Allah ﷻ berfirman dalam Surat Fushshilat ayat 30:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah” kemudian istiqamah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Mujahid menjelaskan bahwa orang-orang terbaik itu tetap istiqamah untuk tidak melakukan kesyirikan sampai mati, sebagaimana dikutip dalam Hilyah al-Auliya (3/300):
فلم يشركوا حتى ماتوا
Mereka tidaklah berbuat syirik sampai mati.
Hanya dengan istiqamah-lah (بالاستقامة), menurut Abdullah ibn al-Mubarak seseorang akan mulia, dalam Hilyah al-Auliya (3/40).
Untuk menjadi sosok yang istiqamah bukanlah hal yang mudah. Di masa terbaik dahulu saja, Muhammad bin al-Munkadar berkata sebagaimana Hilyah al-Auliya (3/146):
كابدت نفسي أربعين سنة حتى استقامت
Aku telah menahan diriku selama 40 tahun hingga aku bisa istqomah.
Oleh karenanya, Wahhab bin Munabbih menyatakan bahwa ia lebih takjub kepada orang-orang yang istiqamah daripada orang-orang yang meninggalkan dunianya hanya untuk menjadi ahli ibadah, sebagaimana Hilyah al-Auliya (4:51):
وحدثنا ابن المبارك عن بكار بن عبدالله قال سمعت وهب بن منبه يقول مر رجل عابد على رجل عابد فقال مالك قال عجبت من فلان انه كان قد بلغ من عبادته ومالت به الدنيا فقال بعجل لا تعجب ممن تميل به الدنيا ولكن اعجب ممن استقام
Ibnul Mubarok menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata, “Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqomah.
Mari sahabat, terus bergandengan tangan dalam kebersamaan kita untuk selalu istiqamah pada seluruh kebaikan yang telah kita mulai.
***********
Penulis: Dr. Wido Supraha, M.Si
(Pendiri Insan Adab Mulia, Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat dan Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Umat Islam)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)