بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Jika kita barbicara tentang CINTA, maka akan terbesit di benak kita perasaan yang berbunga – bunga, senang dan bahagia tentunya. Bukan begitu???
Nah, jawabannya sesuai dengan pribadi masing – masing yaa… tentang bagaimana tanggapannya dengan cinta.
Cinta, menurut sebagian pakar cinta, bahwa cinta itu adalah perasaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang lain. Cinta juga dapat diartikan sebagai fitrah dan nikmat dari Allah subhanahu wata’ala. Jadi, tidak salah jika seseorang memiliki rasa cinta terhadap seseorang pula. Tapi, jangan salah paham dulu! Cinta terhadap seseorang yang dimaksud disini adalah cinta terhadap lawan jenis. Nah, yang salah itu jika kita mencintai sesama jenis kita sendiri. Naudzubillah…
Cinta bukan hanya terhadap seseorang tetapi juga bisa kepada harta benda yang kita miliki. Cinta itu diibaratkan seperti jalangkung, dimana dia datang tak di undang dan pulang tak diantar. Perasaan itu terkadang timbul begitu saja tanpa disadari. Dan cinta itu juga tidak bisa ditebak karena biasanya perasaan benci yang menjadi cinta.
Serta, cinta itu terkadang membahagiakan, tapi terkadang juga membuat seseorang kecewa dan sedih. Kenapa??? cinta itu timbul dari lubuk hati yang paling dalam. Menurut sebagian orang, cinta itu dimulai dari mata turun ke hati. Kemudian timbul perasaan kasih dan sayang terhadap orang tersebut. Lalu, secara bersamaan muncul pula rasa ingin memiliki yang sangat besar terhadapnya. Benar! Itulah cinta
Sebenarnya rasa cinta yang berlebihan dan rasa ingin memiliki yang sangat besar itulah yang membuat seseorang terkadang kecewa dan bersedih. Karena, ketika orang yang dia sayangi, dia kasihi dan dia inginkan ternyata lebih mencintai yang lain dibandingkan dirinya. Nah, olehnya itu banyak yang beranggapan bahwa jika kita tidak siap untuk kecewa, maka jangan pernah jatuh cinta. Di era zaman sekarang ini banyak sekali yang salah mendefinisikan cinta. Salah satunya yaitu kebanyakan dari mereka menganggap bahwa jika seorang wanita dan laki – laki sama – sama jatuh cinta maka mereka terkadang mengapresiasikannya melalui pacaran dan menganggap bahwa itulah cinta yang hakiki atau sebenarnya. Padahal itu merupakan cinta yang semu dan sifatnya sementara.
Tapi, itulah istilah yang kerap ramai diperbincangkan di kalangan remaja sampai sekarang. Pacaran itu adalah hubungan antara wanita dan laki- laki yang dilandasi dengan rasa cinta. Dan istilah pacaran itu sangat tidak dianjurkan dalam agama dan diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Namun, kebanyakan dari remaja sekarang ini yang melakukan hubungan tersebut. Padahal, mereka telah mengetahui bahwa itu merupakan sesuatu yang dilarang dalam agama dan diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Itulah manusia, sebagian dari mereka terkadang selalu dan bahkan lebih senang melakukan apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala dari pada apa yang diperintahkan-Nya dan berbuat sesuatu tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari apa yang mereka perbuat sebelum bertindak. Pacaran memang menyenangkan bagi yang telah merasakannya. Bahkan, telah berkali – kali merasakan apa yang dinamakan pacaran. Ditambah lagi jika pacarannya dilandaskan dengan rasa cinta.
Namun, ketahuilah sahabatku fillah bahwa itu semua merupakan cinta yang semu. Memang cinta terhadap pacar biasanya tampak seperti cinta yang sesungguhnya (sebenarnya) padahal perasaan cinta tersebut bukan yang sesungguhnya (sebenarnya). Dan adapun sebagai contoh, misalnya dua insan yang saling mencintai kemudian berpacaran atau bahkan telah menikah sekalipun, kemudian sama – sama berjanji untuk sehidup semati. Nah, sampai pada akhirnya salah satu dari mereka meninggal dunia. Tentu yang satunya tidak akan ikut dikuburkan bersama pasangannya yang telah meninggal tersebut, meskipun keduanya telah berjanji satu sama lain. Kalaupun dia ikut meninggal dengan jalan pintas (bunuh diri) itu merupakan tindakan yang sangat bodoh dan di benci oleh Allah subhanahu wata’ala.
Jadi, dari contoh tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa cinta terhadap seseorang itu adalah cinta yang semu yang bisa lekang dan sirnah seiring dengan berjalannya waktu dan bukan cinta yang hakiki. Adapun yang dimaksud dengan Cinta yang Hakiki yaitu cinta yang sesungguhnya (sebenarnya) dan sifatnya kekal dan abadi selamanya. Nah, berikut beberapa persemian cinta yang kita jumpai dalam hidup kita:
1. Cinta kepada Allah subhanahu wata’ala.
Cinta yang hakiki yang paling tinggi tingkatannya ialah cinta seorang hamba terhadap rabb-Nya. Cinta kepada Allah subhanahu wata’ala itu dibuktikan dengan ketaatan yaitu melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Jangan malah sebaliknya kemudian lebih mencintai ciptaannya dari pada penciptanya. cintailah Allah maka engkau pula akan dicintai dan selalulah mengingat Allah dimanapun engkau berada. Sebagaimana firman-Nya didalam Al-Qur’an.
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.“(QS. Al-Baqarah: 152).
Ketahuilah sahabatku fillah, jika kita mencintai Allah diatas segala – galanya dan dibuktikan dengan ketaatan maka kita akan memperoleh ridho dari Allah subhanahu wata’ala. Yakin dan percayalah…
2. Cinta kepada Rasuullah
Ketika kita mengaku cinta kepada Rasulullah maka itu dibuktikan dengan mengamalkan sunnah atau hadistnya dan menjadikannya sebagai tauladan dalam perjalanan hidup kita sehari-hari. Pembuktian sebuah ungkapan cinta adalah dengan melaksanakannya dalam setiap elemen dan sendi kehidupan kita. Ketika hari ini begitu banyak yang mengaku cinta kepada Nabi, akan tetapi mereka enggan bershalawat kepadanya, menjalankan sunnahnya dan menjadikannya sebagai suri teladan dalam hidupnya.
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)…
***********
Bulukumba, 4 Maret 2019
Nantikan Selanjutnya: Kemilau Cinta Menuju Cinta Yang Hakiki (Bag. 2)
Penulis:
✍ Maulidiana Subhan
(Penulis, Aktivis Dakwah, Mahasiswi STKIP Muhammadiyah Bulukumba)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)