Kontroversi terkait azan tercipta sejak beberapa hari lalu yang diduga dianalogikan dengan gonggongan anjing. Parahnya pernyataan kontroversial ini dilakukan oleh Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), Yaqut Cholil Qoumas.
Sosok yang seharusnya lebih arif dan bijaksana dalam menyampaikan pendapat. Tidak malah membuat gaduh dan resah umat (Islam). Pengibaratan gonggongan anjing yang dinyatakan oleh Menag RI tersebut, adalah kesalahan yang sangat fatal dan sudah tidak bisa di toleransi lagi oleh umat hari ini. Bahkan penyataannya tersebut diduga berkaitan dengan penistaan agama.
Sejatinya, suara azan sendiri panggilan yang begitu indah dan menenangkan jiwa. Azan merupakan kemuliaan; kebesaran umat muslim untuk segera melaksanakan salat wajib lima waktu.
Azan itu sangatlah indah, tidak mengganggu, seindah akhlak kaum muslimin terhadap siapapun.
Dalam sejarahnya, Allah mengirimkan ilham kepada Umar bin Khattab untuk mencetuskan azan. Bertambahnya dan kesibukan umat Islam di seluruh dunia membuat sebagian mereka tidak melaksanakan salat tepat waktu ketika mendengar azan.
Oleh sebab itu, sebagian para sahabat nabi akhirnya memberikan saran kepada Rasulullah. Ada yang menyarankan menggunakan lonceng, dan ada yang menyarankan menyalakan api di tempat tinggi.
Kemudian Umar bin Khatab dalam mimpinya tidak ingin Islam tercemar oleh berbagai budaya kaum kafir, keesokan harinya Umar pergi menemui Rasulullah dan menceritakan mimpinya. Kemudian Rasulullah menyuruh Bilal untuk menyerukan azan dengan lafal yang dikatakan Umar Radhiallahu Anhu. Sejak saat itu suara azan bergema di Madinah Al Munawaroh lima kali dalam sehari dan menjadi penegasan bahwa kaum muslim kini telah unggul.
Azan berkumandang setiap hari sebanyak lima kali yaitu pada saat waktu subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya di seluruh penjuru dunia.
Azan merupakan sebuah tanda apabila telah memasuki waktu salat dan bertujuan memberitahukan kepada umat muslim untuk segera menunaikan salat wajib.
Ketika kita mendengar suara azan, itu artinya Allah Subhanahu Wata’ala menginginkan hambanya untuk mengehentikan sementara aktivitas keduniawiannya untuk kemudian melangkah menuju masjid atau musala untuk menjalankan salat.
Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan shalatnya. Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kepengepan akhirat.
Perhatikanlah lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala klaim keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang pantas disembah dan diikuti ajaran-Nya.
Ketahuilah, azan bukan semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Coba simak ulang lafaz azan. Ternyata yang dipanggil “Hayya ‘alash shalah” adalah yang bersyahadat. Artinya, mereka yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah; tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Mereka yang tidak bersyahadat tidak dipanggil.
Sementara panggilan itu dalam rangka “al-falaah,” meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan. Memberikan ketenangan hati bukan sebaliknya.
Azan bukan hanya penenang hati bagi umat muslim semata tapi juga non-muslim. Di awal bulan Agustus 2021 berbedar video viral doktor non-muslim bernama Craig Considine rela bangun pagi demi bisa mendengar azan subuh. Doktor sosiologi yang mendalami hubungan internasional dan teologi itu menganggap azan sebagai sebuah lantunan yang sangat indah, menenangkan, dan patut ditelaah. Pada tahun lalu, dia sempat berkunjung ke Abu Dhabi dan menikmati suara azan subuh di waktu fajar.
Hal ini membuktikan bahwa azan itu indah, tidak mengganggu melainkan sebaliknya, mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan. Karena bagi orang yang ada iman di hatinya akan sangat merindu suara kumandang azan, karena bagi mereka itu pertanda waktu istirahat sudah tiba, yaitu waktu shalat.
Ada beberapa kutamaan azan , salah satunya yaitu terdapat Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala yang besar apabila membacakan shalawat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash Radhiallahu Anhu. bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi WA Sallam. bersabda: “Apabila kamu sekalian mendengar nida’ (adzan) maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh orang yang adzan, kemudian bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya orang yang membacakan shalawat atasku satu kali maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku karena itu adalah suatu derajat di dalam surga yang hanya disediakan oleh seorang hamba Allah, dan aku berharap semoga akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah kepada Allah untukku niscaya ia akan mendapatkan syafa’at”. (HR. Muslim) [Kitab terjemahan Riyadhus Shalihin II hal. 68-70 Bab. Keutamaan Adzan]
***********
Gowa, 25 Februari 2022
Penulis: Wahyuni Subhan
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pengurus Mujahid Dakwah Media)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)