Menghornmati Orang yang Lebih Tua dan Orang yang Punya Keutamaan
Ajaran Islam telah datang dengan membawa segudang kaidah moral yang sangat luhur yang menanamkan ke dalam kepribadian manusia kebaikan, kemuliaan, adab sopan dan santun. Di antara kaidah akhlak yang paling tampak adalah penghormatan terhadap orang yang lebih tua dan memberikan penghormatan kepada orang yang memiliki kemuliaan.
Wanita Muslimah yang senantiasa mereguk petunjuk Islam tidak pernah lengah untuk menerapkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip Islam yang memperjelas identitas wanita Muslimah di dalam masyarakat Islam, wanita yang tidak memilikinya maka hilanglah keanggotaannya dari masyarakat ini dan lepas pula keanggotaannya dari umat Islam, sebagai- mana yang telah disabdakan Rasulullah ,
“Bukan termasuk golongan umatku orang yang tidak menghormati orang tua dan menyayangi yang lebih muda di antara kita, dan tidak mengetahui hak orang alim di antara kita. “(HR. Thabarani)
Yang demikian itu karena menghormati orang yang lebih besar baik usia maupun kedudukannya dan mendahulukan mereka daripada yang lebih kecil merupakan bukti kemajuan masyarakat, dan kesungguhan para anggotanya untuk menerapkan bimbingan Islam serta menjalani hidup sesuai dengan adab sosial Islam, serta sebagai bukti keluhuranjiwa anggota masyarakat tersebut, baik laki-laki maupun perempuan.
Oleh karena itu, Rasulullah berusaha keras menanamkan makna tersebut ke dalam jiwa kaum Muslimin secara mendalam, pada saat bersamaan beliau mengangkat kaidah-kaidah masyarakat Islam dan memperkuat tiang-tiang akhlak di dalamnya.
Di antara bukti kesungguhan tersebut adalah ucapan beliau kepada Abdurahman bin Sahal, pada saat beliau melihat Abdurahman berbicara di tengah suatu utusan dia adalah orang yang paling kecil di antara mereka, maka beliau berucap,
“Orang yang berbicara hendaklah yang lebih besar Orang yang berbicara hendaklah yang lebih besar darinya. Maka Abdurrahman Pun diam, lalu bicaralah orang yang lebih besar darinya. “(Muttafaq Alaih)
Wanita Muslimah modern menghormati orang yang lebih tua dan memuliakan orang yang mempunyai kelebihan tidak lain sebenarnya dia telah mengamalkan akhlak mulia, dan amal perbuatannya ini sebagai ibadah, karena menghormati.orang vang lebih tua dan orang yang memiliki kemuliaan dan kehormatan termasuk telah mengagungkan Allah Subhanahu Wata’ala, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam ,
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah Ta’ala menghormati orangtua yang Muslim dan orang yang membawa Al-Qur’an (menghafal Al-Qur’an) yang tidak mengabaikan dan tidak lupa membacanya, sertamenghormati orang yang mempunyai kekuasaan yang adil, “(HR. Abu Dawud)
Dengan amal sosialnya tersebut, wanita Muslimah telah mengimplementasikan perintah Rasulullah dengan menempatkan orang pada tempatnya dimasyarakat Islam. Hal itu telah disebutkan oleh Imam Muslim dalam bukunya Shahih Muslim, disebutkan dari Aisyah Radhiallahu Anha, dia menceritakan,
“Rasulullah telah memerintahkan kita supaya menempatkan manusia pada kedudukan mereka.”
Tidak pernah hilang dari ingatan wanita Muslimah bahwa menempatkan orang pada kedudukannya itu berarti mengetahui kehormatannya dan mendahulukan mereka. Di mana orang-orang yang lebih besar, ulama serta pembawa Al-Qur’an dan pemilik kehormatan didahulukan, baik mereka itu laki-laki maupun perempuan.
Tidak Memandang ke Ruangan Rumah Orang Lain
Di antara sifat wanita Muslimah yang teguh dan berada di bawah bimbingan Islam adalah dia tidak akan melepaskan pandangannya ke dalam rumah orang lain dengan memperhatikan dan memandangi semua isi yang ada di dalamnya. Karena yang demikian itu bukan dari akhlak terpuji yang dimiliki wanita Muslimah yang beradab sopan santun, tetapi sebaliknya,itu merupakan akhlak tercela. Rasulullah telah mengancam orang-orang yang melepaskan pandangannya ke dalam rumah orang lain dan membolehkan
mencolok mata mereka, di mana beliau bersabda,
“Barangsiapa melepaskan pandangan ke dalam rumah suatu kaum tanpa seizin mereka, maka dibolehkan bagi mereka untuk mencolok matanya.”(HR. Muslim)
Menghindari untuk Tidak Menguap di Suatu Majelis
Di antara keahlian wanita Muslimah yang benar-benar sadar dan kecerdasannya memahami adab bermajelis adalah dia berusaha untuk tidak akan menguap di suatu majelis sesuai dengan kemampuannya. Apabila dia telah benar-benar tidak bisa menahan uapannya itu, maka dia harus berusaha menahannya semaksimal mungkin. Demikian itulah yang diajarkan oleh Rasulullah melalui sabdanya,
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah dia menahannya semampu mungkin. (HR. Bukhari dan Muslim)
Apabila uapan itu terlalu sulit dibendung, maka hendaklah dia meletakkan tangannya ke kulut, seperti yang telah diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui sabdanya,
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan dengan tangannya pada mulutnya, karena syaitan itu akan masuk.” (HR. Muslim)
Sesungguhnya menguap itu kebiasaan buruk yang tidak layak dilakukan oleh orang yang beradab. Oleh karena itu, orang yang menguap hendaknya menahan atau menutup mulutnya serta menghalanginya dari pandangan orang lain. Mengenai hal itu, telah ada petunjuk Nabi yang mengajarkan kepada kaum Muslimin dan Muslimah cara yang baik untuk menguap yang tidak menjadikan orang lain lari dari majelis atau menghindarkan diri darinya.
Saudariku, demikian itulah yang dilakukan oleh wanita Muslimah yang berhiaskan diri dengan adab Islam. Semoga Allah senantiasa menghiasi diri-diri kita dengan akhlak mulia yang sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an. Allahumma Aamiin…
**********
Penulis : Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi
(Di Sadur Dari Buku Jati Diri Wanita Muslimah, h. 409-412)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)