Di antara tabiat yang dimiliki oleh manusia adalah selalu ingin dipuji. Keinginan untuk disanjung dan dibanggakan di hadapan orang lain atas kelebihan-kelebihan yang ia miliki.
Popularitas menjadi sebuah prioritas. Yah, itulah obsesi terbesarnya. Terlebih, jika Allah memberikan karunia kepadanya berupa potensi dan kelebihan dibanding orang lain.
Paras yang rupawan, kecerdasan, jabatan, bahkan kekayaan tiada tandingan. Ingin disebut dengan penuh sanjungan atas semua kelebihan yang mereka miliki tersebut.
Hal ini juga tak luput bagi para aktivis dakwah. Bukan hanya hal yang bersifat privasi semata, bahkan setiap agenda dakwahnya pun selalu ingin ditampilkan di layar kaca. Seolah, agar semua mata manusia tertuju padanya bahwa ‘Inilah Aku’ yang sesungguhnya.
Semua perjuangan ingin dipertontonkan, seakan dialah sosok yang paling berperan.
Pertanyaannya! Adakah yang salah?
Sebenarnya boleh saja. Karena ukuran ikhlas itu bukan menyoal pada apa yang ‘nampak’ dan ‘tak nampak’. Bahkan terkadang dalam hal kebaikan pun, kita diperintahkan untuk melakukannya secara terang-terangan. Bukan untuk apa-apa, apalagi ada maksud untuk riya’. Tetapi, ia bisa menjadi motivasi bagi orang lain agar bisa juga ikut melakukannya.
Oleh karenanya, menjadi orang terkenal adalah pilihan. Siapapun punya hak akan hal itu. Intinya, niatkan segalanya untuk senantiasa menggapai ridha dari Nya semata.
Karena;
Segala yang ‘Tersingkap’ belum tentu ia riya’…
Dan segala yang ‘Tersembunyi’ pun belum tentu juga ikhlas. Sebaliknya pun demikian!
Namun, sekali lagi! Memilih untuk tetap ‘Tersembuyi’ adalah pilihan yang lebih utama dan juga lebih mulia di sisi Nya.
Bukankah Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan;
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan, dan tersembunyi.” [HR. Muslim]
Dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah:
هُوَ الَّذِي لَا يُظْهِرُ نَفْسَهُ ، وَلَا يَهْتَمُّ أَن يُظهِرَ عِندَ النَّاسِ أَوْ يُشَارُ إِلَيهِ بِالبَنَانِ أَوْ يَتَحَدَّثُ النَّاسُ عَنْهُ
“Yaitu orang yang tidak menampakkan dirinya, tidak berambisi untuk tampil di depan manusia, atau untuk ditunjuk oleh orang-orang atau diperbincangkan oleh orang-orang.” (Syarah Riyadish Shalihin)
Bukankah para ulama salaf pun telah membuktikan di setiap pengamalan ibadahnya?
Akhirnya, siapapun kita;
Semoga kita senantiasa termasuk orang-orang yang memilih jalan itu juga. Jalan untuk ‘Tetap Tersembunyi’ dari pandangan mata setiap manusia.
Rasulullah bersabda;
“sesungguhnya amal perbuatan itu hanyalah tergantung niat”. (Muttafaqun `alaih)
Karena berjuang untuk menjaga niat adalah pekerjaan yang tiada pernah henti, selama hembusan nafas masih terus mengalir.
Semoga bermanfaat…
***********
Gowa, 31 Agustus 2021
Penulis: Muhammad Ikram, S.Sos.I.
(Founder Pena Ibnu Taimiyah, Pembina Daar Al-Qalam dan Pemred mujahiddakwah.com)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…