MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar kembali mendapat apresiasi atas perkembangannya yang pesat dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. Hal tersebut disampaikan dalam kuliah umum yang ia sampaikan di STIBA Makassar pada Senin (8/2/2025).
Dalam sambutannya, Prof. Arskal mengungkapkan apresiasinya terhadap kemajuan STIBA Makassar, khususnya Prodi Perbandingan Mazhab yang hingga kini masih tercatat sebagai prodi PM dengan mahasiswa terbanyak di Indonesia.
Meskipun baru mendapatkan izin resmi sejak tahun 2014, STIBA Makassar telah berhasil menarik ribuan mahasiswa, sebuah pencapaian yang luar biasa di antara ratusan perguruan tinggi Islam swasta di bawah Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
Rencana Penambahan Program Studi dan Institut
Prof. Arskal juga menyoroti rencana STIBA Makassar untuk menambah program studi hingga enam jurusan. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk bertransformasi menjadi institut. Salah satu prodi yang akan dibuka adalah Program Magister (S-2) Perbandingan Mazhab dan merupakan yang pertama di Indonesia.
Hal ini menurutnya menarik dan strategis, mengingat disiplin ilmu Perbandingan Mazhab mendorong pemikiran inklusif dan multikultural dengan kajian berbasis kitab kuning.
“Saya sendiri adalah lulusan S-1 Perbandingan Mazhab, dan saya tahu betapa berat mata kuliahnya. Tetapi dengan adanya program ini, STIBA sejak awal telah menanamkan cara berpikir yang luas dan menghargai perbedaan,” ungkapnya.
Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Dalam kuliah umum ini, Prof. Arskal juga mengingatkan para mahasiswa STIBA Makassar tentang peran strategis mereka dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, generasi Z yang saat ini menempuh pendidikan tinggi akan menjadi pemimpin di era keemasan Indonesia yang diproyeksikan masuk dalam tujuh besar ekonomi dunia.
Namun, ia menegaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, generasi muda harus memiliki tiga pilar utama: potensi diri, karakter dan kepribadian yang kuat, serta keterampilan sosial yang baik.
“Pintar saja tidak cukup. Banyak orang cerdas secara akademik tetapi tidak bisa berbagi ilmu atau memimpin orang lain menuju kemajuan. Oleh karena itu, keterampilan sosial dan kemampuan beradaptasi menjadi faktor kunci,” jelasnya.

Menjaga Keberagaman dan Tantangan Era Digital
Dalam kesempatan ini, Prof. Arskal juga mengingatkan pentingnya menjaga keberagaman di Indonesia yang memiliki lebih dari 300 suku bangsa dan 600 bahasa daerah. Menurutnya, toleransi dan persatuan harus terus diperkuat untuk menghindari konflik sosial yang pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, ia menyoroti tantangan era digital yang membawa dampak besar terhadap cara masyarakat mengakses informasi, termasuk dalam bidang keagamaan. Dengan tingginya penetrasi internet di Indonesia, masyarakat harus lebih kritis dalam menyaring informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh berita hoaks.
“Saat ini, kita hidup di era ‘post-truth’, di mana opini dan emosi lebih berpengaruh daripada fakta. Mahasiswa STIBA harus terbiasa melakukan verifikasi dan analisis terhadap setiap informasi yang diterima,” tambahnya.
STIBA sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang Moderat
Menutup kuliah umumnya, Prof. Arskal menegaskan bahwa STIBA Makassar memiliki peran besar dalam menjaga keilmuan Islam yang moderat dan berbasis ilmiah. Kehadiran program studi seperti Perbandingan Mazhab dan Hukum, Tafsir, serta Hadis menjadi bukti keseriusan STIBA dalam mengembangkan pemikiran keislaman yang inklusif dan akademik.
Kuliah umum yang berlangsung di Aula STIBA Makassar ini dihadiri oleh pengurus DPP Wahdah Islamiyah, Ketua Senat, Ketua STIBA Makassar beserta jajarannya, serta ribuan mahasiswa dan mahasiswi STIBA yang antusias mengikuti acara secara hybrid hingga selesai.
Sebelum kuliah umum dimulai, Ketua STIBA Makassar, Ustaz Akhmad Hanafi Dain Yunta, Lc., M.A., Ph.D., menyampaikan sambutannya. Beliau menyambut baik kehadiran Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. yang dianggap sebagai tamu istimewa bagi STIBA Makassar.
“Masyaallah, ahlan wa sahlan! Meskipun kunjungan ini sedikit mendadak, namun Alhamdulillah tidak mengurangi kebahagiaan dan kegembiraan kami. Bahkan, beberapa agenda internal kami geser sedikit demi menyambut kedatangan tamu istimewa kita hari ini,” ujarnya.
Sebagai laporan kepada Prof. Arskal, Ketua STIBA Makassar menjelaskan bahwa STIBA Makassar meskipun masih tergolong muda dalam dunia pendidikan tinggi, telah berkiprah cukup panjang. Dari izin operasional pada tahun 2002 hingga berkembang dengan berbagai program studi, STIBA kini memiliki empat program studi aktif dengan tambahan tiga program studi baru yang diajukan.
Beliau juga mengungkapkan harapannya agar STIBA Makassar dapat segera bertransformasi menjadi institut dan terus mendapatkan dukungan dari Kementerian Agama untuk semakin maju dan berkembang.
“Sekali lagi, kami mengucapkan ahlan wa sahlan kepada Prof. Dr. H. Muhammad Arskal Salim, G.P., M.A. Semoga kehadiran beliau membawa keberkahan bagi STIBA Makassar dan menjadi motivasi bagi kita dalam menghadapi tantangan di masa depan,” tutupnya.
Laporan: Humas STIBA
Editor: Admin MDcom