Kualitas diri berarti hal-hal yang bersumber dari diri sendiri. Ini merupakan hal yang paling utama, karena kita bertanggung jawab penuh terhadap hidup kita sendiri. Jikalau setiap orang menyadari akan hal ini, niscaya tidak ada orang yang menggantungkan hidupnya kepada orang lain, dan semua orang akan bekerja lebih keras untuk menyongsong nasib baiknya.
Namun kenyataannya, masih banyak dari diri kita yang belum menyadari tanggung jawab ini. Akibatnya banyak sekali kegagalan yang diraih dan penyebabnya akan ‘dilemparkan’ kepihak lain.
Saya memiliki sebuah pengalaman tentang pentingnya kualitas diri dalam hidup kita, tepatnya bulan maret 2016 yang lalu. Kehidupan ditengah ruang lingkup kampus, disebuah wadah (organisasi) yang berperang untuk mencetak kader-kader yang unggul dalam segala hal dan eksis didalam kegiatan keagamaan dikampus, ketika waktu itu telah diadakan musyawarah besar untuk pergantian ketua umum, Namun, Allah tidak memberikan kesempatan kepada kami untuk menjadi ketua umum dan memberikan amanah-Nya kepada kami, dan pada waktu itu saya menyadari begitu pentingnya kualitas diri.
Kerja-kerja lembaga yang kami lakukan dengan maksimal selama kepriodean sebelumnya dan pemahaman kami tentang keorganisasian tidak mengangkat saya sebagai ketua umum, di karenakan kualitas yang saya miliki masih dipertanyakan dan bahkan tidak memiliki kualitas sedikitpun, karena sesungguhnya Allah melihat setiap manusia diantara kami siapa yang paling pantas menjadi sebuah pemimpin dikarenakan kualitas dirinya bukan karena kerja-kerja dalam lembaga tersebut.
Namun, dengan inilah kami mendapatkan sebuah motivasi yang sangat berharga ‘’Setiap manusia memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda’’, perkataan seorang MSO kepada kami, bermodalkan semangat dan tekad yang kuat membuat kami bangkit untuk mencapai kualitas diri yang lebih baik.
Kehidupan yang penuh dengan lika-liku, yang terkadang membuat kita termenung sendirian, memikirkan masalah yang kita hadapi. Terkadang kita memiliki semangat yang lebih untuk melakukan sesuatu, namun setelah kita kerjakan hasilnya tidak sesuai dengan harapan, sama halnya seorang yang mendaftarkan dirinya kesebuah perusahaan, namun ternyata ditolak.
Sering terlintas dibenak saya, mengapa hal-hal tersesbut selalu membanyangi diri kita dalam mencapai sebuah keseksesan? Dan mengapa kita selalu mencoba, namun selalu gagal? Mari kita lihat beberapa hal dibawah ini.
“Barangsiapa yang memberikan kebaikan pada kalian maka balaslah dengan setimpal, jika kalian tidak mampu maka doakanlah.” (HR. Abu Daud dan An-Nasai)
***********
Bersambung, Insya Allah…
Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis Buku, Aktivis Media Islam, Pimpinan Mujahid Dakwah Media, Pendiri Madani Institute dan Pembina Daar Al-Qalam)
Sumber: Buku Meraih Kesuksesan dalam Benih Kegagalan
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)