Kitab Al-Iman
Bab 11: Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “Diantara kalian, akulah yang paling mengerti tentang Allah
Hadis 19
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَرَهُمْ أَمَرَهُمْ مِنْ الْأَعْمَالِ بِمَا يُطِيقُونَ قَالُوا إِنَّا لَسْنَا كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَغْضَبُ حَتَّى يُعْرَفَ الْغَضَبُ فِي وَجْهِهِ ثُمَّ يَقُولُ إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا.
Dari Aisyah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila memerintahkan kepada para sahabat, Beliau memerintahkan untuk melakukan amalan yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata; “Kami tidaklah seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang”. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara kalian adalah aku”.
Fawaid Hadits:
1. Sesungguhnya amalan-amalan kebaikan akan mengangkat derajat seseorang dan menghapus kesalahan serta dosa-dosanya.
2. Kemarahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis ini disebabkan karena beliau memerintahkan para sahabatnya untuk mengamalkan amalan-amalan yang mudah untuk dikerjakan, namun para sahabat justru menolak dengan dalih bahwa amalan-amalan ringan tersebut disangkanya tidak akan menyelamatkan mereka dan tidak sesuai dengan keadaan mereka yang tidak mendapatkan jaminan ampunan dosa dari Allah. Berbeda dengan keadaan Rasulullah yang telah diampuni seluruh dosanya yang lampau dan yang akan datang.
3. Sebab perintah Rasulullah untuk menjalankan amalan yang mudah dan dapat dikerjakan karena sebaik-baik amalan di sisi Allah adalah amalan yang konsisten meskipun sedikit.
4. Diantara bagian ketaatan seorang hamba kepada syariat Islam adalah konsisten dengan apa yang ditetapkan syariat Islam baik itu dengan menjalankan perintah atau mengambil rukhsah (keringanan) syariat Islam. Dengan keyakinan bahwa menjalankan rukhsah yang diberikan syariat adalah lebih baik dibanding menjalankan hal yang sulit namun justru menyelisihi syariat Islam.
5. Hadis ini menjelaskan betapa besarnya keinginan dan semangat para sahabat untuk mengerjakan kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
6. Disyariatkannya sikap marah kepada perbuatan yang menyelisihi syariat Islam, bilamana perbuatan ini dilakukan oleh seorang yang paham terhadap agama Islam atau orang yang keliru dalam memahami syariat Islam agar ia segera sadar dengan kesalahannya.
7. Bolehnya menyebut kebaikan kita sebatas kebutuhan yang ada bila diyakini kita dapat terjaga dari sikap ujub dan sombong dengan kebaikan tersebut.
8. Rasulullah adalah manusia terbaik di sisi Allah secara mutlak, dan beliau pula adalah manusia yang paling mengerti tentang Allah ta’ala.
9. Hadis ini menjelaskan bahwa pengetahuan/al ma’rifah adalah merupakan amalan hati sedang hati adalah tempat iman seseorang bertengger. Dan sesungguhnya sebaik-baik pengetahuan adalah pengetahuan tentang Allah ta’ala.
***********
Penulis: Ustadz Rahmat Badani, Lc., MA
(Dosen STIBA Makassar, Alumni Islamic University of Madinah & Kontributor Mujahid Dakwah.Com)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)