MUJAHIDDAKWAH.COM, IDLIB, SYRIA – Setidaknya 80.000 warga Suriah sedang bergerak di dekat perbatasan Turki dalam lima hari terakhir, setelah terjadi serangan hebat yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad, Rusia, dan kelompok-kelompok yang didukung Iran di provinsi Suriah utara, kata Direktur Kelompok Koordinasi Penanganan Suriah Mohammad Halaj, Jumat.
Halaj mengatakan, sedikitnya 180.000 warga sipil telah mengungsi sejak awal November di Idlib karena serangan-serangan yang sering terjadi itu.
Dia mengatakan Rusia dan rezim al-Assad menyerang rumah sakit, sekolah, masjid dan rumah untuk memaksa warga sipil keluar dari kota dan menjauhkan mereka dari rumah mereka.
Halaj menyimpan data tentang orang-orang yang terlantar di Idlib, kota yang telah diumumkan sebagai zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Pada bulan September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Sejak itu, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh rezim al-Assad dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi.
Menurut pemerintah setempat, Idlib adalah rumah bagi 2,4 juta dan 1,3 juta orang terlantar secara internal. Jika agresi oleh rezim Assad dan sekutunya berlanjut, Turki dan Eropa menghadapi risiko masuknya pengungsi-pengungsi lain.
Lebih dari 1 juta warga Suriah telah bergerak di dekat perbatasan Turki.
Sejak meletusnya perang saudara berdarah di Suriah pada tahun 2011, Turki telah mengambil hampir 4 juta warga Suriah yang melarikan diri, menjadikan Turki sebagai negara yang menampung pengungsi di dunia.
Reporter: Fahri Aksut
Editor: Admin MDcom