MUJAHIDDAKWAH.COM, MAKASSAR – Pimpinan Wilayah Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) Sulawesi Selatan turut memberikan kontribusi jihad intelektual dalam rangka meluruskan paradigma kebijakan penanganan covid-19. Mengusung kegiatan Dialog Anak Bangsa bertajuk “Covid Sampai Kapan? Perspektif Kebijakan Pemerintah, Ekonomi Politik, dan Kesehatan, yang akan dilaksanakan pada Rabu, 30 September 2020 pukul 20.00 WITA.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing, Prof. Dr. Ir. Rudy Djamaluddin, ST. M.Eng (Plt. Walikota Makassar), Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos, M.Si (Bupati Wajo), Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., M.Sc.Ph (Koordinator Konsultan Penanganan Covid Sulsel, Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia) serta Prof. Dr. H. Amran Razak, S.E., M.Sc (Penulis Buku “Menakar Kemampuan Negara Mengendalikan Covid19-Perspektif Ekonomi Politik, Guru Besar FKM Unhas).
Muhammad Thareq Abdillah, selaku Sekretaris Humas PW LIDMI Sulsel menyatakan bahwa kesuksesan dalam menangani pandemi covid-19 ini tidaklah akan diraih kecuali dengan mengembalikan dan mempercayakan perspektif kebijakan pada ahlinya masing-masing.
“Kita sebagai masyarakat yang cerdas lagi bijak, tidak boleh latah meyakini setiap informasi yang diperoleh apabila tidak jelas asal-usulnya, terlebih dari orang-orang yang tidak berkompeten mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pandemi. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa menanyakan sesuatu kepada pakarnya masing-masing sebagaimana yang terkandung dalam QS. Al-Anbiya ayat 7,” ujarnya.
PW LIDMI Sulsel diharapkan dapat proaktif dalam mengawal dan memberi solusi pada setiap problem masyarakat salah satunya situasi pandemi saat ini, yang dampaknya dirasakan oleh berbagai aspek kehidupan, baik kesehatan, ekonomi, sosial, politik, dll.
“Kita sebagai kaum intelektual, sudah menjadi tanggung jawab moril untuk memberikan edukasi dan promosi yang tepat sebagai ikhtiar kita dalam melakukan upaya preventif terhadap covid-19. Di antara permasalahan utama kita saat ini adalah begitu banyak disinformasi mengenai covid, bahkan menurut suatu penelitian, Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar berita hoaks, stigma, dan teori konspirasi tentang covid,” ujar Marjuni Ashar selaku ketua panitia kegiatan.
Tentunya hal ini akan memicu timbulnya disharmoni dan distrust terhadap kebijakan dan protokoler yang ditetapkan pemerintah.
“Olehnya itu, ini menjadi PR kita bersama untuk senantiasa meluruskan pemahaman masyarakat tentang penanganan covid, agar mereka dapat bersikap dengan efektif,” tambahnya.
Laporan: Asrullah
Editor: Muh Akbar