Begitu banyak orang yang sering berkata ‘Saya ingin berubah’ namun Ia enggang untuk menjalani sebuah proses yang begitu panjang dan melelahkan. Kita kita simak gambar berikut:
Apa yang tersintas dibenak kita tentang gambar disamping? Tentunya, banyak yang mengatakan sama ini adalah sebuah emas yang sangat berharga memiliki nilai yang sangat tinggi. Namun, saya cuma ingin mengatakan gambar disamping hanyalah sebuah tanah yang bercampurkan lumpur yang ada dipesisir pegunungan. Orang yang memahami sebuah perjalanan proses mereka tidak melihat hasilnya, bahwa ini adalah emas yang indah. Namun, Ia akan mempertanyakan apa yang membuat Ia indah dan bernilai dimata manusia.
Jauh sebelum emas itu jadi, dia diproses dengan proses yang begitu lama. Menyaring dari berbagai lumpur dan kemudian dipisahkan antara keduanya, hingga menghasilkan butiran-butiran emas. Kemudian setelahnya dipanasi dan menjadi emas batangan dan seterusnya. Perjalanan yang begitu panjang, namun memiliki nilai yang begitu berharga. Seseorang yang ingin berbuah akan tetapi enggan untuk berproses, maka ia seakan-akan berjalan ditempat dan tidak menghasilkan apa-apa.
Berubah memang tidaklah mudah dan salah satu faktor pendukung utama dalam mencapai keberhasilan dalam menyikapi perubahan adalah Niat. Ketika niat seseorang telah bulat untuk berubah maka langkah selanjutnya adalah menyejewatahkan niat itu kedalam tindakan kita, meninggalkan hal-hal yang tidak berfamfaat bagi diri sendiri. Faktor yang lain adalah bertaubat, orang yang ingin bertaubat adalah orang yang ingin berubah.
Hidup didunia tidaklah abadi, orang-orang yang berkutat dalam jurang dosa dan kesalahan juga pernah jenuh dengan aktivitas dosa-dosanya. Setiap manusia memiliki nurani dan nurani itu datangnya dari Allah . Setiap yang datang dari Allah adalah kebenaran. Tetapi adakalanya manusia menyimpang dari kebenaran itu. Tidak akan pernah ada kebenaran jika kesalahan juga tidak ada. Bumi ini adalah dunia keseimbangan, ada kanan dan kiri, ada atas dan bawah, ada penyakit dan obatnya, ada salah dan benar.
Kesalahan adalah manusiawi, dosa dapat menjadi pahala jika kita menyadari dan tidak mengulanginya. Bertaubat dengan sesunguh-sunguhnya taubat, komitmen terhadap diri sendiri untuk tidak melakukanya kembali. Karena menjadi dosa jika kita sudah mengetahui kebenarannya tetapi malah menyimpang dari kebenaran tersebut. Dosa bisa menjadi salah satu sarana kita dekat dengan Allah , tetapi bukan berarti kita boleh berbuat dosa terus. Jangan sampai kegiatan dosa-dosa yang kita lakukan menutupi hati kita, menutupi jiwa murni, menutupi spiritualitas murni kita sebahai seorang hamba Allah yang lemah, sehingga kita tidak mau lagi berbuat kebenaran, tidak mau lagi berdekatan dengan yang menciptakan kita.
“Ketika hatiku mengeras dan sempit jalanku Kugantungkan harapan pada maaf-Mu untuk keselamatanku Aku rasakan dosaku besar, namun ketika aku sandingkan ia dengan maaf-Mu. Wahai Tuhanku, ternyata maa-fMu lebih besar adanya.” (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah).
***********
Bersambung, Insya Allah…
Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis Buku, Pendiri Madani Institute, Ceo Mujahid Dakwah Media, Aktivis Media Islam, Founder www.mujahiddakwah.com dan Pembina Daar Al-Qalam)
Sumber: Buku Meraih Kesuksesan dalam Benih Kegagalan
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel: www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)