Ada yang bilang, untuk apa aksi-aksi?
Apa Palestina jadi lebih baik, apa Palestina selesai masalahnya?
Kita jawab apa, dia tidak tau.
Kalau tidak tau, tidak usah ngomong.
Dia tidak tau, betapa aksi-aksi yang dilakukan selama puluhan tahun ini telah memberikan manfaat, bukan saja pada Palestina tetapi semangat perjuangan umat di berbagai belahan dunia untuk membebaskan Al-Aqsa, dia tidak tau yang namanya pertolongan Allah melalui aksi-aksi bela Palestina ini luar biasa. Siapa yang membantu saudara-saudara kita di Palestina puluhan tahun dari segala penderitaan, mereka adalah kaum muslimin dan manusia yang punya hati nurani dari berbagai belahan dunia.
Bagi kita aksi ini selain merupakan kewajiban sebagai orang beriman, sebagai manusia yang punya nurani, kita juga tau bahwa ini bagian daripada peran yang harun kita lakukan. Sebab bukan saja peran fisik yang terjadi, bukan saja peran melalui bom-bom itu, bahkan sekarang cara-cara yang paling berbahaya adalah melalui perang opini.
Bagaimana tidak, saudara-saudara kita yang telah dibombardir, dibunuh secara brutal lalu dituduh sebagai teroris, bukankah itu sangat kejam, sangat kejam. Dan di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, dan fitnah juga dalam artian memutarbalikkan fakta.
Bahkan perang opini yang kita lakukan tentu sangat bermanfaat, coba banyangkan sekarang ketika saudara kita dibantai, dan kaum muslim semua diam dirumahnya, dan hany cukup dengan doa atau mungkin sedikit donasi, karena semangat berdonasi justru ketika ada aksi-aksi, apa kata dunia ketika tidak ada yang peduli kepada Palestina.
Aksi-aksi kita menaikkan semangat dari saudara-saudara kita di Palestina. Jadi jangan bilang tidak berguna, bahkan mereka lebih memerlukan aksi-aksi dan dukungan kita, dari pada kehadiran kita disana yang memungkinkan kita memang tidak dapat hadir disanan membantu mereka. Tapi tentu tentara-tentara resmi dari negara-negara Islam sangat dibutuhkan bagi Palestina.
Dukungan OKI yang hanya mengutuk saja, karena tidak beraninya kita kepada Israel.
Kita harusnya berterima kasih kapada para pejuang Gaza, bukan mereka yang berterima kasih kepada kita. Selain mereka menjaga Al-Aqsha, menjaga tanah suci Al-Quds, mereka telah menghidupkan iman yang kuat di hati kita dan tawakkal kepada Allah.
Bagaimana tidak, selama 16 tahun lamanya mereka di embargo, diblokade ekonominya. Tapi mereka bisa menunjukkan bahwa kekuatan Israel yang dibangga-banggakan dengan antek-anteknya yang adikuasa, bukanlah segala-galanya di dunia ini, Taufanul Aqsha seranga mujahidin pada 7 oktober yang lalu sembari menghidupkan pada diri dan hati kita dengan keimanan yang kuat tentang pertolongan Allah.
Mengapa kita harus aksi, agar kita tunjukkan pada dunia. Bahwa disini kaum muslimin, bukan hanya di Jakarta, tapi diseluruh kota-kota akan memberikan dukungan kepada mereka dan siap untuk melawan opini yang dilancarkan oleh Israel dan sekutu-sekutunya.
Hal ini yang harus kita ketahui semua, bahwa aksi-aksi kita bermanfaat, dan akan dicatat disisi Allah bahwa kita berada pada para pembela kebenaran, kita malu bukan hanya dihadapan Allah akan tetapi kita juga malu dihadapan anak-anak dan cucu-cucu kita, ketika nanti ditanya ‘Wahai bapakku, wahai ibuku, waktu Gaza dibantai dimana bapak dan ibu, apa yang bapak dan ibu lakukan. Apa kita tidak malu kalau kita tidak ikut membela Palestina. Jangan mempermalukan generasi kita, jadikan mereka bangga, jadikan mereka bisa mengangkat kepala. Bahwa kami jauh di timur dunia, jauh dari Palestina. Tapi bapak dan ibu kami tidak pernah berhenti memperjuangkan Palestina.
Kita harusnya berterima kasih kapada para pejuang Gaza, bukan mereka yang berterima kasih kepada kita. Selain mereka menjaga Al-Aqsha, menjaga tanah suci Al-Quds, mereka telah menghidupkan iman yang kuat di hati kita dan tawakkal kepada Allah.
Bagaimana tidak, selama 16 tahun lamanya mereka di embargo, diblokade ekonominya. Tapi mereka bisa menunjukkan bahwa kekuatan Israel yang dibangga-banggakan dengan antek-anteknya yang adikuasa, bukanlah segala-galanya di dunia ini, Taufanul Aqsha seranga mujahidin pada 7 oktober yang lalu sembari menghidupkan pada diri dan hati kita dengan keimanan yang kuat tentang pertolongan Allah.
Sumber: Translator dari orasi KH. Muhammad Zaitun Rasmin yang disampaikan dalam Aksi Bela Palestina di Palembang, Lapangan DPRD Provinsi Sumatera Selatan, Ahad (12/11/2023).