Ketahuilah. Bahwa Allah akan menguji setiap hamba-Nya dengan berbagai musibah dan permasalahan, dengan berbagai hal yang tidak mereka sukai, juga Allah akan menguji mereka dengan musuh mereka dari orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Ini semua membutuhkan kesabaran, begitu pula dengan hidup yang kita jalani tiap harinya dengan berbagai macam problematika yang kita hadapi. Namun, hendaknya kita menegtahui bahwa setiap masalah yang kita hadapi adalah ujian dan cobaan dari Allah , dan hendaknya bersabar dengan ujian dan cobaan yang diberikan kepada kita, tidak putus asa, marah terhadap masalah yang menimpanya. Sebagaimana Rasulullah bersabda;
Artinya: “Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi).
Di dalam hidup ini kita tak pernah lepas dari yang namanya cobaan dan ujian walaupun kita sudah berusaha untuk menghindarinya pasti kita semua pernah mengalaminya, baik itu cobaan biologis, ekonomi, ataupun sosial bahkan budaya sekalipun, kenapa hidup ini tak lepas dari yang namanya cobaan dan ujian? Padahal yang kita inginkan hidup di dunia tidak ingin mendapat kesusahan, seandainya kita bisa menghindari cobaan dan ujian itu, kita akan menghindarinya, tapi realitanya setiap manusia yang tinggal di bumi ini pasti mendapatkan cobaan dan ujian dari Allah .
Tidak usah kita memikirkannya jauh-jauh, contohnya saja Nabi Muhammad , walaupun beliau adalah seorang Nabi kekasih Allah tetapi beliau pun masih mendapat cobaan bahkan cobaan yang beliau rasakan lebih berat daripada cobaan yang diberikan Allah pada kita saat ini. Lalu kenapa ketika mendapat cobaan dan ujian kebanyakan dari kita selalu mengeluh, bukannya bersabar dan berdo’a ?
Manusia terkadang lupa dengan dirinya sendiri, siapa dia, dari apa dia diciptakan, untuk apa dia hidup, dan apa yang seharusnya jadi kewajibannya sebagai seorang manusia ?
Yang perlu kita tanamkan dalam diri kita agar kita selalu bersabar, bersyukur dan berdo’a ketika mendapat cobaan adalah bahwasanya setiap cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada hambanya tidak akan melebihi batas kemampuan hambanya, artinya pasti cobaan tersebut dapat kita lewati bahkan dengan tenang, karena cobaan itu tidak melebihi batas kemampuan kita pasti kita bisa melewatinya.
Bahkan di dalam suatu hadist juga dijelaskan ketika seorang hamba mendapat musibah kemudian dia bersabar dengan cobaan yang Allah berikan kepadanya maka Allah akan memberikan pahala baginya.
Seharusnya dengan cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada kita semestinya kita lebih bersyukur, kenapa kok harus bersyukur? Karena dengan Allah memberikan cobaan dan ujian terhadap kita itu berarti Allah masih sayang sama kita, kita masih di ingat oleh Allah , mungkin selama ini kita merasa apa yang kita lakukan itu semuanya sudah dijalan yang benar dan baik menurut kita tapi bisa jadi itu salah dan tidak baik menurut Allah, sehingga terkadang sesuatu yang kita inginkan tidak berjalan sesuai harapan.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah . Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah . Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Sehingga tidak menjadikan dirinya berburuk sangka kepada Allah terhadap apa yang telah ditentukan baginya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun seorang hamba yang beriman kepada-Nya harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah . Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai batu ujian atas keimanan yang mereka miliki. Allah berfirman :
Artinya: “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang (di alami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang bersamanya berkata: “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”. (QS. Al Baqarah : 214).
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
Artinya: “..Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran : 146)
Selama roda kehidupan terus berputar, seorang takkan pernah luput dari menuai permasalahan hidup, ujian dan cobaan. Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, baik pada diri kita, pada keluarga kita dan kaum muslimin, hendaknya mengintrospeksi diri kita dan semakin mendekatkan diri kepada Allah . Bukan mengambil jalan pintas dengan mengklaim ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Karena tidak ada yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup melainkan hanya Allah .
Rasulullah menggambarkan kriteria seorang mukmin dalam menyikapi ketentuan Allah beliau bersabda :
Artinya: “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan tidaklah didapatkan pada seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin : Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” (Riwayat Muslim).
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, beliau menerangkan tentang hadits di atas : (Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya), maksudnya : “Sesungguhnya Rasul menampakkan kekaguman beliau dengan pandangan kebaikan (terhadap perkara seorang mukmin), maksudnya : “terhadap urusannya.” Maka sesungguhnya seluruh urusan itu (dianggap) baik baginya dan tidak terdapat hal tersebut kecuali pada diri seorang mukmin.
Kemudian Rasul memberikan rincian tentang perkara kebaikan tersebut dengan sabdanya : (Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya). Beliau (Asy Syaikh Al Utsaimin) berkata : “Ini adalah keadaan seorang mukmin. Setiap manusia berada dalam ketentuan-ketentuan Allah, baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Dan manusia dalam menyikapi ujian dan cobaan ini terbagi menjadi dua golongan : mukmin dan non mukmin (kafir).
Adapun golongan Mukmin; menganggap baik segala ketentuan Allah baginya. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala dari Allah . Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama ; seperti ilmu, amalan sholih dan kenikmatan dunia; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah . Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu: kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Adapun golongan non mukmin; (Sungguh) berada dalam kejelekan, wal’iyyadzubillah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia tidak sabar, berkeluh kesah, mencemooh, mengutuk, mencerca masa (waktu) bahkan mencela Allah . Jika kesenangan menghampirinya, dia tidak bersyukur kepada Allah . Maka kesenangan ini akan menjadi balasan siksaan di akhirat. Maka kondisi orang kafir tetap jelek, baik mendapatkan kesusahan maupun kesenangan. Berbeda halnya dengan orang mukmin yang senantiasa dalam kebaikan dan kenikmatan.
Bersabarlah… Dalam menghadapi hidup ini ‘’Sebagaimana sebuah pohon semakin tinggi pohon tersebut menjulang kelangit, maka semakin banyak angin yang menimpanya. Begitu pula dengan kehidupan manusia dalam segala aspek, keimanan kepada Allah , kesuksesan hidup. Maka akan ditempa ujian dan cobaan yang akan memperkeruh atau memperkuat keimanan kita kepada Allah . Bersabar adalah perbuatan yang tidak mudah bagi setiap manusia untuk mengerjakannya, membutuhkan keihklasan dan ketakwaan yang lebih kepada Allah .
“Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah.” (Hasan al-Bashri rahimahullah).
***********
Bersambung, Insya Allah…
Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis Buku, Aktivis Media Islam, Pimpinan Mujahid Dakwah Media, Pendiri Madani Institute dan Pembina Daar Al-Qalam)
Sumber: Buku Meraih Kesuksesan dalam Benih Kegagalan
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)