MUJAHIDDAKWAH.COM, GAZA – Ribuan warga Palestina menghabiskan malam kedua mereka dengan tidur di jalan sambil menunggu pasukan Israel mengizinkan mereka melewati koridor Netzarim, zona militer yang memutus akses ke utara Jalur Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada hari Minggu (26/1), menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menghalangi kembalinya pengungsi Palestina ke Gaza utara.
Menurut Israel, pengungsi Palestina tidak akan diperbolehkan kembali ke Gaza utara hingga sandera Israel, Arbel Yehud, dibebaskan.
Hamas membalas dengan menyatakan bahwa mereka telah memberi tahu para mediator bahwa Yehud masih hidup dan telah memberikan jaminan yang diperlukan untuk pembebasannya.
“Kami terus mengikuti perkembangan dengan para mediator untuk menemukan solusi atas masalah ini yang dapat memastikan kembalinya pengungsi ke rumah mereka secepat mungkin,” kata Hamas, yang juga menyalahkan Israel atas penundaan tersebut.
Hamas menegaskan komitmennya untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata guna melindungi hak-hak dan kepentingan rakyat Palestina.
Dilansir dari AlJazeera, PBB mengatakan puluhan ribu warga Palestina menunggu di pos pemeriksaan di Gaza tengah, mereka berusaha untuk kembali ke rumah atau bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai.
Badan kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa organisasi bantuan dan badan amal lokal telah membantu puluhan ribu orang yang berkumpul di pos pemeriksaan di Gaza tengah, OCHA, dalam postingannya di X, mengatakan bahwa kelompok bantuan telah menyediakan makanan dan perawatan medis kepada massa.
Warga Palestina telah berkumpul di koridor Netzarim, yang memisahkan Gaza utara dari wilayah kantong lainnya, sejak Sabtu. Israel seharusnya mengizinkan para pengungsi untuk menyeberang ke utara pada hari
Menurut para pejabat Palestina, ada sekitar 650.000 pengungsi yang menunggu untuk kembali ke wilayah utara.
Sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, serangan Israel telah mengakibatkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 111.000 orang terluka.
Dalam perjanjian tersebut, tujuh sandera Israel, termasuk empat tentara, telah dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan 290 tahanan Palestina.
Laporan: Media KITA Palestina
Editor: Admin MDcom