Alhamdulillah, atas isin dan berkat dari Allah subhanahu wa ta’ala, pada kesempatan ini saya menulis sebuah panduan menuntut ilmu secara berseri Insya Allah. Tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan, tapi semoga ini memberikan pencerahan dan manfaat kepada ummat utamanya generasi muda.
Silahkan simak artikel kami di website mujahiddakwah.com, Insya Allah akan tayang setiap hari dengan pembahasan yang bertahap sesuai panduan menuntut ilmu para ulama.
A. Keutamaan Belajar
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Rasulullah sallallahu alaihi wassalam bersabda : “Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.”
Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata,“Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama Islam, shalat misalnya.
Oleh karena itu, setiap muslim dan muslimah wajib mengerjakan shalat, maka mereka wajib mengetahui rukun-rukun dan sarat-sarat sahnya shalat, supaya dapat melaksanakan shalat dengan sempurna.
Setiap orang Islam wajib mempelajari atau mengetahui rukun maupun shalat amalan ibadah yang akan dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu yang menjadi perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari wasilah atau perantara tersebut hukumnya wajib. Ilmu agama adalah sebagai wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama. Maka, mempelajari ilmu agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila berharta, haji jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika berdagang.
Muhammad bin Al-Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun kitab tentang zuhud, beliau menjawab, “aku telah mengarang sebuah kitab tentang jual beli.” Maksud beliau adalah yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari hal-hal yang subhat (tidak jelas halal haramnya) dalam berdagang.
Setiap orang yang berkecimpung di dunia perdagangan, wajib mengetahui cara berdagang dalam islam supaya dapat menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan. Setiap orang juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan batin atau hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridha. Sebab, semua itu terjadi pada segala keadaan.
B. Keutamaan Ilmu
Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang. Dengan ilmu pengetahuan.
Allah Ta’ala mengangkat derajat Nabi Adam alaihissalam. Diatas para malaikat. Oleh karena itu, malaikat di perintah oleh Allah agar sujud kepada Nabi Adam alaihissalam.
Ilmu itu sangat penting karena itu sebagai perantara (sarana) untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya:
“Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.”
Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul. Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu paling lurus untuk di pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan petunjuk. Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala keresahan. Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
Dalam Tafsir Al-Muyassar menjelaskan ayat tersebut bahwa Allah mengangkat derajat orang yang berilmu diantara kalian dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akhirat. Maka barangsiapa yang beriman dan memiliki ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan keimanannya itu dan mengangkat derajatnya dengan ilmunya pula; dan salah satu dari itu adalah Allah mengangkat derajat mereka dalam majelis-majelis.
Allah subhanahu wa ta’ala akan mengangkat derajat para ‘ulama (orang yang ahli dalam bidang keilmuan), sebab mereka sanggup memadukan antara ilmu pengetahuan dan pengamalannya
Ibnu Abbas radhiallahu anhu telah berkata: “Derajat ulama’ itu jauh diatas orang mukmin dengan selisih tujuh ratus derajat, sedangkan jarak antara dua derajat kira-kira perjalanan lima ratus tahun.”
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إنما يخشى الله من عباده العلماء
Artinya: “Sesungguhnya dari hamba-hamba Allah yang takut kepada Allah adalah para ‘ulama.” (QS. Al-Fathir: 28).
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku Isma’il bin Abu Khalid -dengan lafazh hadits yang lain dari yang dia ceritakan kepada kami dari Az Zuhri- berkata; aku mendengar Qais bin Abu Hazim berkata; aku mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata; Nabi ﷺ bersabda,
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa umat ini akan tegak di atas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah”. (HR. Bukhari: 69).
Dari Abu Umamah radhiallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah pernah diberitahu tenang dua orang. Seorang abid (ahli ibadah) dan Alim (ahli ilmu), maka beliau bersabda.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul A’la Ash Shan’ani telah menceritakan kepada kami Salamah bin Raja` telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Jamil telah menceritakan kepada kami Al Qashim Abu Abdurrahman dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata, “Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah ﷺ, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda,
“Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, ” kemudian beliau melanjutkan sabdanya, “Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih. Perawi berkata, “Aku mendengar Abu ‘Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza’I berkata; Aku mendengar Al Fudlail bin Iyadl berkata, “Seorang alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan ilmunya akan dipanggil besar oleh para malaikat yang ada di langit.” (HR. Tirmidzi: 2609).
Telah mengabarkan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Jamil Al Kinani telah menceritakan kepada kami Makhul ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda, “Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian, kemudian beliau membaca ayat ini, “INNAMA YAKHSYALLAHA MIN ‘IBADIHIL ‘ULAMA`” (Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah para ulama) -QS. Fathir: 8-, sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan (selalu) bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia’.” (HR. Darimi: 291).
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq berkata, telah memberitakan kepada kami Ma’mar dari ‘Ashim bin Abu An Nujud dari Zirr bin Hubaisy ia berkata; Aku mendatangi Shafwan bin Assal Al Muradi, lalu ia berkata, “Ada apa engkau datang?” aku lalu menjawab, “Aku ingin mengambil ilmu dari sumbernya.” Ia berkata; Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tidaklah seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu kecuali para malaikat akan mengepakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut karena ridha dengan apa yang ia kerjakan.” (HR. Ibnu Majah: 226).
Diriwayatkan juga dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa mati dalam keadaan mencari ilmu untuk menghidupkan Islam, maka dia di syurga antara dirinya dengan para Nabi hanya satu derajat.” (HR. Darimi: 1/100).
Sebagian ahli hikmah berkata, “Dubai gerangan diriku, apa yang didapatkan oleh orang yang tidak mendapatkan ilmu? Dan (sebaliknya) apa yang tidak di dapatkan oleh orang yang mendapatkan ilmu.”
***********
Bersambung, Insya Allah…
Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd., M.Pd
(Penulis Buku, Aktivis Media Islam, Pimpinan Mujahid Dakwah Media, Pengurus Madani Institute dan Pembina Daar Al-Qalam)
Referensi: Buku Mukthasar Minhajul Qashidin, Kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, Kitab Ta’lim Muta’allim, Kitab Ihya Ulumuddin, Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Bukhari, dan Kitab Hadits Lainnya.
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)