Allah senantiasa memberikan karunia kepada setiap hamba-Nya berupa kelebihan, sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Hal itu tentu patut menjadi sebuah kesyukuran, bukan justru dianggap sebagai kebanggaan.
Namun terkadang, begitu halus syaitan mempermainkan hati kita. Merasa diri lebih mulia, menganggap selainnya seolah rendah dan hina.
Berhati-hatilah!
Karena hakikatnya, itulah ‘Butir-butir Kesombongan’…
Di kala engkau merasa lebih baik dibandingkan orang lain, hingga pandangan kerendahan itu tertuju kepada mereka.
Sufyan bin Uyainah Rahimahullah berkata;
“Barangsiapa yang melihat dirinya lebih baik dari selainnya, maka dia telah jatuh dalam kesombongan.” [Syiar A’lamin Nubalaa’ 8/468]
Yah, itulah kesombongan…
Tak seorang pun yang bisa menjamin ia akan selamat darinya. Ketika ia telah menggerogoti hati, maka akan sulit untuk terobati.
Seketika terbang tinggi melayang, ia lupa dan seakan kehilangan pijakan. Itulah kita…
Sungguh! Merasa diri lebih mulia di hadapan manusia, itu sangatlah tercela. Jangan terlalu bangga. Karena semua yang kita punya, itu adalah pemberian dari Nya.
Dan Allah lah yang paling mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang paling mulia di sisi-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“…Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (Qs. An-Najm : 32)
Islam mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kesombongan. Sehebat apapun kita, maka tetaplah berjalan di hadapan manusia dengan penuh kerendahan hati.
Tersebutlah dalam sebuah syair yang sangat indah dan penuh hikmah…
“Rendah hatilah. Jadilah laksana bintang bercahaya yang tampak di bayangan air yang rendah. Padahal sebenarnya dia berada di ketinggian.
Jangan menjadi laksana asap, yang membumbung tinggi dengan sendirinya di lapisan udara yang tinggi, padahal sebenarnya dia rendah…”
Ambillah pelajaran dari sebuah permisalan;
“Ibarat padi. Semakin berisi, semakin ia akan menunduk. Ibarat Pesawat. Semakin meninggi, ia akan semakin terlihat mengecil.”
Petuah itu akan selalu berharga bagi setiap insan. Siapapun ia, memilikinya akan menjadi jalan keselamatan dan kemuliaan.
Akhirnya, kita semua harus belajar agar tidak terjerumus ke dalam sifat sombong. Bermujahadah dengan sungguh, agar penyakit itu segera diangkat dari dalam hati.
Meski kadang ia tak ter-anggap, karena hanya sebatas butiran-butiran yang tersembunyikan. Namun, kehadirannya di dalam hati akan menjadi penghalang untuk masuk ke dalam Jannah-Nya.
Bukankah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda;
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu.” (HR. Muslim)
Lantas, bagaimana jika kita nampakkan kesombongan yang lebih dari itu?
***********
Villa Samata Gowa, 16 Desember 2021
Penulis: Muhammad Ikram, S.Sos.I.
(Founder Pena Ibnu Taimiyah, Pembina Daar Al-Qalam dan Pemred mujahiddakwah.com)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)