Tidak Mengincar Perceraian Rumah Tangga Orang Lain Supaya Dia Dapat Menggantikan Kedudukan Istri
Wanita Muslimah yang sadar dan benar-benar bertakwa akan senantiasa merasa bahwa dia hidup di masyarakat Muslim, yang anggotanya adalah masih saudaranya sendiri. Dalam masyarakat Rabbani ini diharamkan untuk berselingkuh, melakukan tipu daya dan pengkhianatan serta akhlak-akhlak tercela lainnya yang menjamur dipelbagai masyarakat yang menyimpang dari petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala.
Di antara akhlak tercela itu adalah pengincaran seorang wanita terhadap laki-laki yang sudah menikah supaya dia dapat menarik dan menggantikan posisi istrinya setelah laki-laki itu menceraikan istrinya. Wanita Muslimah jauh dari akhlak tercela tersebut yang benar-benar dilarang oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang disampaikan beliau melalui beberapa hadits. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu , dia menceritakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda,
“Janganlah kalian saling mengiming-imingi (supaya seorang mem- beli barang yang sebetulnya dia tidak mempunyai keinginan untuk membeli), dan janganlah seseorang menjual barang yang telah dijual kepada saudaranya, jangan pula orang kota menjadi calo bagi orang kampung, serta janganlah seseorang melamar wanita yang telah dilamar saudaranya, dan janganlah seorang wanita meminta seorang laki-laki untuk menceraikan istrinya supaya dapat menggantikan posisi Istrinya itu.”
Sedangkan dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah juga disebutkan
“Tidak dihalalkan bagi seorang wanita untuk meminta perceraian saudaranya supaya dia dapat menempati posisinya, karena sesungguhnya dia hanya mendapatkan apa yang telah ditentukan baginya.”
Yang demikian itu karena wanita Muslimah adalah saudara bagi wanita Muslimah lainnya, di mana dia meyakini bahwa apa yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wata’ala baginya pasti akan dia dapatkan, dan dia tidak termasuk wanita yang beriman kecuali jika dia benar-benar mencintai saudaranya seperti dia
mencintai dirinya sendiri, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,
“Tidaklah seseorang di antara kalian beriman sehingga dia mencintai n saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.”
Beranjak dari hal tersebut, dengan kesadaran dan keimanannya, dia akan memelihara diri dari kesalahan tersebut dan menghindarkan diri dari ketergelinciran ke dalam lembah dosa itu. Dia lakukan hal itu dalam rangka mewujudkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang telah dipoleskan Islam ke dalam kepribadiannya dan untuk menghindarkan wanita dari kejahatan perbuatan tersebut. Tidak jarang wanita dapat menutupi perbuatan tercelanya itu dan selamat dari pandangan masyarakat, tetapi dia tidak akan bisa terlepas dari pandangan Allah, Rabb Yang Mahaagung yang mengetahui semua yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Tidak Menyerupai Laki-laki
Wanita Muslimah yang bangga akan kepribadian Muslimahnya tidak akan pernah menyerupai laki-laki, karena dia mengetahui bahwa penyerupaan diri seorang wanita seperti laki-laki, demikian juga laki-laki seperti wanita adalah harari dalam syari’ at Islam. Yang demikian itu karena hikmah Allah dan Sunnah-Nya yang abadi di alam dan kehidupan ini telah menetapkan bahwa orang laki-lakimemiliki kepribadian tersendiri yang berbeda dengan kepribadian wanita, demikian halnya sebaliknya, wanita juga memiliki kepribadian yang berbeda dengan kepribadian laki-laki. Ini merupakan perbedaan penting dari kedua jenis manusia itu, karena masing-masing dari keduanya memiliki peran sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam kehidupan ini. Keistimewaan tugas dan peran itu sangat erat kaitannya dengan kepribadiannya, dan antara kepribadian wanita dan laki-laki itu jelas berbeda.
