh-musuh Anda dan semua orang kafir.” (Surat al-Palimbani dikutip dari buku Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, karya Prof. Dr. Azyumardi Azra, (Jakarta: Prenada Media, 2004).
Syekh Abd Shamad al-Falimbani adalah satu contoh ulama Nusantara yang sangat gigih dalam menyerukan jihad melawan penjajah. Bahkan, kabarnya, beliau juga terlibat langsung dalam jihad di Thailand dan meninggal di sana. Ribuan ulama Nusantara lainnya juga menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mereka sangat gigih dalam melawan penjajahan, seperti Syekh Yusuf al-Maqassari, KH Sholeh Darat, Kyai Mojo, KH Hasyim Asy’ari, dan sebagainya. Para ulama itu terus memberikan semangat, panduan, dan terkadang memimpin sendiri perlawanan melawan penjajah, sesuai dengan konsep jihad dalam Islam.
Para ulama menggelorakan semangat jihad melawan penjajah karena memang itu perintah agama. Fatwa Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari, 22 Oktober 1945, diakui begitu besar perannya dalam menggelorakan semangat perlawanan terhadap tentara penjajah.
Kini, secara fisik, penjajah tidak bercokol lagi di negeri kita. Tetapi, perjuangan para ulama itu tidak boleh kita lupakan. Para ulama itu mengamanahkan agar negeri ini kita jaga dan kita perjuangkan cita-cita kemerdekaanya. Perjuangan belum berakhir. Secara fisik, penjajah telah pergi. Tetapi, penjajahan dalam bentuk ekonomi, politik, pemikiran, dan kemudayaan, jangan sampai diabaikan.
Indonesia tetap memerlukan para pejuang, atau para mujahid yang gigih melanjutkan perjuangan para ulama, seperti Syekh Abd al-Shamad al-Falimbani. Para mujahid adalah orang-orang yang mulia dan dijanjikan akan dimasukkan ke dalam sorga. “Wahai orang-orang yang beriman, sukakah Aku tunjukkan kepadamu perniagaan yang akan menyelamatkan kamu dari api neraka. Yakni, kamu beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan kamu berjihad di jalan Allah dengan hartamu dan dengan dirimu…” (QS ash-Shaf: 10-11).
************
Penulis: Dr. Adian Husaini, M.Si
((Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyab Indonesia)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)