Mendoakan orang lain terkadang kita sepelekan bahkan ada yang mengatakan buat apa kita doakan orang lain kita sendiri butuh di doakan. Perlu diketahui bahwa mendoakan orang lain (mendo’akan secara rahasia) Memiliki tiga keuntungan.
Pertama doanya akan terjawab. Kedua, dia pun akan memperoleh sebagaimana doa yang dia mohonkan untuk orang lain dan ketiga, akan menambah pahala
Mari kita perhatikan hadits Nabi
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ
Artinya, “Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan kecuali malaikat mendoakan orang yang berdoa tersebut dengan kalimat ‘Kamu juga mendapat sama persis sebagaimana doa yang kamu ucapkan itu,” (HR. Muslim: 4094).
Dalam lafadz lain dikatakan
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.
Artinya: “Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” ( HR Muslim)
Imam Nawawi Penulis buku Syarh Shahiih Muslim Mengomentari hadits ini, “ada sebuah keutamaan do’a bagi yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya. Seandainya seseorang berdo’a untuk satu kelompok umat Islam, maka ia akan mendapatkan pahala yang telah ditetapkan, dan seandainya ia berdo’a untuk seluruh kaum muslimin, maka yang aku fahami, ia pun mendapatkan pahala yang telah ditentukan.”
Al-Imam Ibnu Hibban membuat sebuah bab dalam Shahiihnya dengan judul: “Anjuran untuk Memperbanyak Berdo’a kepada Saudara Sesama Muslim Tanpa Sepengetahuan Orang yang Dido’akan, dengan Harapan Permohonan untuk Keduanya Dikabulkan.”
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata: “Jika generasi Salaf hendak berdo’a untuk dirinya sendiri, mereka juga berdo’a untuk saudaranya sesama muslim dengan do’a tersebut, karena do’a tersebut adalah do’a yang mustajab, dan dia pun akan mendapatkan apa yang didapatkan oleh saudaranya sesama muslim.”
Al-Hafizh adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari Ummud Darda’ رَحِمَهَا اللهُ تَعَالَى bahwa Abud Darda’ Radhiyallahu anhu memiliki 360 kekasih di jalan Allah yang selalu dido’akan dalam shalat, lalu Ummud Darda’ mempertanyakan hal tersebut, beliau menjawab: “Apakah aku tidak boleh menyukai jika para Malaikat mendo’akanku?”
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji orang-orang mukmin yang terdahulu karena meraka mendo’akan orang-orang sebelum mereka, hal ini termaktub di dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” [Al-Hasyr: 10].
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqi mengomentari ayat ini dengan berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji mereka karena do’a-do’a mereka untuk saudara-saudara mereka kaum mukminin yang telah mendahului mereka, pujian tersebut ketika mereka sedang berdo’a.”
Al Qur’an juga menyebutkan bahwa mendo’akan orang lain telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As.
رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ
Artinya: “Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (Ibrahim: 41)
Saya berpikir mungkin salah satu penyebabnya kenapa Nabi Ibrahim sangat disanjung dalam Al Qur’an karena dia selalu mendoakan orang lain
Saya diajari oleh guru- guruku untuk senantiasa mendoakan orang lain. Bahkan saya senantiasa berusaha setiap memiliki hajat,maka saya mendoakan orang lain, teman-teman terutama yang memiliki hajat yang sama dengan saya.
Sekitar 2-3 tahun yang lalu saya selalu berdoa agar yayasan saya (Posko Yatim) semakin maju dan berkembang, tetapi sekarang saya sudah ganti cara itu dengan cara mendoakan orang lain, saya doakan kiyai-kiyai saya yang punya yayasan/ Pesantren supaya yayasan/ pesantrennya semakin bagus,maju dan berkembang, jika. Yayasan/ Pesantrennya semakin bagus, maju dan berkembang karena ada andil dari doa saya,maka insya Allah yayasan sosial saya otomatis juga akan semakin bagus,maju dan berkembang juga.
************
Jakarta, 14 September 2020
Penulis: Ustadz Syarifuddin Liwang
(Pimpinan Posko Yatim Makassar)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)