Senantiasa Menerapkan Ajaran-ajaran Islam dalam Makan dan Minum
Wanita Muslimah yang cerdas selalu berusaha menerapkan adab sopan santun yang diajarkan Islam dalam makan dan minum. Jika anda perhatikan bagaimana dia makan di atas meja makan dan bagaimana di merapikan makanan di atas meja makan, niscaya anda akan melihatnya menerapkan adab sopan santun Islam.
Di mana dia tidak makan atau minum kecuali setelah membaca basmalah, menggunakan tangan kanan dan memakan makanan yang dekat dengan dirinya. Hal itu dilakukannya sebagai pengamalan terhadap sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ,
“Sebutlah Nama Allah (membaca basmalah) dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah apa yang berdekatan denganmu” (Muttafaq Alaih)
Apabila dia lupa membaca basmalah pada permulaan makan, maka dia akan membaca, “Bismillahi Awwalahu wa Akhirahu”, seperti yang diterangkan dalam hadits berikut ini yang berasal dari Aisyah , di mana dia menceritakan, Rasulullah pernah bersabda,
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah dia menyebut Nama Allah (membaca basmalah), dan apabila lupa menyebut Nama Allah Ta’ala pada permulaan makan, maka hendaklah dia membaca: Bismillahi Awwalahu waAkhirahu'(Dengan menyebut Nama Allah pada awal dan akhirnya).” (HR. Tirmidzi)
Masalah selanjutnya berkenaan makan dengan tangan kanan. Wanita Muslimah yang telah dipoles dengan adab sopan santun Islam akan senantiasa makan dengan tangan kanan dan bukan tangan kiri, Mengenai perintah makan dengan tangan kanan dan larangan dengan tangan kiri telah disebutkan secara jelas dan gamblang dalam banyak hadits, di antaranya adalah sabda Rasulullah berikut ini:
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, dan apabila minum hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya. “(HR. Muslim)
Demikian juga sabdanya yang berbunyi:
“Tidak diperbolehkan bagi salah seorang di antara kalian untuk makan dengan tangan kirinya, tidakjuga minum, karena sesungguhnya setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”Pada riwayat tersebut Nafi’ menambahkan: “Dan, jangan pula mengambil dan memberi dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)
Apabila Rasulullah melihat seseorang makan dengan tangan kirinya beliau segera melarang, menasihati dan mengingatkannya. Bahkan beliau marah dan menyumpahi orang yang dengan sombong terus-menerus melakukan larangan tersebut;
“Dari Salamah bin Al-Akwa’ Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwasanya ada seseorang yang makan di samping Rasulullah dengan tangan kirinya, maka beliau pun berkata kepadanya, Makanlah dengan tangan kanan.” Orang itu menjawab, Aku tidak bisa makan dengan tangan kanan. Beliau berkata, ‘Semoga engkau benar-benar tidak bisa. ‘ Yang menjadikannya tidak bisa itu adalah rasa sombong dirinya. Maka dia pun tidak bisa mengangkat tangannya ke mulutnya.” (HR. Muslimn)
Yang demikian itu karena Rasulullah senang mengerjakan segala sesuatu dengan tangan kanan dan menganjurkan untuk mengikutinya. Mengenai hal ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim serta Imam Malik dari Anas , bahwa Rasulullah pernah dibawakan susu yang telah dicampur dengan air sumur, sedang di samping kanan beliau ada orang Badui dan di sebelah kirinya ada Abu Bakar Ash-Shiddiq, lalu beliau meminumnya, dan kemudian mermberi-kannya kepada orang Badui seraya bertutur, “Dari sebelah kanan terlebih dahulu.”
Pernah juga suatu ketika Rasulullah dibawakan minuman, sedang di samping kanan beliau ada anak muda (bnu Abbas) dan di sebelah kirinya ada beberapa orang tua. Kemudian beliau meminumnya dan berkata kepada anak muda itu, “Ini minuman untukmu, apakah engkau berkenan untuk memberikannya kepada orang-orang tua ini? Anak muda itu pun berkata, “Demi Allah, aku tidak akan mendahulukan kepada seseorang bekas minumanmu, wahai Rasulullah.”
