Adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memantik polemik. Pernyataan mantan Panglima TNI ini tentang TNI disusupi Partai Komunis Indonesia (PKI). Begitu cepat menghiasi berita di media. Hingga viral dan tersebar di group Sosmed. Meski mengundang kontroversi. Mendapat bantahan dari berbagai pihak.
Tetap saja. Banyak pihak membenarkan pernyataan tersebut. Soalnya. Gatot pasti tidak asal lempar tudingan. Data pasti dipegang. Kapasitas beliau sebagai mantan Panglima TNI. Tidak mungkin bicara tanpa data valid. Resikonya terlalu besar. Pasti menurunkan wibawanya. Tak mungkin juga beliau turunkan wibawa TNI.
Salah satu lembaga negara, yang masih dipercaya rakyat. Harapan besar rakyat, dalam menegakkan kedaulatan negara. Dari setiap ancaman. Di era ini semakin terasa nyata. Apalagi, Gatot pernah menjadi orang nomor satu di dalamnya. Pasti Gatot tidak mau ceroboh.
Ini satu sisi. Di sisi lain. Pasti Gatot masih punya loyalitas di dalam. Jadi mendapatkan bocoran data dari dalam. Bukan tidak mungkin. Gatot sendiri kerap bicara bahaya laten PKI. Bukan hanya sekarang. Hanya kebetulan tudingan TNI disusupi PKI. Jelang peringatan G. S. PKI. Jelas Nuansa lebih terasa.
Apatah lagi. Pengkaburan jejak kebengisan PKI juga kental terasa. Pemutaran film G. S. PKI bukan lagi kewajiban di TVRI, sebagai siaran televisi milik pemerintah. Tahun ini hanya diputar MCTV dan TV One. Peringatan hari Kesaktian Pancasila, setiap tanggal 1 Oktober. Juga sudah tidak ada acara seremoni.
Wajar saja. Sebagian pihak menilai ada. Jejak kelam PKI ingin dihapus. Padahal, sejarah mencatat sekian banyak. Jadi korbannya. Mengingkari kebiadaban PKI. Seperti lupa jasa pahlawan keganasan PKI. Para pendiri bangsa, jangan lupa pahlawan. Bangsa ini tidak ada. Tanpa jasa para pahlawan.
Melawan lupa. Patut diteriakkan dan ditujukan kepada insan pengkhianat bangsa. Yaitu orang-orang yang mencoba mendistorsi sejarah kelam torehan PKI. Bisa saja jumlah sedikit. Tapi, opini dan narasi dibangun. Bisa mempengaruhi sekian juta penduduk lainnya.
Melawan narasi, bahwa PKI tidak melakukan pemberontakan. PKI korban rezim orde baru. Perlu terus digalakkan dan diteriakkan. Generasi harus terus diedukasi. Tudingan Gatot. Menurut hemat penulis. Bagian dari perlawanan tersebut. Gatot mencoba mengedukasi. Sesungguhnya. PKI masih ada di Indonesia. Ini peringatan keras.
Kode Keras
Kode keras dari Gatot. Memantik kesadaran ormas Islam, serta tokoh Islam di belahan Nusantara. Ada sebuah kesadaran kolektif. Tentang bahaya PKI dengan ideologi komunisnya. Boleh saja, telah diputuskan organisasi terlarang di NKRI. Bukan suatu jaminan. PKI pun telah tiada. Bisa jadi masih eksis. Terus lakukan pengkaderan. Tujuannya pasti tetap ingin mengganti Pancasila dengan ideologi komunis.
Ini banyak benarnya. Kerap ditemukannya simbol PKI. Salah satu buktinya. Bahkan, sejumlah buku menguraikan tentang pemahaman PKI. Kerap didapat. Jelas bukan isapan jempol belaka. Justru Memperkuat tudingan. PKI masih eksis di Indonesia.
Waspada dengan berbagai sinyalemen kembalinya PKI. Bukanlah hal berlebihan. Sebuah keharusan. Kekejaman PKI di masa lampau. Menjadi sebuah traumatik sejarah. Bangsa Indonesia sulit lupakan. Usaha apapun berindikasi munculnya PKI. Pasti akan dilawan. Sampai titik darah penghabisan.
Terlebih lagi umat Islam. Catatan sejarah mencatat. Korban kekejaman pemberontakan PKI. Selain TNI. Juga para ulama, dai serta pemuka agama. Jangan salahkan. Jika berbagai upaya kebangkitan. Umat pasti lawan. Bahkan, jadi garda terdepan.
Dakwah tentang bahaya laten PKI. Adalah bentuk perlawanan ulama terhadap kebangkitan PKI. Terutama kepada generasi muda. Generasi muda menjadi sasaran empuk PKI. Selain masih potensial dan kuat. Generasi muda juga sangat labil. Mudah dipengaruhi. Selalu ingin mencoba hal baru. Baik berupa makanan dan model. Juga dalam hal pemahaman.
Generasi muda menjadi pilar masa depan. Masuk akal bila jadi sasaran PKI. Merebut hati generasi muda. Menjadi modal besar dalam membangun eksistensi. Lebih dari itu. Sebagai kekuatan besar dalam menguasai Indonesia. Ini alasan logisnya.
Mendakwahkan bahaya PKI terhadap generasi muda. Adalah pilihan tepat bagi dai dan ulama. Mengedukasi tanpa henti. Tak kenal lelah dan waktu. Menjadi ikhtiar dalam menumpas PKI. Hingga sampai akarnya. Memberi ruang sedikit. Demi kebangkitan PKI. Sebuah tindakan gegabah dan ceroboh.
PKI sangat licik. Memanfaatkan segala kesempatan demi eksistensinya. Sejarah kebangkitan PKI. Beberapa kali pemberontakan setelah ditumpas. Menjadi pelajaran berharga. Bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Pasti dan pasti. Bakalan tidak ingin mengulanginya. Berjuang terus dalam mengubur PKI sedalam-dalamnya. Ikhtiar besar. Jangan sampai berhenti.
**********
Penulis: Burhanuddin Marbas, S.Pd
(Aktivis Muda dan Direktur Eksekutif Center For Islamic Research And Consultasy (CIRC))
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)