Tidak ada yang mustahil kita raih, sejauh prosedurnya kita jalani dengan baik. Termasuk Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara maju, itu bisa. Sejauh syaratnya kita penuhi.
Apa syarat Indonesia bisa menjadi bangsa dan negara yang maju? Kalau membaca buku “Orientalis dan Diabolisme Pemikiran” karya Syamsuddin Arif, kita akan temukan 3 syarat. Ketiga syarat itu merupakan rumusan dari Ibn Khaldun.
Pertama, solidaritas kebangsaan yang kokoh
Syarat itu menghendaki bangsa ini mau secara sadar mengganti sikap dan perilaku menzalimi, membenci dan menjatuhkan menjadi saling memberi, saling menghargai, dan saling melindungi.
Kalau hari ini sikap dan perilaku saling melindungi berlangsung hanya kepada pelaku kejahatan, maka jelas, syarat untuk menjadi bangsa yang maju belum kita penuhi.
Apalagi kalau antar sesama umat Islam tidak saling menguatkan, malah sebaliknya, maka semakin jauh syarat itu bisa kita penuhi.
Sungguh, narasi Indonesia Emas 2045 tidak mungkin jadi kenyataan, jika sikap kita malah menzalimi orang yang tidak salah dan membebaskan orang yang zalim.
Kuantitas dan Kualitas SDM
Syarat kedua yang harus kita penuhi menurut pandangan Ibn Khaldun adalah kuantitas dan kualitas SDM.
Indonesia secara kuantitas SDM tengah memasuki masa bonus demografi. Akan tetapi kalau solidaritas dalam kebaikan rapuh, maka orang tidak yakin Indonesia Emas terwujud. Belakangan sudah ramai istilah Indonesia cemas.
Lebih dalam lagi, soal kualitas SDM. Syamsuddin Arif menulis, bangsa dan negara akan maju jika setiap individunya unggul dan mumpuni.
“Sebaliknya, keunggulan sumber daya manusia semata tidak akan banyak berarti jika suatu negara dilanda krisis demografis yang mengantarkannya kepada kepunahan.”
Optimis dan Pekerja Keras
Syarat ketiga adalah, orang-orang yang ada di Indonesia ini selalu optimis dan mau terus-menerus bekerja keras.
Kesuksesan tidak dicapai sekonyong-konyong. Dalam bahasa Ibn Khaldun “la yahshulu lahum zhafarun bil munajazah.”
Jadi, kalau kita gunakan “kaca mata” dari Ibn Khaldun ini cukup mudah memandang masa depan Indonesia ini.
Ibn Khaldun menegaskan bahwa runtuhnya suatu imperium biasanya diawali dengan kezaliman pemerintah yang tidak lagi memperdulikan hak dan kesejahteraan rakyatnya, sewenang-wenang terhadap rakyat.
Sekarang mari kita lihat dengan cermat, apakah itu (rakyat sejahtera) semakin hari semakin terwujud atau semakin hari malah kian akan terhapus?
***********
Penulis: Ustadz Imam Nawawi, M.Pd.I
(Kepala Humas BMH Pusat, Eks Ketua Umum Pemuda Hidayatullah dan Pengasuh masimamnawawi.com)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)