Ada juga hadits yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad
“Pernah Rasululah dibawakan minuman, lalu beliau meminumnya, sedang di sebelah kanan beliau ada anak muda dan di sebelah kirinya orang tua. Maka beliau bertanya kepada anak muda itu, Apakah engkau mengizinkanku untuk memberikan minuman ini kepada orang tua itu ?” Anak muda itu menjawab, ‘DemiAllah, aku tidak akan mendahulukan bagianku dari bekas minumanmu kepada seseorang Maka Rasulullah Bmeletakkan minuman itu di tangan anak muda itu. (Muttafaq Alaih).
Sesungguhnya dalil-dalil dan nash-nash di atas dan masih banyak yang lainnya menunjukkan secara pasti bahwa menggunakan tangan kanan merupakan salah satu adab sopan santun Islam yang sangat penting, yang harus diterapkan oleh setiap Muslim tanpa boleh meremehkan atau mengabaikannya, demikian itu yang dilakukan oleh para sahabat dan para tabi’in, dan tidak seorang pun mengabaikannya. Amirul-Mukminin Umar bin Khaththab mengkategorikan penggunaan tangan kanan sebagai suatu hal yang sangat penting, yang dia tidak memberikan ampun bagi orang yang mengabaikannya. Dalam suatu perjalanannya mengontrol keadaan rakyatnya, beliau melihat seseorang makan dengan tangan kirinya, maka dia pun berkata kepadanya, “Wahai hamba Allah, makanlah dengan tangan kananmu.” Kemudian dia melihatnya makan dengan tangan kiri untuk yang kedua kalinya, lalu dia memperingatkannya dengan tegas seraya berkata,”Wahai hamba Allah, makan dengan tangan kananmul” Lalu seseorang menjawab, “Wahai Amirul-Mukminin, dia ini sedang sibuk.” Umar pun bertanya, “Apa kesibukannya? Orang itu menjawab, “Dia sibuk pada hari peristiwa perang Muktah (tangan kanan orang itu terpotong pada perang tersebut). Maka Umarpun menangis, lalu menemui orang itu seraya bertutur, “Siapa yang mengurusmu, siapa juga yang memenuhi kebutuhanmu, dan siapa juga yang membantu kamumenyelesaikan tugas-tugasmu? Kemudian Umar memerintahkan supaya orang itu disantuni dan dipelihara.”
Perhatian Amirul-Mukminin Umar bin Khaththabd terhadap masalah mendahulukan tangan kanan ini dalam melakukan sesuatu merupakan penegasan akan pentingnya masalah ini, dan sebagai bukti atas kepribadian orang Muslim serta merupakan ungkapan dari kesungguhan Umar untuk menerapkannya dalam kehidupan kaum Muslimin dan Muslimah. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan meremehkan atau mengabaikannya.
Saya lebih tertarik dalam pembahasan ini untuk mengangkat wanita-wanita Muslimah yang mengikuti tata cara makan orang Barat, yaitu dengan memegang garpu sebelah kiri dan pisau sebelah kanan untuk memotong makanan, lalu memakan potongan makanan itu dengan tangan kirinya. Wanita-wanita itu telah mengikuti tata cara seperti itu tanpa menyeleksinya kembali, di mana mereka makan dengan tangan kiri mereka yang mana hal itu jelas bertentangan dengan petunjuk Islam, dan tidak berusaha memindahkan garpu ke tangan kanannya dan pisau ke tangan kirinya karena takut merusak etika masyarakat Barat. Hal ini merupakan salah satu bentuk kekalahan psykologis yang dialami oleh umat Islam di hadapan segala sesuatu yang modern dan baru. Kita mengikuti tara cara seperti itu tanpa adanya penyeleksian dan pengubahan yang sesuai dengan kepribadian, agama dan nilai-nilai kita. Dan, wanita Muslimah yang sadar tidak akan terjebak ke dalam taqlid buta seperti itu.
Wanita Muslimah yang memahami dan bangga dengan petunjuk Islam yang lurus dan adab sopan santunnya yang luhur akan senantiasa mendahulukan tangan kanan dalam makan dan minum serta menyerukan seluruh wanita untuk melakukan hal yang sama. Dia tidak malu untuk meninggalkan pesta-pesta dan pertemuan-pertemuan yang mengikuti gaya Barat sehingga orang-orang yang lalai dan mengabaikan ajaran Islam sadar serta kembali kepada petunjuk Nabi yang selalu mendahulukan tangan kanan dalam makan dan minum.
**********
Penulis : Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi
(Di Sadur Dari Buku Jati Diri Wanita Muslimah, h. 389-392)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)