Ketika Allah kembali menghidupkan kita hari ini, maka syukurilah!! Karena itu merupakan pertanda bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepada kita yang tidak semua orang mendapatkannya. Kesempatan untuk melipatgandakan amal sholeh, kesempatan memperbanyak taubat, mewujudkan impian dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat. Berjuang adalah cara terbaik untuk memanfaatkan segala nikmat yang telah Allah titipkan untuk kebaikan, sebelum pemutus nikmat (ajal) menjemput.
Tidak perlu larut dalam kegalaun bila ada sebuah impian yang sampai hari ini belum tercapai, karena hasil dari sebuah proses bukan kita yang menentukan, tapi Allah Subhanahu Wata’ala.
Kalau pun harus galau, maka cukup galau sebab usaha/ikhtiar kita yang kurang maksimal. Ibadah yang masih minim. Sholat malam yang sering terlalaikan. Taubat yang kadang terlewatkan. Sedangkan dosa-dosa terus bertambah. Bagi seorang muslim, tiada hal yang paling menggelisahkan hatinya kecuali karena ia jauh dari Allah. Berkurangnya takwa pada-Nya.
Perlu kita sadari bahwa semua yang terjadi itu berada pada satu komando. Komando Dia yang “di tanganNya segala kuasa dan Dia berkuasa atas segala sesuatu”.
“Tidak ada yang terhambat ketika Dia inginkan terjadi. Dan tidak ada yang terjadi jika Dia yang menghambatnya”.
Allah Subhanahu Wata’ala, berfirman
Artinya: “Katakanlah, “Wahai pemilik pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Anda kehendaki, dan Anda cabut dari siapa pun yang Anda kehendaki. engkau muliakan siapa pun yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapa pun yang engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Ali-Imran : 26)
Artinya: “Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal’.” (Qs. At-Taubah: 51)
Kuasa Allah berlaku di awal, di tengah maupun di akhir perjalanan usaha manusia. Maka di awal niatkan karena-Nya. Di tengah ikhtiarkan dengan-Nya. Dan di akhir serahkan untuk-Nya semata.
Bismillah, billah, lillah. Mungkin itulah tiga ekspresi yang harus terbangun dalam melanjutkan langkah-langkah kaki di lorong-lorong kehidupan ini. Dengan Nama-Nya kita mulai, dengan kuasaNya kita jalani, dan demi ridhoNya kita akhiri.
Kesadaran seperti inilah yang menjadi energi positif luar biasa bagi seorang Mukmin dalam menggerakkan ayunan kaki perjalanan hidupnya. Menjadi kekuatan dahsyat dalam menghadapi ragam duri dan kerikil tajam kehidupan.
Sejatinya memang Allah yang menentukan. Dan manusia tidak punya menentukan akhir. Bahkan sebuah yang paling rumit dari kehidupan seorang hamba.
Berbagai contoh dari Al-Quran maupun sirah Rasul Allah mengajarkan dengan jelas bahwa kewajiban sekaligus nilai dari usaha juang manusia itu ada pada prosesnya. Jangan bangga dengan hasil karena itu ketentuan takdirNya. Tapi banggalah dengan “ikhtiarmu” karena itulah bagianmu.
Salah satu contoh dari sirah para Nabi yaitu kisah Nabi Nuh yang berdakwah 1000 tahun namun hanya mendapatkan pengikut sebanyak tidak lebih dari 40 orang bahkan anak dan istrinya sendiri mendustakan seruannya namun Allah memberikan jaminan syurga baginya. Karena Allah tidak menilai dari hasilnya tapi dari usaha dan perjuangannya.
Oleh karena itulah Al-Quran menegaskan:
Artinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”” (QS. At-Taubah: 105)
Dari ayat diatas kita secara tegas diperintahkan oleh Allah untuk berkarya (beramal). Karena Allah akan menilai amal kita, juga rasulNya dan orang-orang beriman lainnya.
Bahkan Al-Quran membatasi penilaian itu pada amal, sehingga kita termotivasi dan tergerak untuk berjuang beramal baik walaupun dalam jumlah yang sedikit. Sebagaimana firman Allah,
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.“(Qs. Az-Zalzalah : 7-8)
Begitu juga dalam dakwah. Maka lakukan yang terbaik dan Sungguh-sungguh serta profesionalitas. Jangan pernah mengenal lelah karena di situ nilai juangmu.
Ikhtiar sungguh-sungguh yang dibarengi dengan doa, tawakkal dan penuh optimisme, Insya Allah semua akan indah pada akhirnya.
Keindahan hasil, apapun bentuk dan warnanya, ada pada niat, kerja keras, tawakkal, dan keyakinan penuh akan “Qadha Ilahi” yang terbaik.
Setiap hari, kita selalu dihadapkan pada dua pilihan yaitu melanjutkan tidur dan bermimpi atau bangkit (bangun) untuk mengejar mimpi?
Semoga Allah senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada diri-diri kita, untuk bisa berjuang meraih impian kita sebagai seorang mukmin yaitu Surga-Nya. Allahumma Aamiin…
***********
Bulukumba, 8 November 2021
Penulis: Wahyuni Subhan
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pengurus Mujahid Dakwah Media)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)