بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم
MUJAHID DAKWAH.COM, BANTEN — Dewan Pimpinan Wilayah Wahdah Islamiyah Banten menggelar tabligh akbar bertema “Meraih Kemenangan dari Keterpurukan” bersama Ust. Muhammad Zaitun Rasmin (10/2). Bertempat di Muslim Center At Taubah, Serang, Banten.
Ustadz Zaitun menjelaskan bahwa karakteristik umat Islam, adalah umat yang diwajibkan untuk berjuang jika menginginkan datangnya pertolongan dari Allah. Bahkan pertolongan itu kadang datang saat ujian berada pada puncaknya.
“Di Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, semua membuktikan hal tersebut. Bahkan terkadang pertolongan itu datang pada detik-detik terakhir saat kita terdesak,” tutur beliau.
“Contoh lain adalah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallahu anhu berada di Gua Tsaur dan hampir tertangkap oleh musyrikin Quraisy. Saat itulah terucap perkataan beliau yang Allah abadikan dalam Al Qur’an. Laa tahzan (jangan bersedih) karena Allah bersama kita.Allah pun menyelamatkan mereka,” lanjut beliau.
Wasekjen MUI yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah ini menjekaskan, terkadang pertolongan Allah akan datang pada saat kaum muslimin seakan-akan mengalami kekalahan. Contohnya adalah Perjanjian Hudaibiyyah yang merupakan awal kemenangan Fathu Makkah.
Dalam peristiwa itu, kaum muslimin dipaksa menyepakati klausul-klausul perjanjian yang tidak adil. Namun umat Islam tetap berkomitmen memegang kuat hasil perjanjian tersebut yang justru menjadi blunder bagi musyrikin Quraisy.
Salah satu pelajaran penting di sela-sela peristiwa Hudaibiyyah adalah Baiatur Ridwan. Yaitu pada saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil komitmen para shahabat untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Ini karena tersiar kabar dibunuhnya Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.
“Umat Islam memang umat yang cinta damai. Tapi bukan umat yang bisa dilecehkan. Bukan umat yang tidak punya solidaritas,” tegas beliau. [Ibw]