Pemuda harus memiliki mental dan karakter yang kuat. Karena dari keduanya seorang pemuda mampu bertahan, memiliki stamina untuk terus berjuang dan sanggup mengatasi situasi yang sangat rumit, runyam dan tidak menentu dalam kehidupan ini.
Mental dan karakter itu harus segera hadir dan kokoh dalam jiwa dan pikiran kaum muda. Karena masa muda itu tidak lama dan tak akan pernah berulang sampai kapan pun.
“..kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat…” (QS. Ar-Rum: 54).
Oleh karena itu spiritual, intelektual dan emosional harus jadi fokus kekuatan yang terus disinergikan dalam diri. Agar eksistensi kepemudaan kita dapat memberi arti dan mendorong progresifitas ke depan.
Kekuatan fisik, kecerdasan pemikiran dan kejernihan hati harus benar-benar sinkron, sehingga mampu melahirkan akhlak dan ketangguhan dalam perjuangan.
Pemuda tidak terjebak realitas sementara, baik itu suka maupun duka. Oleh karena itu visi sangat penting bagi pemuda. Bangkit dan hadapi apa pun dengan wibawa iman dan Islam. Tandang ke gelanggang dengan kemampuan diri dan jaringan.
Pemuda harus mampu dengan visinya melihat keindahan masa depan sehingga ia tidak lemah berhadapan dengan kelesuan, kemalasan dan kebosanan. Spiritnya terus menyala dan menggelorakan perjuangan dan pengorbanan.
Kokoh dalam Jama’ah
Pemuda dengan mental dan karakter kuat, tetapi hidup sendirian, maka ia sama seperti batu bata yang hanya satu. Tidak dapat memberi daya dukung untuk jadi dinding dan penguat.
Tetapi kala pemuda berhimpun dalam jama’ah, organisasi, komunitas atau gerakan, maka setiap anak muda layaknya batu bata yang banyak. Bisa kita gunakan membangun rumah.
Jika kekuatan setiap individu sama kuat, rumah yang dibangun dengan susunan batu bata tersebut pun akan kuat pula dengan dukungan bahan material lain yang baik dan dalam penanangan arsitek yang ahli.
Oleh karena itu Allah mencintai pemuda yang bersatu dalam jama’ah. Allah cinta kepada mereka, karena mereka kokoh layaknya bangunan yang kuat.
Jadi, jangan mau jadi pemuda yang hidup sendiri dan sebatas mengurus urusan pribadi. Jadilah pemuda yang berjama’ah dengan visi, pikiran dan langkah yang nyata namun berkelanjutan dan berdampak terhadap upaya membangun peradaban.
Jangan Menyerah
Pemuda jangan menyerah. Jelas tantangan pemuda tidak mudah. Ada banyak cabaran dan godaan. Tapi hadapilah semua dengan kekuatan visi yang berlandaskan iman dan Islam.
Buya Hamka berpesan (Lihat Buku “Pribadi Hebat).
“Bebanmu akan berat. Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan juga kuatkan pribadimu.”
Terus angkat semangat jiwamu tinggi-tinggi. Jangan mau tunduk oleh realitas atas dasar tidak ada fasilitas, uang, dan lain sebagainya. Cobalah bangkit dan merataplah kepada Allah melalui sujud. Insha Allah jalan keluar akan Allah berikan.
Saat itu telah menjadi pengalaman dan kekuatan maka insha Allah kita akan jadi pemuda yang berkepribadian. Kata Buya Hamka, manusia itu nilainya ada pada pribadinya. Bukan badan, jabatan, atau pun kekayaan.
Untuk itu jangan sekali-kali berpikir untuk menyerah. Terus melangkah dan jadilah pemuda yang progresif beradab.
***********
Penulis: Ustadz Imam Nawawi, M.Pd.I
(Ketua Umum Pemuda Hidayatullah dan Pengasuh masimamnawawi.com)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)