Sudah berapa kali saya anda dan kita semua bertemu bulan Ramdan?, Lantas sudah berapa hari saya anda dan kita semua shaum di bulan bulan ramdhan yang telah berlalu?
Apakah saya anda dan kita semua melihat perubahan positif dalam diri pasca shaum ramdhan?
Adakah ada perbedaan dalam diri Antara sebelum dan sesudah shaum?
4 pertanyaan penting diatas minimal telah mewakili berbagai pertanyaan-pertanyaan seputar evaluasi shaum yang telah kita lakukan 1 tahun yang lalu, juga tahun-tahun sebelumnya.
Shaum ibadah yang Agung
Cukup menjadi alasan agungnya ibadah shaum adalah sebagai salah satu rukun Islam; sehingga Allah ta’ala menyimpan banyak keutamaan dan keistimewaan dalam ibadah tersebut.
Takwa sebagai tujuan shaum
Didalam ayat shaum surah yang ke 2, ayat ke 183 dengan sangat gamblang Allah ta’ala menjadikan takwa sebagai tujuan shaum, mengapa begitu jelas dan gamblang?
Agar orang yang shaum tidak salah arah dan tujuan.Maka Tidak dibenarkan karena alasan shaum seseorang melalaikan salat atau tidak membaca Al quran, dan meninggalkan ibadah-ibadah yang lain. Apalagi ketika shaum seseorang masih melakukan dosa dan maksiat, baik dosa dan maksiat hati seperti dengki dan sombong, atau dosa dan maksiat lisan seperti berdusta dan mengumpat, atau dosa dan maksiat tubuh seperti seperti mata melihat yang haram, telinga mendengar yang haram, tangan mengambil yang haram, atau kaki berjalan ketempat yang diharamkan.
ketika shaum Seharusnya seorang muslim berusaha untuk menerapkan nilai-nilai takwa, agar ia menjadi insan yang bertakwa pasca shaum.
Apa saja nilai-nilai takwa dalam shaum?
Nilai-nilai takwa dalam shaum
Minimal ada 3 nilai-nilai takwa yang bisa dilatih dalam ibadah shaum:
- Mentaati Allah dan tidak maksiat
Taat dan tidak maksiat sangat dominan dalam shaum, dimana seseorang tidak berani makan, minum atau berjimak dengan istri kecuali setelah terbenam matahari. Dengan ketaatan dan kepatuhan yang tinggi kita jaga aturan tersebut, meskipun dengan mengorbankan keinginan hawa nafsu.
Diantara tujuan shaum adalah meningkatnya ketaatan dan kepatuhan kita kepada Allah ta’ala, tidak hanya dalam melaksanakan ibadah shaum saja, namun juga ibadah-ibadah yang lain, sehingga diharapkan pasca shaum seseorang berada pada level saabiquun yaitu orang-orang yang senantiasa bersegera menyambut perintah Allah dan bersegera juga meninggalkan larangan-laranganNya.
- Ingat Allah dan tidak lupa
Mengapa nilai tersebut ada dalam ibadah shaum?
Karena sesungguhnya orang yang shaum sedang berlatih untuk selalu selalu mengingat Allah ta’ala, dia tinggalkan makan, minum dan hal-hal yang mubah karena Allah ta’ala, sehingga saat dia ingin membatalkan shaumnya dia teringat bahwa Allah ta’ala ada, melihat dan mendengarnya.
Dia selalu ingat hanya Allah ta’ala lah yang akan membalas shaumnya, maka dia bertahan dan bersabar menahan segala tantangan dan ujian dalam shaumnya.
Bila seseorang yang shaum terlatih untuk selalu mengingat Allah ta’ala dan tidak lupa kepadanya, maka sesungguhnya dia akan menjadi hamba yang bertakwa, karena hanya dengan mengingat Allah sajalah kita akan termotivasi untuk Istiqomah dalam melaksanakan perintah Allah ta’ala dan menjauhinya laranganNya.
- Bersyukur dan tidak kufur (ingkar)
Ketika shaum kita pasti merasakan lapar dan haus seperti yang dirasakan oleh mereka yang kelaparan dan kehausan karena tidak ada makanan dan minuman.Bila lapar dan dahaga yang kita rasakan dibatasi hanya beberapa jam saja, ada sebagian orang kelaparan dan kehausan hingga berhari-hari.
Sedikit dari persamaan tersebut akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah ta’ala. Nilai syukur inilah yang mendorong seseorang selalu optimis dan berbaik sangka ketika menjalani kehidupan, apapun jua keadaan yang dihadapinya, karena dia yakin ada orang-orang yang lebih kurang darinya, dia selalu menilai setiap karunia yang Allah berikan kepadanya sangat besar, karena dia tidak melihat bentuk karunia terebut, akan tetapi dia melihat keagungan dan kebesaran Allah ta’ala yang maha mengkaruniai. sehingga rasa cinta dan ridlonya kepada Allah ta’ala semakin menguat.
Hamba yang bersyukur kepada Allah ta’ala akan senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaannya, karena dia sadar bahwa begitu banyak karunia Allah kepadanya yang tidak akan pernah terbalas oleh ketakwaannya, dan dia juga sadar bahwa Allah ta’ala tidak butuh dengan ketakwaannya, namun dia yakin bahwa Allah akan memuliakannya dengan ketakwaan tersebut.
Penutup
Jadikan ramadhan kita kali berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, dengan menanamkan nilai-nilai takwa dalam shaum yang kita lakukan, moga Allah ta’ala menjadikan kita hamba-hambaNya yang bertakwa, aamin.
Penulis: Ustadz Ridwan Nursalam, Lc., M.A.
(Kandidat Doktor, Bidang Aqidah & Pemikiran Kontemporer, King Saud University, Riyadh, KSA.
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)