Menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ ada 6 hal yang menyebabkan dosa kecil bisa menjadi dosa besar. Salah satunya adalah menampakkan dosa kecil tsb di hadapan orang banyak.
Mengapa? Hal ini menunjukkan bahwa pelakunya tidak menyesal bahkan bangga dengan dosa tersebut. Kedua, dosa yang dia lakukan meskipun kecil bisa ditiru oleh orang lain. Jadilah dosa kecil itu menjadi dosa besar.
Satu lagi, kata Imam Ghazali, dosa kecil bisa menjadi dosa besar yaitu yang melakukan dosa kecil tersebut adalah orang tenar, selebriti, tokoh tertentu atau tokoh yang punya banyak pengikut. Dosanya menjadi berlipat ganda karena akan diikuti oleh pengikutnya.
Sungguhpun dirinya sudah tobat namun yang menirunya masih berkubang di lembah dosa, sehingga bagaimana mungkin Allah akan mengampuninya?
Nah, kalau dosa kecil saja bisa jadi dosa besar karena ditampakkan kepada orang banyak dan pelakunya adalah orang terkenal, apatah lagi yang dia lakukan adalah dosa besar yang ditampakkan kepada orang banyak, menyebar undangan dan yang melakukan orang tenar.
Pindah agama dalam Islam adalah dosa besar yang membuat seseorang masuk dalam kekufuran dan murtad. Man baddala dinahu (ha) faqtuluhu (ha), sabda Nabi saw. Berat hukumannya dunia akhirat, tentu jika tidak bertobat.
Ketika seseorang pindah agama bisa jadi karena tekanan dan sebagainya dan dia lakukan secara diam-diam, mungkin suatu ketika dia bisa berubah kalau Allah masih sayang padanya. Allah akan berikan hidayah kembali padanya.
Namun jika diumumkan apalagi dengan menyebarkan undangan seakan-akan ingin melawan Tuhan, hidayah pun akan semakin jauh darinya.
Pak Kiai Cholil Ridwan (pimpinan pondok pesantren Husnayain) pernah bercerita, suatu ketika beliau bertanya kepada Imam Zarkasy, gurunya saat nyantri di Gontor, mengapa kita perlu membaca doa selamat (Allahumma inna nas’aluka salamatan fiddin…).
Kan kita ada di lembaga pesantren, sehari-hari bergelut di bidang agama, ceramah, menasihat orang, kok tetap membaca doa itu. Pak kiai Cholil menjawab sendiri pertanyaan tersebut ketika sudah bertahun-tahun hidup dan berjuang di masyarakat bahwa ternyata syaitan terus menerus mengganggu manusia untuk melencengkan aqidah manusia dan menjadi ingkar kepada Tuhan.
Hidayah adalah barang yang paling berharga yang kita miliki. Semoga kita dan keluarga, Allah jaga hidayah yang ada di diri kita. Allahumma inna nas’aluka salamatan fiddin, wa afiyatan fil jasad, wa ziyadatan fil ilmi wa barakatan firrizqi, wa taubatan qablal maut, wa rahmatan indal maut wa maghfiratan bakdal maut. Allhumma hawwin alaina fii sakaratil maut wannajata minnar wal afwa indal hisab. Amiin.
************
Penulis: Dr. Budi Handrianto, M.Pd.I
(Sekprodi S3 Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor, Penulis Buku dan Peneliti Senior INSISTS)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)