بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, BEKASI – Akademisi, intelektual dan praktisi zakat, Dr Ilham Kadir memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Ar-Rahman Jonggol Bekasi. Ada pun tema yang disampaikan adalah “Zakat dalam Pembiayaan Pendidikan Kader Ulama”. Acara berlangsung pada jam 10.30 hingga masuk waktu Zuhur, Rabu (20/3/2019).
Hadir dalam acara kuliah umum ini adalah para mahasiswa dan segenap civitas akademika STIQ Ar-Rahman Jonggol.
Dalam sambutannya, Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi menyampaikan bahwa tujuan diadakannya studium generale atau kuliah umum dengan mengangkat tema zakat sebab persoalan zakat menjadi bagian penting dalam agama kita.
“Zakat adalah rukun Islam yang terus aktual dibahas. Jika berbicara masalah ekonomi Islam maka tidak bisa dilepaskan dengan zakat. Kerena itulah kita undang dan hadirkan salah seorang pakar dan praktisi zakat yang cukup dikenal dalam skala nasional,” terang Ustad Renaldi di depan para mahasiswa dan mahasiswinya.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu jalan untuk membuka wawasan para mahasiswa dan dosen adalah membiasakan diri mengadakan atau menghadiri pertemuan ilmiah seperti ini untuk membahas isu-isu strategis.
“Dan berbicara masalah zakat, sudah pasti bermanfaat sebab potensi zakat kita begitu besar tetapi realisasinya masih rendah. Kita semua harus berperan aktif dalam mendorong masyarakat luas untuk menunaikan zakatnya bagi yang sudah masuk kategori wajib zakat, sambil mengingatkan bahwa para penuntut ilmu adalah salah satu bagian yang berhak mendapat dana zakat,” tutupnya.
Dari pemateri, Dr Ilham Kadir memberikan gambaran terkait potensi zakat saat ini di Indonesia. Menurutnya, kajian terbaru potensi zakat kita bukan lagi 217 triliun pertahun, tetapi sudah mencapai sekitar 400 triliun pertahun. Tetapi realisasinya masih sangat rendah, tahun lalu baru sekitar 8 triliun.
“Padahal untuk cukai rokok saja bisa mencapai angka 150 triliun, itu artinya ada yang harus dibenahi. Sebab gap antara potensi dan realitas sungguh jauh.” Terang penulis buku “Membangun Enrekang Bersama
baznas” ini.
Kita harus yakin bahwa sesungguhnya zakat bisa menjadi solusi dalam mengatasi kemiskinan dan problem sosial lainnya di Indonesia jika terkumpul dan dikelola dengan baik.
“Termasuk dalam hal ini, jika zakat dapat terkumpul maksimal maka dapat digunakan dalam pembiayaan pendidikan kader ulama. Tugas kita adalah harus paham betul filosofi zakat lalu disampaikan pada umat,” terang pria asal Bone ini. [*]