MUJAHIDDAKWAH.COM, TARAKAN – Pimpinan Daerah Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PD LIDMI) Tarakan periode 2022-2024 menggelar Penataran Pengurus dan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) I yang berlangsung secara offline di sekretariat PD LIDMI Tarakan, Selasa (22/3/2022).
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman antar semua pengurus tentang amanah dan tanggung jawab dalam kinerja dakwah di kalangan mahasiswa. Berlangsung selama 2 hari, kegiatan ini diharapkan dapat membangun paradigma berpikir yang lebih progresif dan kolaboratif.
Kegiatan kaderisasi dan pengembangan mahasiswa haruslah berjalan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga benar-benar bisa tersistematik dan tepat sasaran.
“Salah satu agenda Mukerda pertama ini adalah membuat rancangan program kerja setahun untuk merumuskan strategi dan program-program dakwah yang inovatif serta bisa membangun kolaborasi yang relevan serta sinergitas dengan elemen bangsa yang lain,” ujar Muhammad Ramli selaku Ketua PD LIDMI Tarakan.
“Adanya organisasi LIDMI di Tarakan bukanlah sebuah saingan bagi organisasi lain yang lebih dulu ada dan terbentuk, melainkan sebagai problem solving untuk permasalahan mahasiswa yang lebih kompleks serta sebagai wadah kolaborasi bagi organisasi lainnya sehingga bisa bersinergi,” tambahnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Internal Lembaga dan dalam Negeri PP Lidmi, Sayyid Fadhlillah hadir membuka kegiatan tersebut, dalam sambutannya Ia menguraikan tentang medan dakwah Lidmi yang menurutnya memiliki kekhususan dan ciri khas tersendiri.
“Kampus memiliki iklminya sendiri yang berbeda dengan metode dakwah kepada masyarakat awam yang sudah bergelut dengan keseharian baik dari segi mengurus keluarga, mencari nafkah, dan lain sebagainya. Ada kompleksitas tersendiri,” tuturnya.
Menurutnya, kampus memiliki peran penting untuk melahirkan para akademisi yang kelak menjadi guru, dosen dan lainnya serta yang melahirkan pemimpin baik skala kecil, kelurahan sampai kepada yang tertinggi di lingkup negara. Baik itu di level legislatif, eksekutif demikian juga yudikatif.
Tentu yang seperti ini memiliki metode dakwah yang khusus yang perlu kita cermati. Tidak bisa kita samakan tupoksi dakwahnya kepada masyarakat umum. Kampus memiliki potensi yang sangat besar. Objek-objek vital dalam suatu negara itu umumnya lahir dari rahim kampus.
“Seluruh objek-objek vital dalam suatu negara itu lazimnya, lahirnya dari kampus. Walaupun ada 1 atau 2 orang yang lahir dari tempat lain yang tidak melewati pintu perkuliahan, namun secara umum lahirnya adalah dari kampus. Oleh karena itu, fiqhud dakwah atau fiqhul aulawiyah mesti dipahami dengan baik. Harus punya perencanaan yang matang, baik dari sisi syar’i, dari sisi metodologi, hingga narasi-narasinya,” pungkasnya.
Sebagai penutup, alumnus Universitas Muslim Indonesia ini berharap semangat gerakan Lidmi Tarakan ini terus dijaga. Pemuda Lidmi Tarakan harus siap memberikan solusi mendetail dan membumi untuk mengatasi persoalan bangsa.
Laporan: Humas LIDMI
Editor: Muhammad Akbar