MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP LIDMI) sukses gelar Workshop Pemikiran Islam dengan tema “Merancang Konsep pendidikan Aktivis Dakwah di Dunia Kampus yang menghadirkan pemateri Ketua MIUMI Yogyakarta yakni Ustadz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A dan Direktur Sekolah Pemikiran Islam Ustadz Akmal Sjafril, ST., M.Pd.I, pada Rabu (29/6/2022).
Ustadz Ridwan Hamidi dalam materinya menerangkan tentang urgensi ilmu fardhu ‘Ain dan ilmu Fardhu Kifayah untuk difahami bagi seorang mahasiswa dikampus.
“Ilmu fardhu ain, yang mencakup syariah aqidah dan akhlak hendaknya membimbing hingga mahasiswa menyadari pentingnya tauhid dalam setiap bidang keilmuan yang mereka bidangi. Olehnya itu, aktivis dakwah kampus harusnya mengutamakan unsur intelektual dalam mempelajari ilmu fardhu ‘ain,” terangnya.
Sedangkan Ustadz Akmal Sjafril menyampaikan keprihatinan terhadap lembaga dakwah kampus yang hanya membahas hal yang monoton tiap program kegiatan, yang seharusnya variatif dikarenakan problematika umat di Indonesia yang selalu berubah.
“Masalah umat itu berkembang, jangan bahas itu-itu aja tiap tahun, karena LDK bukan sekedar EO. Kita harus turun langsung melihat apa yang diderita umat, apa yang dirasakan umat, carilah misalnya orang yang butuh bantuan, bantu mereka dan lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Direktur Sekolah Pemikiran Islam tersebut menekankan agar tidak mengkhotomi ilmu, termasuk Ilmu Sains dan Islam. Menurutnya, seseroang bisa menjadi seorang ilmuwan yang ahli dan juga menjadi seorang yang faham dengan syariat Islam.
“Tidak ada dikotomi dalam keilmuan, jangan sampai ada dikotomi Islam dan sains, seakan yang disiplin ilmu sains tidak bisa belajar ilmu Islam. Kita harus keluar dari itu, Ulama dulu banyak yang ahli sains dan Ilmu Umum,” tegasnya
Diakhir materi, pria yang kerap disapa Ustadz Akmal tersebut menitipkan pesan kepada seluruh aktifis, agar menormalisasi nasihat agar tidak terdengar tabu di kalangan masyarakat.
“Tugas da’i itu menormalisasi nasihat, mari buat nasihat itu terdengar normal dizaman ini. Jangan sampai kita mengabaikan keburukan dengan stigma takut menyinggung,” tutupnya.
Reporter : Fadli Anas
Editor: Muh Akbar