MUJAHIDDAKWAH.COM, GORONTALO – Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) Daerah Gorontalo bekerja sama dengan Forum Muslimah Raudhatul Jannah gelar Seminar Public Speaking bertemakan “Tips dan Trik Berbicara Tanpa Grogi”, Sabtu (16/09/2023).
Bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), kegiatan ini dihadiri 66 peserta mahasiswi dari berbagai Fakultas.
Turut hadir secara langsung Rahmatiah selaku Wakil Dekan 1 FIS UNG yang mengungkapkan apresiasi dan harapannya agar nantinya ada keberlanjutan dari kegiatan ini.
“Harapan saya, kepada pemateri tidak hanya memberikan teori tetapi berkelanjutan, ada pelatihan langsung. Karna beda praktek dengan materi, jadi skill berbicara tidak akan didapatkan ketika tidak ada praktek. Jadi mungkin panitia, bisa mengadakan lagi kegiatan lain yang mungkin lebih ke prakteknya supaya kita mencoba tampil sebagaimana diharapkan dari output dari seminar ini,” pungkasnya.
Susanti Abbas, selaku ketua FMDKI Gorontalo mengungkapkan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah mengatasi permasalahan yang banyak muslimah hadapi pada saat perkuliahan ataupun saat di kegiatan-kegiatan umum yaitu rasa percaya diri yg kurang dan grogi atau cemas saat berbicara di depan. Maka dari itu kami forum muslimah dakwah kampus memberikan solusi dengan mengadakan kegiatan ini untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan meningkatkan skill berbicara tanpa grogi,” ujarnya.
Di kegiatan ini panitia mengundang dua pemateri yang berbagi tips dan triknya agar tidak grogi saat berbicara.
Pada kesempatan pertama, diisi oleh pemateri Sri Wahyuni Kadali yang berprofesi sebagai penyiar RRI Programa 1 Gorontalo.
Pada pemaparannya, Sri Wahyuni Kadali atau yang biasa disapa dengan nama panggung Yayu Aradhea itu berbagi trik agar tidak grogi di atas panggung, yaitu dengan mengenali kekurangan pada diri.
“Pada kenyataannya semua teori akan hilang saat berdiri di depan. Makanya yang penting itu adalah mengetahui kekurangan kita. Kalau kita bisa down ketika menatap mata audience saat berbicara, maka jangan menatap matanya ketika berbicara. Kenali kekurangan kita, suport diri kita, lakukan apa yang membuat kita tidak merasa gugup saat berbicara di depan. Karena karakter kita berbeda-beda, masalah kita berbeda-beda. Kenali dan cari solusinya sendiri,” ungkapnya.
Selanjutnya materi kedua dipaparkan oleh Ustazah Supriyani yang merupakan pengampuh kelas online pada Channel Mazayal Qur’an Institut dan Halaqotul Qur’an, beliau juga sebagai pengajar aktif pendidikan Al-Qur’an dewasa.
Ustazah Supriyani mengungkapkan manfaat yang didapatkan dari publik speaking untuk kemaslahatan ummat.
“Kita tau bahwa publik speaking adalah berbicara di depan publik, ada pendengar, ada pembicara dan ada pesan yg disampaikan. Tapi saya akan membahas kemampuan publik speaking untuk kemaslahatan ummat. Pertama, publik speaking adalah sarana penyampaian informasi atau ilmu. Kedua, melalui publik speaking kita bisa mempengaruhi orang lain untuk berpikir dan bertindak. Ketiga, motivasi berarah ke lebih baik. Keempat, membangun relasi melalui komunikasi,” jelasnya.
Beliau juga menyampaikan bagaimana sebaiknya adab seorang muslimah saat berbicara di depan umum, khususnya kepada yang bukan mahrom.
“Saat berbicara muslimah harus memperhatikan suara yaitu tidak mendayu dayukan suara saat berbicara berhadapan dengan yang bukan mahromnya, maka berbicara saja dengan apa adanya dengan memperhatikan bahasa yang sopan. Takutnya muslimah suara yang didayu-dayukan akan menjadi daya tarik mereka yang tidak seharusnya mendengar suara muslimah, kemudian tempatkan publik speaking kita yang masih sedikit ini pada tempat yang membawa manfaat bagi banyak orang,” tuturnya.
Di kegiatan tersebut juga dibentuk kelompok belajar sebagai follow-up bagi para peserta dari kegiatan seminar ini.
Reporter: Nurannisa Azzahra
Editor: Admin MDcom