17 April 2025 menandai 21 tahun kematian salah satu ikon dan pendiri gerakan perlawanan Hamas, Dr. Abdel Aziz al-Rantisi. Dijuluki ‘Singa Palestina’, al-Rantisi adalah salah satu tokoh penting yang bersama Syeikh Ahmed Yassin memperjuangkan pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis.
Al-Rantisi adalah pemimpin politik dan juru bicara Hamas di Gaza, menggantikan Mursyid Hamas, Syeikh Ahmed Yassin yang dibunuh oleh rezim Israel pada Maret 2004.
Ia sangat vokal dalam menentang kompromi dengan Israel dan mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka melalui perlawanan bersenjata.
Al-Rantisi lahir di Yibna, sebuah daerah yang terletak antara Jaffa dan Ashkelon pada 23 Oktober 1947. Setelah Perang Arab-Israel 1948, keluarganya mengungsi ke Gaza. Pada tahun 1956, saat ia berusia 9 tahun, tentara Israel membunuh pamannya dalam pembantaian massal di Khan Younis.
Ia menekuni bidang kedokteran anak dan genetika di Universitas Alexandria, Mesir. Hasil studinya di bidang medis menjadikannya seorang dokter spesialis yang tersertifikasi. Pada 1976, ia kembali ke Gaza untuk mengajar parasitologi dan genetika.
Pada akhir 1987, Al-Rantisi bersama Syeikh Ahmad Yassin dan Salah Shehadeh memimpin massa untuk keluar dari masjid sambil meneriakkan seruan suci “Allahu Akbar”. Saat itulah dimulainya kebangkitan rakyat Palestina hingga terjadinya sebuah insiden besar yang memicu Intifada Pertama.
“Intifada” adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “pemberontakan” atau “kebangkitan”. Puncak kemarahan rakyat Palestina saat itu terjadi ketika seorang pengemudi truk Yahudi sengaja menabrak dua kendaraan (mobil/truk kecil) milik warga Palestina, mengakibatkan 4 orang tewas dan 9 lainnya luka-luka.
Di tahun yang sama, gerakan Hamas pun didirikan.
Pada Desember 1992, Al-Rantisi diusir ke selatan Lebanon bersama 416 anggota Hamas dan pejuang anti-penjajahan Jihad Islam Palestina.
Dalam peristiwa itu, ia tampil sebagai juru bicara para pengusiran. Ia pernah ditahan selama 7 tahun di penjara Israel, menjadikannya pemimpin Hamas pertama yang ditangkap pada 15 Januari 1988.
17 April 2004, pasukan Israel membunuh Al-Rantisi dengan menembakkan rudal Hellfire dari helikopter AH-64 Apache ke arah mobilnya.
Hari ini, Al-Rantisi tetap ‘hidup’ dalam jiwa para pejuang Palestina, dan namanya terus membawa semangat kemerdekaan Al-Quds.
**********
Penulis: Aidil Heryana
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)