Saudariku yang mulia, yang membaca al-Qur an berjumlah banyak, akan tetapi apa pengaruh al-Qur’an di dalam hati kita? Apakah kita telah bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal? Apakah kita telah beribadah ke Allah dengan rasa takut, harapan dan cinta? Apakah kita telah mengendalikan perilaku kita dengan aturan al-Qur an? Apakah kita telah memegang aturan main al-Qur an dalam muamalah dan perniagaan kita?
Kita sering melihat orang-orang yang terpengaruh oleh para qari’ yang kesohor dalam bacaan mereka. Kamu melihat seorang qari’ atau qari’ah berusaha untuk meniru syaikh tertentu dalam bacaannya dan mengikutinya termasuk dalam perkar yang paling cermat, dia berhenti di mana syaikh idolanya berhenti, meninggikan suaranya di mana syaikh idolanya meninggikan suaranya, merendahkan suaranya di mana syaikh idolanya merendahkan suaranya, bahkan sebagian dari mereka menangis pada bagian yang syaikh idolanya menangis padanya. Ini termasuk terpengaruh oleh syaikh secara total, dan terkadang pengaruh syaikh tersebut tidak kuat, sehingga dia hanya diikuti pada sebagian sisi saja.
Sekalipun kita sering melihat hal ini, namun kita tidak melihat dalam kuantitas yang sama orang-orang yang terpengaruh oleh al- Qur’ an itu sendiri melalui tadabur, berhenti pada keajaiban-keajaibannya, kebahagiaan hati dengannya, pengagungannya dengan sebenar-benarnya, menjadikannya sebagai hakim dalam segala urusan hidup, berhukum kepadanya, menerima dan tunduk kepada keputusannya tanpa keragu-raguan.
Inilah kondisi terpengaruh oleh al-Qur an yang diharapkan, dan tidak ada keraguan bahwa itu adalah terpengaruh yang masih lemah yang membutuhkan asupan perhatian dan pemeliharaan sehingga ia menguat dan berubah menjadi sebuah pengaruh aktif dan efektif dalam memperbaiki jiwa dan meluruskan kehidupan sejalan dengan aturan Allah Subhana Wata’ala.
Allah Subhana Wata’ala memerintahkan kita untuk mengikuti al-Qur an. Allah Subhana Wata’ala berfirman, “Dan ini adalah Kitab (al-Qur an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Maka ikutilah ia, dan bertakwalah agar kalian mendapat rahmat.” ( Qs. Al-An’am: 155).
Allah berfirman, “Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya).” ( Qs. Al-A’raf: 3).
AL-Qurthubi berkata, “Yakni, ikutilah agama Islam dan al-Qur’an, halalkanlah apa yang ia halalkan, haramkanlah apa yang ia haramkan, laksanakanlah perintah-perintahnya dan jauhilah larangan-larangannya.”
Mengikuti al-Qur an berarti kita menjadi- kan al-Qur an sebagai imam untuk membawa kita meraih ridha Allah d dan surgaNya. Ini adalah makna Firman Allah Subhana Wata’ala, “Mereka membacanya sebagaimana mesti-Nya.” (Qs. Al-Baqarah: 121).
Yakni, mereka mengikutinya dengan sebenar-benarnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lain-nya. Dan Firman Allah Subhana Wata’ala, “(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang menmpunyai akal sehat. (Qs. Az-Zumar: 18).
Asy-Syinqithi berkata, “Pendapat yang paling kuat, bahwa yang dimaksud dengan perkataan dalam ayat yang mulia ini adalah apa yang Nabi shallallahu Alaihi Wasallam bawa, yaitu wahyu al- Qur’an dan as-Sunnah.”
Semua ini menunjukkan bahwa ciri orang yang mengikuti al-Qur’an adalah mengamalkan, sikap mengikuti, menerapkan, dan mentadaburinya, bukan menegakkan hak huruf-hurufnya namun lalai dari makna- makna dan hakikat-hakikatnya.
*************
Sumber: Agar Al-Qur’an Membekas Dalam Dirimu, Prof. Dr. Ahmad al-Masyad dan Prof. Dr. Adil asy-syady, cetakan Darul Haq
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah