Bakr bin ‘Abdillah berkata : “Apabila kamu melihat orang yang lebih tua daripada dirimu, maka katakanlah : “ Orang ini telah mendahului dengan iman dan amal shalih, sehingga dia lebih baik daripada aku”, apabila kamu melihat orang yang lebih muda daripada dirimu maka katakanlah, “Aku telah mendahului menuju perbuatan dosa dan maksiat sehingga dia lebih baik daripada aku”. (Shifatus – Shofwah : 3 / 248 ).
Alangkah bagusnya sikap rendah hati ini. Allah Subhanahu Wata’ala menyebutkan sifat rendah hati sebagai sifat yang mesti dan harus ada pada diri hamba-hambaNya. Sebagaimana dalam firmanNya
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Terjemahnya: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka itu adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati. Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata hinaan), mereka membalasnya dengan mengucapkan “salam,”. (Qs. Al-Furqan: 63).
Rendah hati merupakan akhlak terpuji, baik dalam pandangan Allah Subhanahu Wata’ala maupun pandangan manusia. Dengan sikap rendah hati, harkat dan martabat seseorang tidak akan menurun, bahkan sebaliknya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Artinya: “Sedekah tidak akan mengurangi kekayaan seseorang. Allah tidak akan menambahkan kepada seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiadalah seseorang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR Muslim).
Sifat rendah hati ini adalah sifat yang amat dituntut oleh Islam. Sifat ini juga menjadi salah satu sifat yang amat dicontohkan oleh Rasulullah selama berdakwah mendakwahkan Islam. Nabi tidak pernah merasa selalu paling benar walaupun beliau merupakan seorang nabi, yang mendapatkan wahyu langsung dari Allah. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Terjemahnya: “Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka dan bersikap rendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-Hijr: 88).
Adapun kebalikan dari sifat rendah hati, yaitu sombong, angkut, dan merasa diri lebih baik daripada yang lainnya. Allah Subhanahu Wata’ala secara tegas melarang sifat sombong ini ada pada setiap ciptaanNya. Allah berfirman
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
Terjemahnya: “Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada Allah, yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (Qs. An-Nahl: 49).
Sifat rendah hati ini sangat jarang sekali ditemui, apalagi pada diri orang-orang berilmu dan mereka yang diberi oleh Allah kelebihan harta dan jabatan. Mereka menjadi lupa dan sombong, dengan kenikmatan dunia yang tidak seberapa nilainya jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Sedang kehidupan akhirat itu hanya akan diisi oleh orang-orang yang ada sifat sombong dalam hatinya, merasa lebih baik dari yang lainnya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Terjemahnya: “Negeri akhirat itu Kami ciptakan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan juga tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs.Al-Qasas: 83).
Apa yang kamu miliki hari ini, berupa ilmu, jabatan, harta kekayaan, amalan yang banyak, itu semua tidak lepas dari campur tangan Allah Subhanahu Wata’ala. Olehnya tak ada yang perlu dibanggakan. Saat Allah menghendaki, kapanpun itu semua bisa hilang dengan sekejap.
Saat diri merasa jauh lebih baik dari yang lain, maka sejatinya apa kita miliki saat itu sudah tak memiliki arti.
Saat amalan yang begitu banyak kita kerjakan, menjadi sia-sia hanya karena niat yang salah. Melakukan amalan dengan niat ingin menandingi amalan orang lain kemudian berbangga diri dan menganggap diri jauh lebih mulia.
Tidaklah itu merupakan suatu kerugian? Sungguh sifat rendah hati ini tidak akan membuatmu rendah dan terhina. Melainkan sifat ini akan membawamu pada tingkatan yang mulia dihadapan manusia juga dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala.
***********
Samata, 26 Januari 2022
Penulis: Wahyuni
(Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pengurus Mujahid Dakwah Media)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)