MUJAHIDDAKWAH.COM, JAWA BARAT – Departemen Kajian Pemudi PUI Jawa Barat dan Kabupaten Majalengka mengadakan Bedah Buku yang berjudul “Kalo Cinta Nikah Aja” yang ditulis oleh Syamsuddin Kadir, kegiatan diselenggarakan secara online melalui Zoom Meeting. Ahad, (13/2/2022).
Diawal materinya, Syamsuddin Kadir menyampaikan bahwa cinta adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
“.. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah …” (QS. al-Baqarah: 165) dan juga Hadits Nabi yang artinya, “Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sampai kalian mencintai saudara kalian sebagaimana kalian cinta terhadap diri kalian sendiri.” (HR. Muslim).
Namun, terkadang cinta ini sering di artikan dengan hal-hal yang diharamkan seperti pacaran dan lainnya. Akibatnya muncul berbagai perbuatan zina, seks bebas dan lainnya. Data kehancuran generasi muda telah banyak dirilis oleh KPAI, contohnya di bawah.
“Seks bebas dan Aborsi hasil survei KPAI 2007, dari 4.500 remaja yang disurvei 97 % pernah menonton video porno, 93,8 % pernah berciuman dan oral seks, 62,7% sudah tidak perawan lagi, 21,1% pernah melakukan aborsi. Pada 2016 dan 2020, berdasarkan survei lembaga serupa dan lembaga lainnya, angka tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah usia produktif (15-40 tahun),” terang Syamsuddin Kadir dalam paparan slide materinya.
Belum lagi dengan perbuatan minuman keras, narkoba, tawuran, pembunuhan, putus sekolah atau pendidikan dan perdagangan anak. Syamsuddin menilai bahwa ini salah sebabnya karena pendidikan orang tua di rumah yang tidak maksimal.
“Pendidikan keluarga yang terabaikan, penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi, literasi positif yang melemah, keteladanan yang semakin kabur atau bias, agama yang disisihkan serta lingkungan yang tidak mendukung,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ada 4 masalah dan penyakit yang kerap dihadapi pemuda zaman now yakni pergaulan bebas, hidup serba boleh, terjebak materialisme, terpapar virus anti agama.
Sebab itu, menurutnya generasi muda sekarang harus membentengi diri dengan baik dari trend kehidupan dan lingkungan yang sangat berbahaya dengan memperbanyak ibadah dan manfaatkan waktu dengan baik.
“Menjaga ibadah utama: shalat lima waktu, shaum sunnah, tahajut, dhuha dan izzah, menghindari pergaulan bebas, dan meningkatkan kualitas diri: pengetahuan, akhlak dan amal baik, serta penguatan pendidikan keluarga,” pungkasnya.
Salah satu tips menurut penulis buku di atas agar terbentangi dari fitnah pergaulan bebas dan lainnya adalah dengan menikah. Namun, menikah bukan sekadar tentang rasa, tapi juga tentang keberanian. Sebab menempuh jalan pernikahan bakal dipenuhi liku-liku.
Tanpa keberanian maka rasa itu hanya sekadar rasa. Bahkan mungkin serasa hambar. Maka beranilah untuk menentukan sikap dan menempuh jalan itu. Kalau ada rasa, pastikan pada jalan yang semestinya. Agar cinta tak sekadar rasa dan obral kata-kata. Selain itu, juga mempersiapkan ilmu dan pengetahuan tentang pernikahan.
“Membaca ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits tentang pernikahan dan pendidikan adab sekaligus pendidikan keluarga, membaca buku-buku atau tulisan lainnya yang membahas tentang pernikahan, cinta dalam Islam, psikologi keluarga, membaca UU No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, matangkan dan layakkan diri dari berbagai sisinya: pengetahuan, ibadah, akhlak dan amal soleh lainnya
Perbanyak doa, zikir dan syukur kepada Allah, serta bersabar,” ungkapnya.
Reporter: Muh Akbar
Editor: Admin MDcom