بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
Disaat CINTA telah merajai hati, maka syetan pun akan semakin merayu-rayu dan menyesatkan kita ke jalan yang salah dan tentunya ke jalan yang tak di ridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala. Dalam waktu yang bersamaan, syetan itu pun akan mulai membisikkan berbagai macam godaan.
Misalnya, “ayolah …. pacaran saja, supaya dia bisa jadi milikmu dan supaya dia juga tidak didekati oleh perempuan atau laki-laki di sekitarnya! “, atau “sudah … terima saja, jangan ditolak! “, atau bahkan “ teman kamu aja pacaran!, masa kamu gak mau seperti temanmu?”.
Dan masih banyak lagi tipu daya syetan untuk menyesatkan anak cucu adam dan hawa di dunia, agar ada yang menemani mereka kelak di dalam siksa api Neraka yang amat pedih.
Maka dari itu, janganlah sekali-kali kita mengikuti langkah-langkah syaitan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah subhanahuwa ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih ( dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu ) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (QS. An-Nur : 21)
Ketahuilah Sahabatku Fillah…
Syaitan tidak akan berhenti menggoda dan menyesatkan kita dengan berbagai macam cara agar kita mau melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Salah satunya ialah berpacaran. Hal ini merupakan peluang terbesar bagi para syaitan dalam menjerat kita lalu mendekatkan kita pada perbuatan maksiat termasuk perbuatan zina. Sehingga kita jauh dari agama Allah subhanahu wa ta’ala, karena itu adalah perbuatan yang diharamkan-Nya. Seperti firman-Nya dalam Al-Qur’an.
“Janganlah engkau mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji. Dan merupakan jalan yang buruk,” (QS. Al – Isra’ : 32
Mendekati zina saja sudah dilarang oleh Allah, lantas bagaimana jika benar-benar melakukannya?
Naudzubillah ……
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin…
Namun, banyak oknum yang beranggapan bahwa “ bukannya perasaan cinta itu hal biasa karena itu fitrah dari Allah?”
Yaah… betul !!!
Perasaan cinta itu merupakan fitrah dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk setiap hamba-Nya. Tapi tidak sedikit dari hamba-Nya yang salah dalam mengaplikasikannya, contohnya berpacaran dan sebagainya.
Inilah salah satu dari sekian banyak kelalaian kita terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Bukannya kita taat, tunduk, patuh dan bahkan lebih mencintai-Nya, melainkan sebagian dari kita lebih taat, tunduk, patuh dan lebih mencintai ciptaan-Nya. Terlebih lagi masih ada segelintir orang yang lebih senang melaksanakan sesuatu yang dilarang oleh Allah dan menjauhi segala apa yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada mereka.
Naudzubillah…
Sahabatku fillah…
Pantaskah kita mengharapkan rahmat, nikmat, ridho dan cinta serta kasih sayang kepada Allah, sedangkan kita saja tidak demikian terhadap-Nya. RENUNGKANLAH…..
Nah, disinilah jadi jalan keluar atau solusi dan merupakan langkah yang alternatif dalam mengantisipasi terjadinya pergaulan dan hubungan sosial terhadap lawan jenis.
Sebelum kita membahas lebih jauh, kita perlu mengetahui apa arti dari TA’ARUF itu sendiri.
Kata Ta’aruf adalah kata yang tak asing lagi di telinga. Ta’aruf menurut Islam adalah proses perkenalan atau saling mengenal satu sama lain yang dilakukan dengan berlandaskan niat yang tulus karena Allah dan serius dengan cara yang baik dan sesuai syari’at. Namun sebaliknya, jika Ta’aruf dilakukan dengan niat yang tidak semestinya maka tidak diperbolehkan. Karena tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Agama Islam.
Sebab itu, dalam berta’aruf kita perlu waspada dan hati-hati. Hal ini dimaksudkan karena di era zaman sekarang ini banyak lelaki yang suka modus dengan menggunakan kata Ta’aruf sebagai alasan. Padahal niatnya tidak serius, melainkan hanya sekedar main-main saja.
Nah, sahabatku fillah…
Agar kita terhindar dari modus seperti itu, ada beberapa syarat-syarat Ta’aruf syar’i yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
A. Melibatkan perantara atau pihak ketiga
Dalam berta’aruf kita perlu melibatkan perantara. Bisa ustadz atau ustadzah, saudara atau kakak, teman yang sudah menikah, bahkan orang tua langsung juga bisa. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul fitnah diantara keduanya. Dan juga karena kalau proses Ta’arufnya dilakukan berdua saja, apa bedanya dengan pacaran?.
B. Mengenalkan data diri
Dalam hal ini, kita dianjurkan untuk mengenalkan data diri melalui biodata dan foto. Jadi, proses Ta’aruf itu tidak sama dengan proses wawancara yang harus tatap muka. Tapi, cukup tulis data diri lalu saling menukar biodata melalui perantara tadi. Namun, jika ingin melihat si dia, kita bisa melihatnya dari kejauhan. Karena kalau langsung bertatap muka ditakutkan akan timbul yang namanya zina. Ketahuilah… zina itu banyak macamnya, baik itu zina mata dan sebagainya. Jadi kalau bisa dihindari, hindarilah yang demikian itu.
C. Jangka waktu yang singkat
Di dalam proses Ta’aruf kita tidak boleh menggunakan waktu yang terlalu lama untuk melaksanakannya. Semuanya harus dilakukan dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin. Memang di dalam berta’aruf ada beberapa rentang waktu yang telah ditentukan. Namun yang jelas Ta’aruf tidak boleh berlama – lama. Disaat keduanya telah bertukar informasi mengenai data diri masing – masing, maka segera putuskan melalui istikharah untuk meminta petunjuk dan minta pendapat dari pihak keluarga.
Ta’aruf itu sifatnya baru pengenalan, balum ada ikatan apapun. Jadi, kalau kedua belah pihak merasa cocok ya silahkan dilanjutkan, tapi, kalau kurang cocok atau tidak cocok sama sekali bisa dipertimbangkan terlebih dahulu atau bisa mundur.
Intinya, jika pria tersebut benar – benar serius maka dia akan segera datang untuk menemui rang tua atau walimu untuk menghibahmu. Percayalah…
Namun jika sebaliknya, bukannya sang pria tersebut serius melainkan banyak alasan maka hampir bisa dipastikan bahwa dia hanya sekedar main – main atau bahkan lebih buruknya lagi dia hanya ingin memuaskan hawa nafsunya saja ukhty. Olehnya itu, jangan sampai kita jadi korban dari salah satu pria yang seperti itu…
***********
Bersambung…
Penulis:
✍ Maulidiana Subhan
(Mahasiswi STKIP Muhammadiyah Bulukumba)
Demikian Semoga Bermamfaat…
@Wallahu ‘alam bishowab…
Artikel : www.mujahiddakwah.com (Menebar Dakwah dengan Al-Qur’an dan Sunnah)