MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Baru-baru ini, gerakan dukungan LGBT semakin mengemuka di ruang publik. Tepatnya 28 Juni lalu, terjadi penyebaran dus yang berisi kue, minuman, dan adanya pesan tersirat dalam bentuk gantungan kunci dan stiker.
Pada stiker yang dibagikan, tertulis ‘supporter of love and equally’ yang merupakan salah satu gerakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang diduga aksi tersebut sebagai peringatan ‘Pride Month’.
Andi Shalihin, Ketua Umum PP LIDMI sangat menyayangkan terjadinya hal tersebut. Menurutnya, kampanye LGBT seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini. Iklim kampus yang sangat akademik ternyata disusupi oleh oknum-oknum liberal yang menjajakan agenda politik globalnya. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan,” ucapnya, Kamis (7/4/2024).
Menurut Alumnus Unhas ini, gerakan LGBT tidak boleh hanya dilihat sebatas pada gerakan sosial semata. Tapi gerakan ini mengusung agenda politik yang membawa agenda liberalisme.
“Harus dipahami, gerakan LGBT yang berakar pada komunitas memang selalu ingin mendapatkan legalitas formal. Mereka ingin dianggap sebagai manusia yang normal yang memiliki hak-hak asasi dan terus mengadvokasi lahirnya gender ketiga. Makanya di berbagai belahan dunia, tagline equal love selalu dikedepankan khususnya dari negara-negara Barat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Shalihin gerakan kampanye seperti ini harus diwaspadai dan sebaiknya ditindak dengan tegas. Para komunitas dan organisasi pemuda serta mahasiswa harus bahu-membahu menyuarakan penolakan terhadap kampanye LGBT.
“Para mahasiswa harus lebih berhati-hati. Waspadaki. Jika terdapat aksi seperti ini lagi, kita sebagai mahasiswa atau pemuda yang memiliki prinsip kebenaran harus menolak dengan tegas. Aktifkan nalar kritis kita. Jangan begitu mudah diintrusi dengan kampanye berkedok aksi sosial,” tegasnya.
Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia, lembaga yang dipimpin Andi Shalihin, menyatakan dengan tegas penolakan terhadap segala jenis unsur LGBTQ+ yang berpotensi merusak moral bangsa.
“Kampanye LGBT ini pada akhirnya menjadi bumerang bagi terwujudnya insan bangsa intelektual dan beradab yang saat ini berada pada pundak para pemudanya,” tutupnya.
Laporan: LIDMI Media Center
Editor: Admin MDcom