“Tanda diri masih harus terus belajar membarengi ilmu dengan akhlak, sebab keduanya ibarat burung yang memiliki sayap, hilang satu maka takkan mampu dia berkepak tegap. Selayaknya hud-bud, berendah dirilah dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran.” (Ukhtukum Avilia Fillah)
Sebakda Rasulullah shallallahualaihi wa sallam wafat, jauh-jauh hari beliau telah mengajarkan kepada kita, dialah sebaik-baik uswah, setinggi-tingginya qudwah, yang siapa mampu mengelaknya, jika pujian itu adalah pujian yang diberikan oleh Allah di dalam firman-Nya, dalam surah Al-Ahzab ayat 21;
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”
Ketika Rasulullah menunjuk Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi membawa secarik kertas berisi surat yang ditujukan kepada Sang Kaisar Romawi-Heraklius. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abbas kisah dari Abu Sufyan ibn Harb saat masih kafir, bahwa sebelunmnya ia pernah bertemu dengan Heraklius dan menjawab beberapa pertanyaan nmengenai Rasulullah. Sebuah pertanyaan panjang yang semuanya mencakup tentang kebenaran yang dibawa olch Rasulullah. Inilah keajaiban dalam mnenjawab seluruh pertanyaan Heraklius kepada Abu Sufyan ibn Harb. Rasulullah menjawabnya dengan jujur tanpa berdusta sedikit pun. Padahal pada saat itu, Abu Sufyan masih kafir dan memusubhi Rasulullah. Hingga termaktublah Heraklius.
“Dia memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, melaksanakan salat, bersikap jujur, dan menjaga kehormatan. Maka apabila itu benar, dia akan segera menguasai tempat di mana kakiku berpijak sekanang. Dan aku yakin, dia akan datang, Tapi aku tidak menyangka dia datang di antara kalian. Seandainya aku yakin bisa menjumpainya, pasti aku akan menemuinya. Dan seandainya aku berada di dekatnya, aku akan benar-benar membasuh kakinya, ” kata Heraklius bergemuruh.
Betapa Rasulullah memiliki tempat khusus di benak orang-orang yang menyelisihinya. Bahkan kepada mereka, Rasulullah tidak menyebut dalam suratnya, “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, kepada Heraklius, Kaisar Romawi.”
Apabila kita masih saja keras kepada mereka yang tidak sepaham dengan perbedaan, ke manakah kita berteladan? Sedangkan Rasulullah kepada musuhnya menggunakan bahasa-bahasa yang santun lagi bertutur lembut. Apalagi pada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan para sahabat radhiyallahu anhum, lalu kepada saudara seiman dan terlebih keluarganya. Inilah bahasa cinta paling mulia yang turun-temurun lewat para nabi, yang kemuliaannya tak akan habis menyinari. Wahai hati, melembutlah. Bukan ilmu yang membuatmu sempit, melainkan kekerasan jiwamu. Itu tandanya kita masih harus terus belajar dan mencari ilmu dengan akhlak dan adab. Sebab keduanya bagai burung yang memiliki dua sayap. Jika hilang satu, maka tak akan mampu terbang sempurna. Selayaknya hud-hud. Jadi merendahlah dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran.
Allah berfirman. “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
Syekh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi mengatakan, “Berendah diri yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan tawaduk.”
Dan dalam surah yang lain Allah berfirman, “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati besar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Rasulullah bersabda, “Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mampu mendapatkannya, maka cukup bertutur kata yang baik. “
Begitu tergambarkan keutamaan akhlak yang Rasulullah sampaikan. Menjadikan tutur kata yang baik sebagai pengganti sedekah. Hal itu juga disampaikan Ibn Qayyim.
Alhamdulillah bi nimatihi tatimmus-shalihaat. Saksikanlah, bahwa ini babasa cinta paling mulia.
**********
Penulis : Nurlaely M Thamrin
(Di Sadur Dari Buku Seni Menata Hati, h. 52-55)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)