MUJAHID DAKWAH.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Rabu (6/2/2019), merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia per tahun 2018 hanya mencapai 5,17%.
Padahal di Pilpres 2014 Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan membuat ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7%. Namun, seperti dilansir sejumlah media hari ini, Rabu (6/2) hingga jelang akhir jabatannya pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pernah sampai ke angka yang dijanjikan.
Janji tersebut merupakan salah satu dari 9 program nyata Jokowi. Selain itu, dalam janjinya jika pertumbuhan ekonomi berhasil menyentuh 7%, Jokowi ingin memberikan uang Rp 1 juta/bulan untuk keluarga miskin.
“Meningkatkan anggaran penanggulangan kemiskinan termasuk memberikan subsidi Rp 1 juta setiap bulannya untuk keluarga prasejahtera sepanjang pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 persen,” demikian janji Jokowi saat Pemilu 2014.
Kenyataannya hingga kini janji angka di atas 7% itu hanya tinggal mimpi. Pertumbuhan ekonomi masih di bawah 6%. Pertumbuhan ekonomi pada empat tahun terakhir memang masih belum pernah mencapai 7%. Jangankan 7 persen, 6% saja belum pernah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17%. Angka pertumbuhan ekonomi meleset dari target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABNP) 2018 sebesar 5,4%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan memang target pertumbuhan yang tinggi biasanya masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) yang dibuat untuk lima tahun.
“Saya melihat kalau RPJMN itu dibuat untuk lima tahun ke depan. Tapi kan banyak sekali hal yang tidak terduga, misalnya kita kan tidak terpikir kalau The Fed akan naikkan bunga dan ada perang dagang antara AS dan Cina,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/) sebagaimana dikutip detik.
Dalam empat tahun Jokowi menjabat sebagai presiden, berikut data pertumbuhan ekonomi yang dicapai:
2015: 4,88%
2016: 5,03%
2017: 5,07%
2018: 5,17%
Sumber: Detik