MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Unit Kegiatan Mahasiswa Kalam STIBA Makassar mengadakan Pelatihan Menulis kepada seluruh Mahasiswa yang bertema “Produktif Berkarya, Berdakwah dengan Tulisan”, diadakan melalui Zoom Meeting pada Ahad, (21/11/2021).
Kegitan ini menghadirkan 3 Narasumber yang memiliki aktivitas sebagai penulis buku dan penggiat media, yakni materi pertama tentang membangun pondasi dalam menulis yang disampaikan oleh Ustadz Arfan Arifuddin, pemateri kedua tentang mengenal berbagai jenis tulisan oleh Muhammad Akbar dan pemateri ketiga tentang menenun ide melalui tulisan.
Diawal materinya, Founder Mujahid Dakwah tersebut menyampaikan pentingnya seorang jurnalis muslim, apalagi ditengah krisis literasi baik baca dan menulis, utamanya generasi muda.
“Saat ini kita mengalami krisis literasi utamanya generasi muda. Budaya baca dan menulis mulai ditinggalkan. Akibatnya, ilmu tidak tersebar di masyarakat karena tidak adanya jurnalis muslim,” ujarnya.
Krisis literasi generasi milenial adalah sebuah problem yang harus di selesaikan dengan mengadakan pencerahan melalui banyak kegiatan, salah satunya Workshop Jurnalistik dan pelatihan menulis dan lainnya.
“Dalam Islam budaya literasi sangat besar, karya-karya para ulama sangat berlimpah dan terus memberi manfaat sampai hari ini. Sehingga, tradisi menulis dan membaca mereka harusnya diwarisi oleh para penuntut ilmu. Sebab, menulis adalah keahlian yang harus di biasakan dan melalui proses belajar dan mencoba, keahlian menulis tidak lahir begitu saja,” tegasnya.

Founder Mujahid Dakwah dalam materinya juga menyampaikan tentang jenis-jenis tulisan kepada seluruh peserta agar lebih mudah untuk dalam menentukan jenis tulisan yang ingin ditulis.
“Dalam menulis secara umum dikenal menjadi 3 jenis tulisan. Ada tulisan yang berjenis Fiksi berupa novel, puisi, hikayat, drama dll. Kemudian ada jenis tulisan yang sifatnya Non Fiksi berupa artikel, buku, opini, berita dll. Dan juga ada jenis tulisan yang jenisnya Faksi berupa Diary, Biografi dan Autobiografi,” tambahnya.
Akbar juga menyampaikan bahwa kehadiran jurnalis muslim diharapkan mampu membantah tulisan-tulisan yang menyerang dan merusak Islam. Sebab, sekarang begitu banyak tulisan-tulisan dan buku-buku yang tersebar yang menyimpang dan bahkan merusak Islam.
“Ketika jurnalis muslim tidak melahirkan karya dengan tulisan-tulisan mereka, maka orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam akan begitu leluasa dalam menyebarkan keburukan dan kesesatan kepada umat, yang akibatnya membuat umat jauh dari agamanya bahkan saling memusuhi dan berpecah bela. Sehingga, jurnalis muslim harus tampil memberikan pencerahan, bantahan terhadap tulisan-tulisan yang merusak Islam,” pungkasnya.
Reporter: Ibnu Yasir
Editor: Muh Akbar