2.) Bersemangat Beribadah Kepada Rabb-Nya
pemuda adalah masa di mana semangat yang tinggi, menggelora, pantang menyerah, dan tak tergoyahkan dalam menggapai sebuah harapan. Semangat inilah yang menjadi hal positif dalam diri pemuda.
Pemuda Muslim yang benar keyakinannya dia akan memiliki semangat yang sangat tinggi dalam beribadah kepada Rabb-Nya, semangat beribadah yang dibarengi dengan ilmu, karena ia mengerti bahwa ibadah yang hanya bermodalkan semangat tidak akan pernah cukup. Sebagaimana al hasan al bashri rahimahullah berkata,
العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ
“orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar.” (lihat miftah daris sa’adah karya ibnul qayyim, 1: 299-300).
Seseorang sangat bersemangat melakukan ibadah karena dia mengetahui tujuan penciptaannya yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Al Karim,
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Para pemuda di zaman Nabi Muhammad SAW. beribadah dengan cara-cara yang tidak biasa dan penuh semangat. Tentu saja, ibadah di sini tidak melulu tentang shalat, dan puasa. Ibadah mereka sangat menakjubkan.
Salah satu kisah yang sering didengar sampai saat ini mengenai ibadah para pemuda sahabat Rasul yang dilalui dengan penuh semangat yang dibarengi dengan ilmu dan keyakinan yang kuat bahwa apa yang ia kerjakan akan memperoleh balasan dari Rabb-Nya ialah kisah tentang kedermawanan sahabat Abdurrahmân bin `Auf dimana dia pernah menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar, kemudian membagi-bagikan uang tersebut kepada para fakir miskin bani Zuhrah, orang-orang yang membutuhkan dan kepada Ummahâtul Mukminin (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Al-Miswar berkata: “Aku mengantarkan sebagian dari dinar-dinar itu kepada Aisyah Radhiyallahu anhuma. Aisyah Radhiyallahu anhuma dengan sebagian dinar-dinar itu.” Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: “Siapa yang telah mengirim ini?” Aku menjawab: “`Abdurrahmân bin Auf”. Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata lagi: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Tidak ada yang menaruh simpati kepada kalian kecuali dia termasuk orang-orang yang sabar. Semoga Allah Azza wa Jalla memberi minum kepada `Abdurrahmân bin Auf dengan minuman surga (Fadhâilus Shahâbah, Imam Ahmad, hlm 909)
Abdurrahmân bin `Auf Radhiyallahu anhu pernah menyedekahkan separuh hartanya. Setelah itu dia bersedekah lagi sebanqak 40.000 dinar. Kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan. (al-Ishâbah, hlm 1182)
Ja`far bin Burqan mengatakan, “ Telah sampai kabar kepadaku bahwa `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu telah memerdekakan 3000 orang. (al-Ishâbah, hlm 1183)
Imam Bukhâri menyebutkan dalam kitab tarikhnya bahwa `Abdurrahmân pernah memberikan wasiat kepada semua Sahabat yang mengikuti perang badar dengan 400 dinar. Dan jumlah mereka ketika itu 100 orang. (al-Ishâbah, hlm 1184)
Ini merupakan wujud semangat pemuda Muslim, semangat yang ditanamkan islam ke dalam jiwa pemuda tersebut. Pemuda Muslim yang benar keyakinannya harus beribadah kepada Rabb-Nya dengan semangat yang tinggi, karena dia mengetahui bahwa dia diberi kewajiban untuk melaksanakan amalan-amalan yang sudah diatur oleh syariat dan diwajibkan Allah kepada setiap hamba-hambaNya. Dengan semangat yang tinggi Pemuda Muslim harus melaksanakan kewajiban-kewajiban islam dan rukun-rukunnya dengan cara yang baik, tidak memilih-milih jenis ibadah yang ringan, tidak meremehkan dan tidak pula berlebih-lebihan.
***********
Bulukumba, 5 Desember 2021
Penulis: Wahyuni Subhan
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pengurus Mujahid Dakwah Media)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)