Islam telah menempatkan beberapa urusan sesuai dengan porsinya, yaitu ketika Islam memberikan batasan tugas dan peran bagi kedua jenis makhluk itu, laki-laki dan perempuan dalam kehidupan ini serta memberikan kemudahan bagi segala sesuatu yang diciptakan bagi keduanya. Beranjak dari hal tersebut, setiap penyimpangan terhadap garis-garis Rabbani tersebut merupakan tindakan yang melanggar sunah dan fitrah yang telah diciptakan bagi manusia secara keseluruhan, sekaligus sebagai pelanggaran terhadap tabi’at manusia. Itulah yang sangat dibenci oleh keduanya. Bukti yang paling kongkrit adalah wanita sangat membenci laki-laki yang ber-sikap kewanita-wanitaan atau yangberpenampilan menyerupai wanita, sebaliknya, laki-laki juga tidak menyukai wanita yang menyerupai laki-laki. Upaya pemban dan realisasi kesejahteraan manusia ini tidak akan terwujud melainkandengan membedakan kedua jenis manusia tersebut, yang masing-masing jenis saling menikmati kelebihan dari kedua jenis tersebut serta perlu adanya kerjasama yang baikantara keduanya untuk membangun dan mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.
Oleh karena itu, banyak nash-nash Islam yang datang dengan memberikan ancaman yang sangat keras terhadap laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.
Misalnya, dari Ibnu Abbas te, dia menceritakan,
“Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki, “(HR. Bukhari)
“Dan dari lbnu Abbas juga, dia berkata, ‘Nabi melaknat laki- laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki, dan beliau bersabda, Usir mereka dari rumah kalian.’ lbnu Abbas mengatakan, Maka Nabi pun mengusir si Fulan, sedangkan Umar mengusir si Fulanah’. “(Ibid)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia menceritakan,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaknat orang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita, dan wanita yang mengenakan pakaian laki-laki. “(HR. Abu Dawud)
Pada hari di mana kaum Muslimin hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan, yang hidup mereka diatur oleh syari’ at Allah sedang masyarakat mereka disinari oleh sinar Islam, sehingga di masyarakat itu tidak pernah ada masalah yang berkenaan dengan penyerupaan wanita seperti laki-laki dan laki-laki seperti wanita. Sedang sekarang ini, ketika Islam tidak lagi menaungi kaum Muslimin dan sinarnya pun tidak lagi menerangi masyarakat mereka, tidak sedikit kita temukan dipelbagai masyarakat wanita-wanita yang mengenakan celana dan baju ketat yang menyerupai laki-laki, sedang kepala, lengan dan beberapa bagian tubuh mereka
dibiarkan terbuka sehingga mereka terlihat seperti laki-laki. Kita juga dapat menemukan laki-laki yang bertingkah seperti wanita, mengenakan kalung emas dan membiarkan dadanya terbuka dan rambutnya pun dipanjangkan sehingga terlihat seperti wanita, bahkan sulit untuk membedakan antara keduanya.
Pemandangan yang penuh tipuan ini terdapat di beberapa negara Islam yang telah dijajah oleh ghazwul-fikr (invasi pemikiran) yang tidak sedikit dari generasi mudanya telah menderita kekalahan rohani. Pemandangan ini merupakan pemandangan yang merasuk ke dalam jiwa umat Islam, masyarakat, nilai-nilai dan tradisinya, yang telah diekspor oleh masyarakat Barat maupun Timur, di mana kesemerawutan, kesia-siaan dan kesesatan lainnya tersebar yang menyeret manusia ke jurang kebi-nasaan dan mengakibatkan mereka hidup dalam kesengsaraan. Yang semuanya itu telah menjauhkan umat manusia dari fitrahnya yang asli kepada penyimpangan yang mengakibatkan munculnya berbagai dampak negati yang menyedihkan dan penyakit yang menakutkan. Sedangkan kita sendiri telah terkena panas dan asapnya, yang telah menyelimuti secara menyeluruh orang-orang yang menyimpang dari hidayah Allah di sebagian negara kaum Muslimin setelah khalifah lslam turun panggung, kesatuan umat pun tercerai berai dan nilai-nilainya pun sudah tidak lagi mewarnai kehidupan manusia, dan terlihat mereka telah melakukan penyimpangan, keluar dari manhaj yang telah ditetapkan Islam, nilai-nilai permanennya serta kepribadiannya yang istimewa.
Saudariku, Sebagai wanita muslimah yang berilmu kita harus bangga akan kepribadian wanita muslimah yang memiliki peran dan keistimewaan tersendiri. Begitu banyak nash-nash yang dijelaskan diatas terkait ancaman bagi laki-laki yang menyerupai perempuan bagitu pula sebaliknya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari segala perbuatan yang mendatangkan murka-Nya. Allahumma Aamiiin…
**********
Penulis : Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi
(Di Sadur Dari Buku Jati Diri Wanita Muslimah, h. 415-416 & 421-423)
Demikian Semoga Bermanfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)